Share

Bab 98. Sebuah Jawaban

Jenni berdecak kesal, kemudian menyemprotkan parfum di beberapa titik tertentu. Sebuah parfum yang merupakan hadiah dari seseorang, tepatnya sang rekan kerja idaman.

Melangkah panjang, kini wanita mungil dengan tinggi badan 153 cm itu berdiri di depan pintu kamar adiknya. Dia mengetuk pintu bernuansa cokelat itu tiga kali.

"Kenapa, Kak?" tanya Ulfa datar setelah daun pintu setengah terbuka. Jelas sekali dia baru bangun dengan kedua mata menyerupai roti bakpau.

"Gimana jawaban kamu? Kalau misalkan iya, jumat besok Dokter Adi bisa langsung berangkat ke sini."

Ulfa melirik jam yang menempel di lengan kirinya. Masih pukul tujuh delapan pagi, tetapi Jenni sudah menanyakan perihal lamaran lagi.

"Libur? Tumben belum berangkat."

"Masuk siang. Udah, deh, jangan coba mengalihkan pembicaraan. Sekarang jawab, kamu mau menerima lamaran dari Dokter Adi, kan?"

Ulfa membuka pintu kamarnya lebar, melangkah malas sambil menggulung rambutnya menuju dapur. Dia menuangkan segelas air putih, untuk kemudian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status