Beberapa menteri terkulai lemas di tempat duduk mereka. Hal ini menimbulkan kepanikan semua orang hingga satu persatu dari mereka juga mengalami hal yang sama.
“Ada racun di araknya!” teriak salah satu pejabat istana menduga hal yang dialaminya.
Hal yang sama juga terjadi pada Zhang Yuan dan Chao Yun. Aula perjamuan yang tadinya dipenuhi dengan sukacita kini telah berganti dengan ketegangan. Ada banyak orang-orang penting di dalam sana yang nyawa mereka terancam.
Sementara semua orang sedang bergumul dengan efek racun yang mulai menggerogoti tubuh mereka, Dong Shuo justru terdiam santai sambil menikmati tegukan secangkir arak yang baru dia tuangkan.
“Penasihat Dong, ada apa ini?!” sosor Qin Huang berdiri dari singgasananya dengan wajah panik.
Perkataan Qin Huang sama sekali tidak dipedulikan Dong Shuo, dia meleta
Bukan hanya itu saja, Dong Shuo bahkan menceritakan kalau Yuri sudah lama menjadi bawahannya, jadi semua hal tentang rencana Zhang Yuan telah dia ketahui. “Jangan khawatir, aku masih menyisakan penawar racun jika kau menandatangani dokumen ini. Bukankah aku sangat baik?” “Dasar kau Tua Bangka! Selama aku masih bernapas, jangan harap kau bisa selamat!” umpat Zhang Yuan menahan kekesalan yang ada dalam dirinya. Zhang Yuan masih tetap mengeraskan hatinya untuk menolak ajakan Dong Shuo. Namun begitu menoleh ke samping dan melihat Chao Yun yang menderita karena efek racun mulai menyebar, Zhang Yuan mulai ragu. “Begini saja, jika kau menandatanganinya, maka aku akan memberikan obat penawar juga pada gurumu, bagaimana?” “Zhang Yuan, jangan!” Chao Yun menggelengkan kepalanya dengan yakin kalau dia telah memilih jalan kematian sendiri secar
Seluruh prajurit milik Dong Shuo segera bergerak menangkap semua orang yang menentangnya terutama Zhang Yuan dan Chao Yun. Terjadi pertarungan antara kedua pasukan yang berselisih, dan tentu saja yang sedikit akan kalah dari yang banyak. Situasi sejak awal telah dikuasai Dong Shuo, meski ada pasukan bantuan dari Zhang Yuan tetap tak bisa membalikan keadaan. “Berhentilah melawan, panglima Zhang. Aku sudah berbesar hati membiarkanmu hidup untuk melihat kejayaanku--” “Aku sarankan untuk menghabisiku sekarang, Dong Shuo. Kau akan menyesal melewatkan kesempatan ini, karena selama aku masih bernapas ... kau tak akan bisa mencapai keinginanmu!” “Pengawal! Awasi dengan ketat panglima Zhang dan jenderal Chao. Aku ada urusan penting yang ingin dibicarakan dengan kaisar!” Dong Shuo membalikan badannya, menghadap Qin Huang yang sudah terkepung dengan banyaknya prajurit. BRUUGH!...
“Ini tidak mungkin! Bagaimana kau bisa tahu kalau mereka hanya pengecoh untukmu?” lagi Dong Shuo bertanya bingung. Adanya seleksi ujian kekaisaran membuka peluang besar bagi Dong Shuo untuk memasukan pasukan rahasianya, tapi karena merasa Zhang Yuan akan mengawasi setiap pergerakannya jadi dia sengaja memilih sepuluh orang yang berasal dari keluarga berpengaruh untuk mengelabui Zhang Yuan. Sedangkan tujuan utamanya adalah semua peserta yang tidak lulus ujian telah masuk ke dalam ibukota. Banyaknya jumlah mereka memang tidak sebanding dengan prajurit kerajaan yang dimiliki, tapi setidaknya bisa membantu dia menangani satu hal. Sebenarnya Zhang Yuan hampir terkecoh dengan daftar seluruh peserta, tapi saat memperhatikan lebih jauh lagi tentang identitas dan kemampuan mereka, ternyata Dong Shuo melakukan trik yang sama untuk mengelabui. Zhang Yuan menjawab pertanyaan Dong Shuo, d
Zhang Yuan berdecak kagum, “kesetiaan Tuan Yongsheng memang tiada duanya.” “Itu karena dia tahu arak yang diminumnya tidak beracun,” balas Chao Yun menyepelekan kekaguman Zhang Yuan terhadap Yongsheng. Namun begitu mendengar perkataan Zhang Yuan, dia malah terbungkam tak berkutik. Zhang Yuan yang merasa bersalah mendekati Yongsheng dan berjongkok di hadapannya. Dia masih bingung harus memulai dari mana untuk menjelaskan. “Apa kau juga sengaja mengujiku, panglima Zhang? Kenapa tak kau biarkan aku mengalami hal yang sama dengan mereka?” Pertanyaan ini semakin membuat Zhang Yuan canggung sebab dia sama sekali tidak memberitahukan pada Yongsheng kalau arak yang diminumnya tidak beracun, “maaf tutor agung, hal ini mendesak jadi tak sempat memberitahukannya padamu. Lagipula, kesetiaanmu terhadap kerajaan dan kaisar sudah terli
“Oh, Tuan Xu Xiao? Kau juga ingin menghadiri perjamuan? Sayang sekali perjamuannya telah selesai, kau melewatkan pertunjukan besar.” “Berhenti omong kosong! Pengawal! Tangkap dia!” pinta Xu Xiao dengan suara lantang. Alasan dia melakukan hal ini karena seorang pengawal memberitahukan pasukan Zhang Yuan dan Chao Yun menangkap semua menteri dan pejabat yang hadir serta seluruh prajurit yang ada saat itu. Jadi saat melihat Zhang Yuan keluar dari istana kaisar, dia berpikir telah terjadi sesuatu hal yang besar di istana. “Tunggu!” sela Zhang Yuan dengan nada tegas dan wajah datar hingga membuat pengawal Xu Xiao menghentikan pergerakan mereka. Zhang Yuan mengeluarkan token pemberian kaisar dari saku lengannya dan sengaja hanya memperlihatkan sekilas pada Xu Xiao saja. Melihat hal itu, Xu Xiao terpaku sejenak lalu memerintahkan semu
Keesokan harinya Qin Huang menitahkan semua menteri dan pejabat yang dipenjarakan untuk ikut menghadiri rapat keputusan atas kejadian besar yang terjadi di perjamuan, termasuk Dong Shuo juga. Satu persatu menteri dan pejabat istana yang menandatangani dokumen penggulingan kaisar memasuki aula istana dan berbaris sesuai dengan pangkat dan jabatan. Kaisar Qin Huang juga telah duduk disinggasana dan menunggu tokoh utama penyebab kekacauan besar dalam kerajaannya. “Hadirkan pemberontak Dong Shuo!” ucap Qin Huang dengan suara lantang dan tegas. Di luar pintu aula istana, Dong Shuo yang berdiri di samping Zhang Yuan dengan tangan yang terbelenggu menyunggingkan senyuman kecil ke arah Zhang Yuan. “Pemberontak Dong, silakan!” Zhang Yuan membalas sunggingan senyum Dong Shuo lalu menarik lengannya untuk masuk ke dalam aula istana.&nbs
Semua orang terkejut mendengar laporan dari sang prajurit. Bahkan menyangkal tak masuk akal karena jika memang ada penyerangan, tak mungkin musuh bisa sampai ke ibukota tanpa adanya peringatan dari pengawal yang bertugas di beberapa pos wilayah. Terlebih tidak ada kabar juga dari para jenderal di benteng perbatasan. Namun begitu mendengar pasukan dari mana yang datang menyerang, mereka terbungkam. “Pasukan Wei katamu?!” Qin Huang semakin melotot kaku. Tubuhnya yang secara tiba-tiba berdiri karena terkejut kini perlahan melemas dan terduduk lagi di singgasana. Alasan kematian dari seorang prajurit pengirim pesan rahasia ternyata karena ingin menyampaikan berita penting ini. Zhang Yuan juga terbungkam menahan kegeraman, tapi sebenarnya dia sedang memikirkan sesuatu. Sekarang dia baru mengerti alasan Dong Shuo sengaja memancingnya dengan pergerakan di dalam kerajaan, ternyata hanya untuk pengalih saja ag
Di sisa waktu yang sangat sempit, ketiga pasang mata terfokus pada alat peraga pasir di atas meja yang menunjukan situasi arena perang saat ini. Sekitar lima puluh ribu prajurit kerajaan Wei berbaris tak jauh dari pintu gerbang. Sedangkan prajurit Song yang dulunya ada sekitar seratus ribu kini tersisa empat puluh ribu, karena sebagian telah dipenjarakan. Prajurit yang tersisa juga terbagi dalam pasukan pemanah, kavaleri, dan infanteri. Jika dilihat dari jumlah, jelas sekali kalau mereka kalah banyak. Namun bagi Zhang Yuan belum tentu yang sedikit akan kalah dari yang banyak. Dia punya cara tersendiri untuk membalikkan keadaan. “Liu Bai, pertahankan gerbang kota. Aku dan jenderal Chao Yun akan maju ke medan perang!” “Tuan, apa harus aku? Bukankah masih ada beberapa komandan pasukan?” Liu Bai menolak secara halus. Tujuannya hanya satu, yaitu tak ingin membiarkan Zhang Yuan maju ke medan per