Nata cukup lama menunggu di taman istana sampai akhirnya Elis datang menemuinya. Tepat setelah dia datang Nata langsung memeriksa kondisi Elis, tapi tidak ada yang aneh dengan aliran mana di dalam tubuhnya. Semuanya terlihat normal, hanya saja entah mengapa pikiran mereka saling terhubung satu sama lain.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Elis.
“Kemungkinan besar ini adalah salah satu efek samping sihir terlarang soul shifters yang kita gunakan,” jawab Nata di dalam hatinya.
“Begitu ya,” batin Elis.
“Ya, itu adalah hal yang paling masuk akal. Pada akhirnya sihir terlarang itu memang sebagai penghubung, andaikan aku tiada maka semua ingatan, pengetahuan dan kekuatanku akan langsung berpindah kepadamu,” timpal Nata yang kembali berbicara dalam hatinya.
Setelah tahu apa yang terjadi dan tidak ada hal buruk menimpa Elis akhirnya merek
“Aku… Aku tidak ingin konsetrasi pikiranku terganggu. Aku tidak akan bisa bertarung dengan tenang jika kamu juga bertarung di medan perang, pikiran kita saat ini saling terhubung satu sama lain. Karena itu aku harap kamu memakluminya, aku juga akan memberitahukan hal ini kepada yang lainnya,” jawab Nata.“Awalnya aku berpikir mungkin tidak akan ada masalah jika kamu turun ke medan perang, tapi setelah aku pikir-pikir kembali. Aku tidak akan bisa tenang saat mendengarmu dalam kesulitan ataupun bahaya,” sambung Nata dengan lirih.“Baiklah, aku akan diam di tenda saja dan berdoa untukmu,” tukas Elis dengan pelan, entah mengapa dia sedikit terkejut mendengar ucapan Nata seperti itu. Hatinya juga ikut berdebar-debar tidak karuan.“Terima kasih banyak, aku benar-benar bersyukur bertemu denganmu di era ini,” kata Nata sambil tersenyum.“Ya, aku ju
Hanya selang beberapa saat setelah Elena lenyap kini dari kejauhan Nata sudah bisa merasakan pancaran mana yang amat dahsyat. Dua orang penyihir terlihat melayang di kejauhan, tak lain itu adalah Putra dan Laksmi. Nata menutup matanya dan menghela nafas dalam, perlahan kedua matanya dibuka kembali lalu merentangkan kedua tangannya ke samping.“Putra! Laksmi! Maafkan aku! Hari ini aku tidak akan membiarkan kalian berdua melewatiku sejengkalpun! Karena itu, tunjukan tekad kalian berdua kepadaku! Aku yakin kalian tidak akan diam begitu saja dalam kendali musuh!” teriak Nata dengan sangat kencang.Saat itu juga langit mendadak mendung, tanah langsung berguncang hebat hingga beberapa bangunan di sekitar Kota Buana langsung runtuh. Riuh angin yang menderu langsung terdengar bergemuruh hebat, suara guntur di langit terdengar menggelegar secara beruntun. Putra dan Laksmi tidak diam saja, mereka langsung merentangkan kedua tangan mereka b
Ledakan sangat hebat terdengar menggelegar, semua orang di wilayah Kerajaan Thymus langsung menutup mata saking kuatnya ledakan yang terdengar. Banyak orang yang sedang bertarung di medan perang yang belum sempat menutup telinganya bahkan langsung jatuh tidak sadarkan diri dengan darah keluar dari telinganya.Asap hitam yang besar terlihat mengepul setinggi langit dari titik benturan sihir tingkat legenda, angin yang bertiup dari titik benturan terdengar bergemuruh mengerikan. Peperangan di Kota Raksa yang sudah hancur berantakan langsung terhenti, semua orang langsung menunduk di tanah karena terpaan angin yang dahsyat bahkan bisa menerbangkan seorang pria dewasa.Tenda-tenda di dekat medan perang banyak yang terbang tertiup angin. Tapi pihak Kerajaan Irish dan Wisteria sudah mempersiapkan segalanya sesuai perintah Nata karena itu dampak yang mereka rasakan tidak separah pihak lawan. Asap yang membumbung tinggi perlahan lenyap, kini Kota Bu
Putra melayangkan tendangan kaki kirinya namun ditahan oleh lengan kiri Nata yang membalas dengan menusukan pedang anginnya ke depan. Namun Putra berhasil menangkisnya dengan bilah pedang api di tangannya. Laksmi kali ini mengangkat kedua tangannya ke langit, saat itu juga rintik hujan langsung turun. Tapi Nata tahu bahwa itu bukan hujan biasa melainkan sebuah sihir tingkat tinggi mengerikan milik Laksmi.Dengan cepat Nata langsung menyatukan telapak tangannya. Tapi Putra tidak tinggal diam, dia langsung melesat dan melayangkan tendangannya, Nata berhasil menahannya tapi tubuhnya tetap terhempas karena terbawa oleh kekuatan tendangan Putra. Hujan langsung turun tapi tidak ada satu tetespun yang mengenai Putra.Sementara Nata dengan lihai menggunakan pedang angin di tengannya untuk menangkis setiap tetes hujan yang turun. Hal mengerikant terjadi saat rintik hujan itu mengenai cekungan tanah di bawah mereka. Satu tetes hujan saja bisa menyebab
Burung raksasa itu kembali mengepakkan sayapnya tapi kini keempat sayapnya bergerak bersamaan, riuh angin yang bergemuruh langsung membentuk pusaran angin yang berputar dahsyat. Kini puluhan pusaran angin puting beliung langsung muncul di ketiga kota yang sudah rata dengan tanah.‘Wwwwrrrrrrr’Suara angin menderu terdengar begitu mengerikan, dari medan perang di Kota Raksa saja sudah bisa dilihat dengan jelas puluhan pusaran angin yang berputar menjulang ke langit. Tapi Laksmi juga langsung menggerakan jari tangannya, saat itu juga hiu raksasa langsung mengibaskan ketiga ekornya. Titik-titik air langsung tercipta di tiga kota tersebut, titik-titik itu langsung berputar membentuk puluhan pusaran air yang besar.Puluhan pusaran angin dan air itu langsung berbenturan menghantam satu sama lain, tapi Putra mulai menggerakan tangan kanannya. Saat itu juga badak raksasa yang terbentuk dari kobaran api putih langsung
Laksmi kembali menyerang dengan tendangan kaki kanannya tapi Nata kembali menahan tendangan Laksmi dengan betis kaki kirinya, kepala Nata juga langsung menjepit tangan kiri Putra yang tadi meninju angin di sebelah leher bagian kanannya. Namun tangan kiri Putra langsung diselimuti kobaran api hingga raut wajah Nata tampak kesakitan karena leher dan pipinya yang digunakan untuk menjepit tangan Putra serasa terbakar.Namun tubuh Nata langsung diselimuti oleh gradasi cahaya warna kuning hingga luka bakar di tubuhnya kembali pulih. Putra langsung menghantamkan lutut kaki kirinya mengincar perut Nata namun ditahan oleh kaki kanan Nata, Laksmi memutar tubuhnya seraya melayangkan kaki kirinya mengincar leher bagian belakang Nata.Tapi dengan cepat Nata menggerakan tangan kirinya ke belakang untuk menahan tendangan Laksmi. Tangan kanan Putra kembali bergerak mengayunkan pedang api miliknya namun kembali berhasil ditangkis oleh pedang angin yang ada d
Saat itu juga tanah di tiga kota kembali berguncang hebat, awan-awan gelap di langit Kerajaan Thymus mendadak bergerak cepat ke arah langit Kota Buana seakan tersedot. Dengan tiba-tiba angin yang bertiup di seluruh penjuru Kerajaan Thymus mendadak berbalik arah ke Kota Buana, suara angin yang bergemuruh membuat semua orang di Kerajaan Thymus menggigil ketakutan. Semua orang di medan perang bahkan tanpa sadar menjatuhkan senjata yang mereka pegang.Gelombang angin nan dahsyat kini mengepung tiga kota tempat pertarungan para legenda dari berbagai penjuru mata angin. Tapi Putra dan Laksmi tidak tinggal diam, tiba-tiba saja di sekeliling tiga kota tersebut tercipta dinding air yang tinggi menjulang ke langit. Sementara itu dari langit sendiri muncul kobaran api yang melesat ke bawah.Nata langsung menyatukan telapak tangannya, darah mulai mengalir dari tepi bibirnya pertanda dia mengerahkan kekuatannya dengan maksimal. Tiba-tiba saja tanah tiga
Nata terpental ke belakang, namun dia berhasil mengendalikan tubuhnya kembali. Di kejauhan tampak Putra dan Laksmi juga masih melayang di udara, Nata sadar dia tidak tidak akan bisa menang jika pertarungan berlangsung lebih lama lagi, dia harus bisa menghemat mana miliknya sebisa mungkin. Nata saat itu juga langsung menghela nafas dalam, dia akan mempertaruhkan segalanya dalam rencana terakhirnya kini.Setelah cukup tenang dia langsung menggunakan sihir tercepatnya untuk melesat menuju Putra, hanya sekejap mata tubuhnya sudah berada di depan Putra seraya langsung menebaskan pedang angin di tangan kanannya tapi dengan cepat Putra menangkis pedang Nata dengan pedang api di tangan kanannya.Laksmi sendiri berusaha membantu Putra dengan menciptakan puluhan bola air kecil, tapi Nata tidak memberikan kesempatan. Dia langsung memerintahkan sihir King of Wind miliknya untuk menyerang Laksmi, burung raksasa yang terbang di langit langsung membuka ket