Dengan semangat Heru mempersiapkan diri untuk menemui Nirmala, Heru tak lupa pada Kania ia membeli beberapa boneka kesukaannya.Tujuan Heru adalah mencari Sarah, pikirannya tak bisa lepas dari wanita itu. Rasa kemanusiaan Heru yang membuatnya memikirkan Sarah terus, ia merasa berdosa sudah meninggalkannya begitu saja dalam kondisi tak sadarkan diri.Langkah kaki Heru terhenti melihat penghuni rumah itu bukan lagi Nirmala. Segera ia melakukan panggilan pada Nirmala untuk memastikam keberadaan dirinya.[Aku di rumah ibu]Tanpa membalas pesan dari Nirmala, Heru segera menuju rumah ibu di tengah perjalanan ia melihat seseorang yang ia kenal."Sarah" lirih Heru."Mas Heru." tutur Sarah.Heru tersenyum bahagia pada Sarah tapi tidak dengan Sarah, ia justru segera masuk k
Aku kira kamu datang karena rindu padaku atau Kania nyatanya bukan aku yang kamu rindukan. Aku sudah muak dengan kamu mas, tadinya aku berpikir untuk menerima kamu kembali tapi ternyata untuk apa aku memungut sampah yang sudah terbuang tanpa sengaja. Pergi dari rumah dan jangan berharap bisa bertemu Kania lagi." tegas Nirmala berlalu dari hadapan Heru yang masih terpaku dengan kemarahan Nirmala.Nirmala tak terlihat lagi dari pandangan Heru, tak lama Ibu Nirmala datang menghampiri Heru yang masih terdiam."Nak Heru."Heru terkesiap mendengar ibu mertuanya datang, ia membetulkan duduknya, bangkit dan menyalami ibu mertuanya, lalu duduk kembali setelah ibu mertuanya duduk."Apa kabar nak Heru?""Baik bu.""Syukurlah, bagaimana rasanya hidup sendiri? Jauh dari anak dan istri? Terutama jauh dari istri
Keesokan harinya Heru didampingi kedua orang tuanya mendatangi rumah ibu Nirmala, mereka hendak mengajak Nirmala berdiskusi agar keputusannya untuk bercerai bisa dihapuskan dan memberikan kesempatan kedua bagi anaknya.Suasana masih hening, Nirmala duduk diapit ibu dan Kak Nilam, seberang ada Heru dengan kedua orang tuanya."Nirmala bisa kah kamu pikirkan kembali keputusanmu dan memberikan kesempatan pada Heru." pintu Mama Ratih.Nirmala menghela nafasnya, ia berusaha untuk tegar menghadapi ini semua."Bu Ratih, Nirmala sudah berusaha memberikan kesempatan itu pada Nak Heru namun sayang hal itu tak digunakan dengan baik oleh nak Heru. Coba ibu bayangkan jika ibu sedang mengharapkan Pak Sudibyo pulang dan ketika pulang pak Sudibyo malah menyebut nama perempuan lain, apa yang ibu rasakan?"Mama Ratih terdiam, ia tak bisa b
Keputusan Nirmala sudah tak bisa ditawar lagi, kali ini dia benar-benar telah mantap berpisah dari Heru, lelaki itu memang sudah tak bisa dipegang omongannya dan selalu merasa benar tanpa sedikit pun merasa menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan dan apa yang sudah ia terima.Kedatangan Heru kembali membawa harapan untuk Nirmala akan memperbaiki ikatan pernikahannya namun kadas kembali karena nyatanya Heru masih saja mengingat perempuan itu, ia sama sekali belum berubah maka hilang sudah keinginan untuk memperbaiki semuamya karena Nirmala merasa percuma.Heru dan keluarganya pamit dengan membawa rasa kecewa atas penolakan berdamainya dari Nirmala. Mama Ratih adalah orang yang paling bersedih, selama ini dia berusaha untuk tidak membuat mereka berpisah nyatanya gagal, kecewa ternyata pada akhirnya usahanya akan sia-sia."Lagian mama gak habis pikir ngapain sih kamu masih mikir
Mama Ratih berhasil menemukan Nirmala, segera ia menghampiri Nirmala yang terduduk lemas di taman rumah sakit."Nirmala, kamu di sini."Mama Ratih datang dengan tergopoh-gopoh, nafas nya tak beraturan, Nirmala sama sekali tak ingin tersenyum kali ini entahlah Nirmala merasa kecewa dengan mertuanya itu."Nirmala, maaf kan mama."Nirmala masih tak bergeming, pandangannya nanar ke depan, tatapan matanya kosong, ia tak memperdulikan kehadiran mertuanya. Hatinya sudah semakin terluka, pertama kalinya Nirmala mengacuhkan mertuanya itu."Nirmala maaf mama, nak. Mama mengerti jika kamu marah sama mama, tapi mama pun sungguh sangat kecewa dan marah terhadap sikap Heru tadi."Suara parau Mama Ratih, membuat Nirmala menghela nafas. Nirmala tahu, Mama Ratih pun pasti kecewa tapi rasa kecewanya tak sebanding de
Heru tak akan memaafkan mama jika terjadi sesuatu pada Sarah." ucap Heru terbata.Mama Ratih terdiam, ia terduduk mematung. Mama Ratih menghela nafasnya, ia bangkit dari duduknya mencoba tenang dan menghampiri anaknya."Jika terjadi apa-apa dengan Sarah kamu tak akan memaafkan mama, iya?" tanya Mama Ratih menekan Heru."Iya, mama sudah keterlaluan. Sarah mencari Heru, dia bersusah payah untuk itu setelah ke sini mama malah menyerangnya, tidak bisa kah mama tenang dan bertanya dengan baik maksudnya apa?" tutur Heru.Mama mendelik ke arah Heru dan menyunggingkan bibirnya, anak dan ibu itu tengah bersitegang."Mama gak pernah peduli apa maksud dia, sekalipun dia berniat baik bagi mama dia tetap salah, paham kamu?""Ma, jangan egois. Aku...""Egois? Mama kamu bilang egois? Heru,
Akhirnya pengadilan mengabulkan permintaan gugatan cerai Nirmala terhadap Heru, tak ada alasan apapun yang memberatkan Nirmala agar tak dikabulkan permohonannya itu. Dari semua bukti yang ada dan beberapa saksi yang dihadirkan akhirnya membuatkan pak jaksa mengabulkan permintaan Nirmala.Kini Nirmala sudah terbebas dari Heru, dia akan menata hidupnya dengan baik tanpa kehadiran lelaki itu. Hanya kurang dari lima tahun perjalanan rumah tangganya berakhir, kapal telah karam karena nahkoda berpindah kapal, Nirmala tak sanggup jika harus berjalan tertatih mengendarai kapal sementara majloda pun sudah tak mau mengendarai kapalnya lagi."Selamat, permohonanmu dikabulkan. Meski kita sudah bukan suami istri tapi kita tetap orang tua untuk Kania."Heru menerima semua keputusan itu dengan baik, ia menghampiri perempuan yang telah resmi jadi mantan istrinya."Tidak perlu khawatir Kan
“Kamu yakin bisa membuat Nirmala kembali lagi sama kamu? Kok mama ragu,” ucap Mama Ratih.“Yakin ma, percaya sama Heru. Nirmala itu cinta banget sama Heru, dia pasti bisa melihat perjuangan Heru buat kembali lagi sama dia.”“Ya kalau mama sih seneng kamu bisa kembali lagi sama Nirmala.”“Doakan Heru selalu, Heru akan kembali bawa Nirmala di tengah-tengah keluarga kita.”Heru terlihat begitu yakin jika dirinya bisa membuat Nirmala kembali padanya, Heru pamit pada mamanya. Hari ini dia nampak bahagia, dia akan menghabiskan hati ini bersama Nirmala dan Kania, putri kesayangannya.Rasa tak sabar memenuhi ruang hati Heru, dia melajukan kendaraan dikecapatan normal kadang kecepatan tinggi jika jalanan sepi. Tak lupa ia mampir ke toko manan untuk membeli beberapa mainan untuk Kania, hati Heru berbunga-bunga ia nampak sangat bahagia. Perceraiannya kemarin seakan tak ia hiraukan.