Maaf yah up bab-nya lelet. saya masih banyak pekerjaan dan tanggung jawab di dunia nyata. Semoga 1 eps ini bisa menghibur dan melepaskan kerinduan para pembaca. Harap kalian semua sehat dan lancar rejekinya, aaaamiiiiin.
Kedua bola mata Zhang Yuan terpaku mendengar peringatan yang menembus langsung dari telinga sampai memukul kuat jantungnya. Ditambah lagi tatapan memelas Yuwan yang diselimuti ketakutan menyadarkannya bahwa Yinping benar-benar dalam bahaya, tapi sayang ada batasan yang harus dipatuhi. “Kalau begitu aku serahkan masalah ini pada jenderal Ye! Sebaiknya segera bertindak sebelum terjadi sesuatu terhadap selir kesayangan kaisar!” “Panglima Zhang, kau harus menyelamatkannya—” “Nona Yuwan, jangan mempersulit panglima Zhang dan jangan meremehkan pasukanku,” sela Ye Jiu tegas. Dia segera melanjutkan dengan beberapa pertanyaan tentang keberadaan terakhir selir Yinping serta utusan dari kerajaan Xue dan semua pengawal. Utusan dari kerajaan Xue berhasil lolos dari penyerangan pasukan misterius, tapi selir Yinping dan dia malah terpisah dari pasukan pengawal hingga akhirnya Yinping memerintahkan Yuwan untuk melaporkan penyerangan misterius ke benteng
Kali ini Zhang Yuan telah melawan batasannya sendiri demi menepati perjanjian dengan Yinping. Dengan menyelamatkan Yinping, janjinya telah terpenuhi. Sedangkan untuk hukuman atas pelanggaran titah kaisar secara sengaja akan ditanggung sendiri tanpa melibatkan pasukan. Dengan kecepatan dan kemampuan Zhang Yuan memahami jalur perjalanan yang akan dilewati, dia akhirnya bisa menyusul pasukan bala bantuan yang dipimpin dua komandan. Namun di depannya hanya tumpukan tubuh tak bernyawa terlentang kaku di atas tanah yang bernoda darah. Dua pasukan yang dikirim oleh jenderal Ye telah dibantai sebelum tiba di lokasi terakhir Yinping berada. “To-tolong!” Mendengar samar suara di antara sekian banyak mayat prajurit, mata Zhang Yuan melirik cepat, mencari prajurit mana yang masih hidup. Begitu melihat sebuah tangan terangkat, dia menghampiri salah satu prajurit yang saat itu telah sekarat. “Apa yang terjadi? Siapa yang menyerang kali
“Bagaimana kau bisa ada di sini? Apa yang kau berikan padaku?” tanya Zhang Yuan penuh keheranan begitu mengenali wanita yang ada di depannya bukanlah Yinping melainkan wanita misterius yang menghilang di dalam penjara rahasia.“Aku pikir kau pintar, tapi ternyata kau begitu bodoh dan mudah terperdaya oleh wanita! Sia-sia saja aku memberikan petunjuk padamu!”Melihat tindakan sang wanita yang hendak menyerang, Zhang Yuan menegakkan tubuh dan menghindari serangan pertama. Namun hindaran itu tidak berakhir begitu saja sebab serangan lanjutan datang lagi dengan begitu cepat. Tak menyangka wanita yang terlihat lemah lembut memiliki kemampuan bertarung.Kali ini Zhang Yuan tidak mengalah lagi, dia membalas serangan hingga berhasil memukul perut wanita misterius. Namun begitu hendak mengalahkan dengan satu pukulan, rasa tak tega muncul dalam hati saat melihat ekspresi tak berdaya yang memandangnya sayu.Uluran tangan Zhang Yuan yang hendak memberikan bantuan diabaikan. Sang wanita ju
Mendengar pernyataan itu, Zhang Yuan tertawa kecil. Bukannya dia tak tahu akan terjadi hal seperti ini, tapi memang sengaja membawa dirinya masuk ke dalam jebakan hanya untuk mencari tahu siapa dan bagaimana rencana musuh.“Sepertinya kau belum mengenaliku, kasim Ma. Racun biasa seperti ini tidak akan bisa membunuhku! Kau simpan saja penawar racunnya untukmu!” ucap Zhang Yuan memundurkan langkah, mengambil aba-aba untuk bersiap menyerang, “siapa pun yang mencoba menyerang, tidak akan aku ampuni!”Keteguhan Zhang Yuan membuat Ma Jun kesal. Semua prajurit kembali bersiap untuk menyerang dan segera melakukannya saat melihat instruksi dari Ma Jun.Dalam kondisi tubuh yang telah terpengaruh oleh racun, Zhang Yuan membalas serangan dari prajurit. Menjatuhkan mereka satu persatu meski dirinya juga telah mendapatkan beberapa sayatan di bagian tubuh.SLING!....Darah segar memancar. Satu prajurit tergeletak di atas tanah dengan bekas sayatan di leher. Suasana menjadi tegang. Ekspresi
Teriakan yang terdengar membuat Zhang Yuan harus melanjutkan pelariannya yang entah kapan akan berakhir. Dari belakang, pasukan berkuda meringkik keras hingga membuat pengejaran itu terhenti. Namun para prajurit yang telah tergiur dengan iming-imingan Ma Jun tak berhenti mengejar. Mereka turun dari kuda lalu mengikuti Zhang Yuan masuk ke dalam area hutan yang memiliki pepohon besar sama persis. Langkah Zhang Yuan melambat. Diperhatikan lagi sekelilingnya. Ada kabut aneh terlihat bersamaan dengan bunyi lonceng yang entah berasal dari mana. Aura yang ada di dalam hutan tidak seperti biasa. “Berhentilah melarikan diri, panglima Zhang! Kau tidak akan bisa melawan kami semua, jadi lebih baik jangan sia-siakan tenagamu dan menyerahlah!” Para prajurit yang mengejar telah menghunuskan pedang dan bersiap menyerang. Zhang Yuan berbalik lalu berucap, “kalau begitu tunggu apalagi?” Dieratkannya cengkeraman jemari di gagang pedang. Secara bersamaan para prajurit menyerang Zhang Yua
Dua bulan berlalu akhirnya kabar tentang Zhang Yuan diterima Qin Huang melalui prajurit rahasia yang diutus untuk mencari keberadaan. Bersamaan dengan hal itu rumor tentang lelaki yang ditemukan membusuk di tepi perairan meresahkan warga di desa yang tak jauh wilayah benteng perbatasan Utara. Qin Huang secara diam-diam keluar dari istananya dengan membawa prajurit seratus untuk mengawal keamanannya. Bahkan dia secara khusus mengundang Yinping untuk menemani perjalanan itu dengan beralasan hanya sekedar jalan-jalan. “Apa yang kau rencanakan, Qin Huang? Sangat aneh kau mengajakku keluar secara rahasia, bahkan membawa prajurit seratus untuk mengawal,” tanya Yinping menatap datar. “Kau akan mengetahuinya sebentar lagi.” “Cih! Kau berharap rumor yang tersebar itu adalah benar. Kau pikir Zhang Yuan bisa semudah itu meninggal?” ketus Yinping tersenyum remeh. “Aku juga berpikir sama, tapi yang namanya kematian tidak akan bisa dihindari. Memangnya kau berpikir panglima Zhang me
Di daerah hutan terlarang, terlihat seorang lelaki muda tergesa-gesa menemui lelaki tua yang duduk bersemedi di atas sebuah batu besar. Merasa terganggu dengan kedatangan lelaki muda sang lelaki tua menghela napas panjang sembari kedua tangannya bergerak naik turun di depan dada ke bagian depan perut. Begitu mendengarkan perkataan lelaki muda ekspresi kesal berubah, petua itu segera melompat dan terbang dengan cepat. Di sisi lain, tubuh seorang lelaki yang terlentang di atas tempat tidur perlahan menggerakkan jemari tangannya. Kegelapan berganti menjadi terang begitu kedua mata dibuka. “Jangan bangun dulu!” Suara seseorang menghentikan tindakan yang hendak dilakukan. Saat ini Zhang Yuan dalam kondisi lemah dengan suasana dan situasi yang sepertinya terulang kembali. “Sepertinya kau memang berjodoh di tempat ini. Tak menyangka racun mematikan tidak membunuhmu!” Mendengar perkataan itu, Zhang Yuan yang masih kebingu
“A’hu! Hentikan!” Hewan berbulu putih yang tadinya melompat untuk menerkam Zhang Yuan segera mendaratkan kakinya. Mata Zhang Yuan masih terpaku melihat hewan bertubuh besar yang hampir sama dengan tinggi badannya berada tepat di depan. Bahkan masih terdengar erangan kesal tertahan menampakkan taring tajam yang terpaksa harus ditahan. “A-anak baik, patuhi tuanmu, yah,” ucap Zhang Yuan mengangkat pelan tangannya dan meraih kepala hewan berbulu. Namun sebelum tangannya menyentuh kepala, hewan itu segera berpaling lalu berjalan ke arah Ji Kun. “Tidak apa-apa, dia adalah tamu kita. Kau tidak keberatan, ‘kan, jika membagi makan siangmu dengannya?” !!! “Ugh! Ueek!” Perut Zhang Yuan terasa mual mendengarkan perkataan Ji Kun. Tak menyangka daging selezat itu adalah makanan bagi hewan peliharaan. “Jadi daging yang kumakan tadi….” Pertanyaan Zhang Yuan mendapatkan respon anggukkan kepala dari Ji Kun. Mengingat cerita Ji Kun tenta