Bismillah
SUAMI DARI ALAM LAIN
#part_85
#by: R.D.Lestari.
Ckittt!
Sempat ia mendengar decit suara motor amat dekat di telinganya. Namun, tubuhnya sudah terlalu lemah dan ...
Byuurrr!
Gadis itu jatuh ke gulungan air yang sedari tadi bersiap menelannya. Ia merasa napasnya tercekat dan amat sulit untuk menghirup udara. Sesak. Tubuh nya dingin.
Byurrr!
Slapss!
Dalam ketidak berdayaannya, samar ia melihat sosok lelaki yang mendekat padanya di antara gelombang air y
BismillahSUAMI DARI ALAM LAIN#Part_86# by: R.D.Lestari.Aku memilih membenamkan wajah pada bantal kesayanganku. Baju yang basah sudah berganti dengan pakaian tidur. Aku lebih memilih berbaring dan memeluk guling beserta selimut untuk menghangatkan tubuhku yang sedari tadi bagai es karena kedinginan.Di saat sedih dan sepi seperti ini, aku terbiasa menelpon Rena atau Indri, kedua sahabat sedari masa SMA, tapi itu tak mungkin kulakukan saat ini. Indri-- , akh, sudah teramat lama tak mendengar kabar sahabat karibku itu, semenjak telpon terakhir ia mengabari jika akan pulang kembali ke Uwentira dan meninggalkan Perusahaan kepada pamannya.Dan, Rena? tak mungkin aku menelponnya. Aku masih sangat sakit hati padanya. Bukankah ia tau jika aku mencintai Pak Gio? bisa-bisanya Rena berusaha mencuri perhatiannya dan ya-- Gio menolakku pasti karena Rena. Itu pasti!Teman itu cuma sebagai alasan! menyebalkan!Dadaku kembali di cekam rasa
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_87#by: R.D.Lestari."Sri, em, kau masih marah denganku?"Aku menatap Rena, sahabatku yang saat ini berdiri tepat di sampingku. Seketika hatiku ras terbakar ketika melihatnya. Seumur berteman akrab dengannya, aku tak pernah semarah ini padanya.Hmm, tahan-- tahan, aku tak mungkin menampakkan rasa kesalku padanya. Ini bukan sepenuhnya salah Rena."Marah? aku tak pernah marah padamu, Ren," sahutku. Setengah kupaksa bibirku untuk mengulas senyum semanis mungkin."Sri, aku tau perasaanmu, aku tak mungkin ...,""Ah, sudahlah, Ren. Mungkin aku yang tak tau diri,""Maksudmu, Sri,""Yah, Pak Dosen hanya menganggap diriku teman. Tak lebih. Jadi, dia bebas untuk dekat dengan siapa pun termasuk dirimu, Ren," mati
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_88#by: R.D.Lestari.Tap!Pintu yang hendak ku buka di dorong paksa dengan Pak Gio. Aku tertegun. Tubuh kekarnya berada di belakangku. Bisa kurasakan hangatnya tubuh bagian belakangku karena tubuh kami hampir saja menempel.Settt!Pak Gio menarik tubuhku hingga kini posisiku berhadapan dengannya. Tubuhnya yang lebih tinggi dariku membuat mataku kini tertuju pada dada bidangnya yang sangat memukau, aku ...Bught!Aku tersentak saat kepalan tinju Pak Dosen nyaris menghantam kepalaku, aku tak berkutik tapi ia sengaja memukul pintu tepat di sampingku.Dadaku bergemuruh, jantungku bekerja lebih memompa darah hingga membuat kepalaku sedikit pusing.Dadaku naik turun, nafasku rasa tercekat saat tangan kekarnya menyentuh daguku dan mengangkatnya hingga wajahku terpaksa menatap wajahnya yang kini teramat dekat dengan jarak yang hanya sekilan.
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_89#by: R.D.Lestari. Akh, apalagi ini? Rena dan Pak Dosen sedang bermesraan tepat di hadapanku. Aku menggeser tubuhku ke arah tembok gerbang kampus, menyembunyikan tubuh dan mengintip kemesraan mereka di sela-sela lubang tembok. Rena..., bisa-bisanya ia menikam diriku. Padahal berulang kali ia menjelaskan tak ada apa-apa antara dirinya dan juga Pak Dosen. Apa yang di ucap Pak Gio tadi? kebijakan tak mengijinkannya berpacaran dengan seorang murid! dan pada kenyataannya kini ia sedang bersama Rena, di tempat umum pula.Yang lebih mencengangkan, ia berani mengecup kening Rena tanpa terselip rasa malu di dirinya. Benar-benar tak bisa di pegang omongannya!Dadaku bergemuruh kencang. Jantungku seo
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_90# by: R.D.Lestari.POV Pak Dosen, Gio.Sejak hari itu, saat gadis berlesung pipit itu masuk ke dalam kantor dan bertanya tentang hal yang sulit aku jelaskan, aku semakin sulit untuk jauh darinya. Bagaimana tidak, ia bertanya tentang hal yang mustahil padaku. Tentang sebuah romansa percintaan antara diriku dan murid di kampusku.Aku bisa dengan mudah membaca semua isi pikiran gadis yang jika melihatku pipinya pasti memerah seperti tomat. Ya, karena aku adalah keturunan orang bunian dari Uwentira. Bisa di bilang darahku mengalir darah jin dan manusia, hingga tak dipungkiri aku punya kelebihan dan kekuatan yang tak dimiliki manusia biasa. Dia amat menggemaskan meski penampilannya jauh dari kata 'modis', seperti wanita yang jadi tipeku,
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_91#by: R.D.Lestari. Sri berusaha tenang, walau ia tahu saat ini Pak Dosen selalu mencuri pandang padanya. Ia menahan debar dalam dadanya dengan berpura-pura mengutak-atik benda pipih yang sejak tadi berada di genggamannya. Terkadang ia memainkan rambutnya, hingga terkesan seksi dan membuat Pak Dosen bergidik. Sri menggodanya, ya , Sri sedang berusaha menggodanya. Hingga berulang kali Pak Dosen menelan ludah. Ia tak pernah menyadari Sri bisa semempesona ini. Ckitttt! Mobil menepi dan berhenti di sebuah lahan parkir yang cukup luas. Sebuah restoran besar terpampang di depan mata. Tubuh Sri bergidik. Ia tak menyangka Pak Dosen akan membawanya ke tempat semewah ini.
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_92#by: R.D. lestari. Aku terkesiap menerima kenyataan manis di hadapanku. Kenyataan yang mungkin jadi langkah awal untuk hubunganku bersama Pak Gio, dosen tampanku. Namun, aku segera sadar akan hal mustahil yang tak akan mungkin pernah terjadi itu. Biarpun aku menggodanya setengah mampus, ia pasti akan tetap pada pendiriannya. Aku adalah muridnya dan pantang baginya memacari seorang murid karena itu membuat kariernya hancur. Berulang kali ia ucapkan itu untuk mempertegas bahwa diantara kami tak akan pernah ada cinta, dan beruntung kesadaran itu datang sebelum akhirnya aku mencintainya lebih dalam. Aku menatap Rena penuh rasa bersalah. Ya, selama ini pikiranku kotor padanya. Prasangka buruk yang akhir nya menghancurkan persahabatan kami yang s
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_93#by: R.D.Lestari.POV SRI"Kau sedang patah hati, Sri?" tanya nya padaku. "Ya, aku baru saja patah hati," sahutku jujur. "Patah hati untuk kedua kali," lanjutku. "Kedua kali? pertama kali dengan siapa?" Hans menatapku tajam seolah ingin tau lebih dalam. "Kau, Hans," dadaku bergemuruh, tak dapat kupungkiri sangat susah bagiku jujur padanya. "Aku?" Tiba-tiba keheningan menerkam kami berdua. Terjebak dalam rasa dan kenangan. Aku dan dia, Hans Aditya. "Ah, sudahlah. Jangan di bahas. Itu cerita lama," aku mengali