Share

Patah Hati

"Astagfirullah!" Aku berlari menghampiri Rizky, meraih dalam gendongan sambil membaca surah-surah pendek. Setelah tidak menangis, aku menyusuinya dan kembali tertidur. Namun kali ini aku tidak berani meninggalkannya apalagi azan Magrib telah berkumandang. Sepanjang malam aku terjaga, khawatir terjadi sesuatu hal tidak diinginkan.

Pagi harinya, setelah memandikan Rizky, aku berniat mencari sarapan sambil melihat-lihat keadaan sekitar tempat tinggalku yang baru agar bisa lebih mudah bersosialisasi sekaligus mencari pelanggan jasa jahitan.

"Teteh, orang baru, ya?" tanya seorang wanita memakai daster kuning saat aku mengantre nasi uduk di warung dekat rumah.

"Iya, Mbak," jawabku sambil tersenyum. Wanita itu menjulurkan tangannya sambil berkata, "Panggil saja Dewi, Teh. Sepertinya usianya di atas saya."

"Oh, iya maaf."

"Enggak apa-apa, Teh. Omong-omong rumah saya, pas di depan rumah Teteh. Kalau ada perlu datang saja ke rumah, ya. Pemilik kontraka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status