Share

Bab 61

Segera aku menghapus jejak air mata yang menetes di pipi. Oma pun sudah berada disampingku tanpa tau kapan dia datang. Mengusap lembut lenganku lalu menjatuhkan bobot tubuhnya dikursi paling dekat denganku. Kehangatan tangannya dalam mendekapku membuatku jauh lebih baik.

"Gak usah nangis. Adikmu itu sudah besar, dia bukan anak kecil lagi yang bisa kamu atur. Biarkan dia pilih jalan hidupnya sendiri, kalau kamu merasa bersalah atau merasa terbebani. Biar Oma yang bantu dia buat kuliah. Gimana? Kamu mau nggak?" ucapan Oma baru saja menyadarkanku. Betapa baiknya keluarga ini termasuk Oma. Tak sepantasnya aku mengeluh atas perhatiannya yang sedikit berlebih.

Ya Allah, aku malu dengan diriku. Aku terlalu mengkhawatirkan yang tidak-tidak kapada mereka. Tapi justru mereka begitu baik kepadaku, Astagfirullahaladzim.

"Selebihnya kamu gak berantem kan, Ziz. Sama Adit, adiknya Mbakyu mu Bela ini? Jangan-jangan rebutan cewek lagi?" Oma benar-benar langsung to the point.

"Kagak Oma, kami baik-bai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status