“No-Noah ....” Sun tak lagi sanggup berkata-kata. Situasi ini sudah jauh dari kendalinya. Melihat Noah berdiri di hadapannya dengan bau anyir yang kental menempel pada tubuhnya, Sun rasanya seperti tak sanggup mau membayangkan seperti apa masa depan yang akan datang setelah ini.
Noah hanya menatap Sun dengan mata sayunya. Wajahnya pucat dan sukar dipungkiri lagi kalau selanjutnya yang terjadi adalah ia ambruk bersimpuh dengan satu kakinya.
“NOAH!” S
Noah tertegun, matanya membulat seperti orang terkejut. Connor melihatnya, juga Sun. Tapi mereka memiliki respons yang berbeda. Jika Sun terlihat kebingungan, maka Connor tersenyum lebih lebar. Dia pun melanjutkan kata-kata provokatifnya. “Kau dan aku sangat tahu kalau tidak ada satu pun pelayan yang aku bolehkan untuk melayani kalian, dan ketika hari ibumu mati, rumah sangat baik-baik saja. Tapi kau berkata, ada orang yang datang dan menghabisi ibumu dalam sekali tebasan. Noah, apa kau mengenal orang itu?”“Berhenti di sana ... kau tidak perlu tahu tentang ibuku,” balas Noah, dengan tatapan mata yang seperti orang linglung tak tahu mau menjawab apa.“Rekaman kamera pengawas sangat baik-baik saja, dan aneh sekali jika pembunuhnya meninggalkan pisau yang dia pakai di tempat kejadian padahal jejaknya saja tidak ada sama sekali. Noah ... pembunuh yang kau katakan itu nyata atau hanya khayalanmu semata?” Noah hanya diam, bibirnya rapat t
Noah masih mengingat dengan jelas, di antara orang-orang berpakaian medis yang tak ia kenal sama sekali, ia melihat sosok yang samar-samar berlari mendekatinya.Pandangannya masih terasa buram dan kepalanya juga seperti amat berat untuk diangkat. Noah tahu, ini pasti pengaruh dari obat bius yang masih mengontrolnya. Rasanya seperti kedua mata itu ingin ia tutup saja, kendati masalah telah usai dan dia berhasil melumpuhkan orang-orang yang berencana untuk mencuri jantungnya. Tapi tetap saja, dia masih merasa sangat mengantuk.Namun, sensasinya berbeda ketika orang itu berhasil masuk ke ruangannya dan menggenggam tangannya.“Noah!” Noah memaksakan diri untuk membuka mata, dan perlahan wujud dari seseorang yang ia kenal menjadi tampak jelas di matanya. “Kau bisa berjalan? Kau tidak boleh tertidur lagi!” ujarnya, dengan suara lantang dan berani, berbeda sekali dengan pemandangan yang dulu sering Noah lihat sampai ia muka setengah mati.
“Itu tontonan yang cukup menyenangkan.” Wanita itu mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, merenggangkan otot-otot tubuh yang jadi kaku karena terlalu lama duduk. Ia menoleh ke tempat di sampingnya, tempat di mana ia temukan dengan terkejut lelakinya yang sedang meneteskan air mata. “Astaga, Eliot!”Joana langsung merangkul bahu lebar sang kekasih dengan wajah cemas dan terkejut. “Kenapa kau menangis?” Joana bertanya.
Sun perlahan membuka pintu ruangan dengan bau medis yang sangat menyengat itu. Ia sekilas melirik ke dalam, dan kini dapat melihat dengan sempurna sosok yang terduduk di ranjang berselimut tebalnya sembari melirik ke luar jendela besar berlapis kaca.Tampak seperti sedang tenggelam dalam pikirannya, dia tampak tenang dan tak peduli pada sekitar. Bahkan ketika Sun menarik kursi dan mengambil tempat nyaman untuk duduk di dekatnya, Noah tetap bergeming pasif. Sun melirik lelakinya dengan tatapan ragu, seperti mau atau tidak memulai percakapan.
Noah membeku, menatap mata wanita yang berdiri beberapa langkah di depannya itu tanpa ekspresi dan kata-kata. Wanita itu adalah Christine Grayson, istri dari Connor Grayson dan ibu dari Jack Grayson.Tak lama berselang, Christine menangis meraung seperti melihat anaknya yang sudah mati, bangkit dari kuburannya sendiri. Zoe yang untungnya datang bersama Christine bisa bergerak cepat untuk menahan tubuh wanita itu yang tiba-tiba jatuh lemas sembari masih menangis kencang.
Hari ketiga setelah Noah terbangun, hari kedelapan ia berada di rumah sakit sekaligus hari di mana ia akan pulang ke kediamannya.Itu bukan hal yang disarankan dokter, tapi Noah ngotot ingin keluar dari rumah sakit dengan alasan dia sudah memiliki dokter pribadi. Ya ... itu bukan hal yang salah, dia memang memiliki Lovana yang tentunya sudah berpengalaman mengobati dirinya, jadi Sun tidak akan memaksa Noah untuk menetap di rumah sakit lebih lama. Lagipula hasil pemeriksaan terakhir, tubuh Noah sudah jauh lebih baik. Pemeriksaan medislah yang membuat Sun menyetujui keinginan
Pertemuan yang tak terduga dan sedikit itu membuat Sun sedikit mengalami kebingungan. Karina sama sekali tak mengabari kalau dia akan datang dengan tiba-tiba ke tempat Sun berada.Karena hal itu juga, Sun tak bisa menyiapkan sambutan yang lebih baik lagi daripada menjamu sang ibu di salah satu restoran yang dekat dengan apartemen Noah. Sun meninggalkan semua belanjaannya dan membawa sang ibu ke tempat ini. Kendati demikian, yang keduanya lakukan hanyalah bungkam.
Noah mengalihkan atensinya ketika ia mendengar suara pintu ruangannya terbuka. Dia menoleh ke sumber suara, mendapati kedatangan Sun bersama senyum cerahnya. Sesaat setelah gadis itu menutup pintu, dia memasang raut cemberut sebab melihat lelakinya yang masih menyandang status seorang pasien itu sudah berdiri dengan tegap di depan kaca yang besar, memandang hamparan kota dari dalam ruangan rawatnya yang mewah.