Share

Tiga Puluh Enam

Sesampai di rumah, sang ibu masih saja mengomel. Damar tidak bisa lama-lama karena Erika sudah menunggunya.

"Pokonya Ibu nggak bisa terima, Mar. Masa numpang hidup sama kamu?" Lagi, sang ibu kembali bersuara.

Asih yang mendengarnya ikut merasa pusing juga. Ia ikut menenangkan sang ibu, tetapi tetap saja dibuat kesal juga.

"Bu, biarkan rumah tangga Mas Damar berjalan sesuai keinginan dia. Bukan keinginan Ibu," ujar Asih.

"Asih, kamu tahu apa? Ibu hanya menyelamatkan dia dari pengeluaran yang lebih banyak. Kamu pikir, nggak doubel pengeluaran kalau begitu?" 

"Oh, seperti kita dulu, saat Mas Damar membiayai kita. Aku dan Ibu saat masih bersama Mba Ayu? Sama, kan? Ada bedanya nggak? Apa sebelum Mba Ayu nggak keberatan?" 

"Diam kamu Asih!" 

"Bu, sudah cukup. Aku akan tetap membiayai ibu walau ada ibunya Erika. Lagi pula, kan kami makan bersama. Jadi, apa yang aku makan, dia juga makan. Sama saja,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status