“Baik!” Qin Huang berdiri. Salah satu sudut bibirnya terangkat memandangi Yinping, “lakukan saja sesuai keinginanmu. Paling tidak kerajaanku dan kerajaan Huan hanya bisa berkabung sebab selir kekaisaran Yinping meninggal karena sakit parah.”Tak peduli belati di leher Yinping telah menekan kulit halus itu, Qin Huang membungkuk, mendekati Yinping. Pikirnya tindakan itu hanya ancaman semata, tapi begitu melihat cairan merah mengalir pelan di leher, Qin Huang mulai ragu.“Ini adalah peringatan terakhir! Jika aku mati, maka kau sama sekali tidak akan pernah mendapatkan tujuan utamamu menikah denganku!”Mata Qin Huang memaku tajam. Di situasi seperti ini dia benar-benar tidak berdaya. Dari sorot mata Yinping yang begitu tegas, bahkan tangan yang memegang belati pun tak bergetar sama sekali, Qin Huang sadar kalau gadis di depannya tidak sedang mengancam.“Kau hanya jaminan perdamaian kerajaan, Yinping. Jika kau mati, aku tentu saja akan tetap memenangkan pertempuran dengan kerajaanmu!” Lagi
“Kalian melakukannya dengan baik,” ucap Zhang Yuan setelah selesai menatap kelima lelaki yang ada di hadapannya secara satu-persatu. Helaan napas panjang beriring ekspresi kelegaan di wajah menyatu dengan sorot mata penuh kebanggaan. Dia kembali berucap, “dengan begini aku bisa tenang.” Kalimat terakhir itu membuat kelima lelaki saling melempar pandang satu sama lain. Dari ekspresi mereka tersirat jelas kekhawatiran terhadap Zhang Yuan, seperti sedang membicarakan pesan-pesan terakhir yang sengaja disembunyikan. “Panglima Zhang, ke mana pun kau pergi, kami berlima akan selalu mengikutimu,” sosor Chen Changyi—komandan bertubuh paling kekar dan tinggi di antara mereka berlima. Keempat orang juga dengan antusiasnya mengangguk, menunjukkan keyakinan teguh mereka untuk Zhang Yuan. Suasana di saat ini membuat keraguan dan rasa tak tega Zhang Yuan muncul kembali. Namun jika harus membawa mereka berlima mengikuti keputusannya, ada ra
“Haiyaa….” Ma Jun mengambil cangkir dari tangan Zhang Yuan lalu meletakkan ke atas meja sambil berucap, “hal ini benar-benar tidak bisa ditunda, panglima Zhang. Yang mulia memanggilmu ke istana!” Melihat tindakan dan ekspresi Ma Jun, Zhang Yuan bisa mencium ada rencana licik yang tersembunyi. Senyum sandiwara Ma Jun, sorot mata itu mengungkapkan kebahagiaan atas penderitaan yang telah dinantinya.“Panglima Zhang, silakan,” ujar Ma Jun meluruskan tangannya ke arah pintu. Setelah sekian lama menunggu dan meminta untuk bertemu dengan Qin Huang, akhirnya Zhang Yuan memiliki kesempatan. Dalam perjalanan Zhang Yuan hanya terdiam sambil memikirkan perkataan Peng Boqin beberapa hari yang lalu kalau di istana beredar rumor tentang hubungan rahasia di antara Zhang Yuan dan Yinping. Mungkin ini alasan Qin Huang memanggilnya ke istana. “Salam yang mulia!” Begitu memasuki ruangan, Zhang Yuan segera memberi penghormatan. Dia bahkan tak ber
Dalam perjalanan pikiran Zhang Yuan tidak fokus sebab tujuannya kali ini bukanlah ke benteng perbatasan Utara melainkan Barat. Perbatasan yang memisahkan antara kerajaan Song dan kerajaan Xia yang telah lama ditaklukan oleh kaisar sebelumnya. Bukankah kerajaan Xia telah ditaklukan? Apa ada alasan lain di balik ini? Kenapa sikap kaisar Qin Huang begitu aneh? Terlarut dalam pemikirannya sendiri, Zhang Yuan bahkan mengabaikan pertanyaan seorang prajurit yang berada di sampingnya. “Panglima Zhang?!” Sontak Zhang Yuan menoleh ke samping, melihat prajurit yang sedang menunggu jawaban. Meski tadi sedang terlarut dalam pikiran sendiri, tapi telinganya mendengar apa yang ditanyakan prajurit itu. Pandangan Zhang Yuan beralih ke sekitar. Dilihatnya semua prajurit yang duduk bersandar, mencari posisi nyaman untuk beristirahat. Hal ini sangat wajar sebab sudah tiga hari mereka tidak beristirahat dengan baik, apalagi sebagian prajurit telah beru
Aaarrgghhh!!!!....“Tolong!”Grrrrr!....Grrrrrhh!!!Usaha beberapa prajurit yang mencoba melawan terkaman serigala pada akhirnya tidak berhasil, di antara mereka ada yang telah digigit. Bahkan pedang saja tak dapat menghentikan keganasan kawanan serigala. Begitu target berhasil diterkam, serigala lainnya segera berkumpul dan mengoyak tangan serta kaki bersama-sama.Melihat kepungan itu, mental semua prajurit melemah. Kaki dan tangan ikut bergemetar, bahkan hampir tak sanggup untuk berdiri. Tekad untuk membantu meluntur menyaksikan keganasan serigala. Keinginan untuk menolong diurungkan sebab serigala lainnya menggertak dengan tatapan dan taring tajam.Zhang Yuan juga tak lepas dari incaran serigala. Ketika selesai membunuh lawannya, sekarang datang lagi seekor yang terbesar di kawanan serigala. Kini kedua pasang mata menatap satu sama lain, bersiap memulai pertarungan. Hewan berkaki empat itu berlari kencang dan melompat ke arah Zhang Yuan. Mulut terbuka lebar, menunjukka
“Awalnya, aku tidak percaya ada anak muda yang memiliki keberanian sepertimu, tapi begitu menyaksikannya sendiri, aku baru mengerti kenapa kaisar Qin Huang begitu menyayangimu.” Pria yang berdiri di hadapan Zhang Yuan adalah jenderal Ye Jiu. Telah menjaga benteng perbatasan selama dua puluh tahun. Sambutan awal ini memberikan penilaian tersendiri bagi Zhang Yuan. “Jenderal Ye Jiu terlalu memuji. Tidak ada yang lebih berani sepertimu yang rela menghabiskan masa muda, meninggalkan keluarga untuk berbakti pada kaisar dan kerajaan,” balas Zhang Yuan tersenyum kecil.“Selama sepuluh tahun ini, ternyata masih ada orang yang mengingatku,” ucap Ye Jiu mengangguk haru, “Baik! Sangat baik!”Bisa dilihat ada kesedihan di mata Ye Jiu yang sengaja disembunyikan. Wajar saja. Bagaimana pun ada kerinduan besar untuk pulang ke kampung halaman dan bertemu dengan keluarga, tapi sayang, tanpa perintah panggilan dari kaisar seorang jenderal tidak diperbolehkan keluar dari benteng perbatasan. Ji
Zhang Yuan melepaskan cengkeramannya hingga prajurit terbatuk-batuk sambil mengatur pernapasan. Dengan wajah kesal, prajurit pergi dari hadapan Zhang Yuan. Malam hari itu, tak ada yang datang untuk bertugas. Entah si prajurit yang tak menyampaikannya atau memang mereka tak mau mematuhi perintah lisan yang diteruskan. Sepanjang malam Zhang Yuan sendirian di atas benteng. Rasa dingin tentu saja mendorongnya untuk meninggalkan pengawasan, tapi jika tak ada satu pun yang menjaga benteng maka akan sangat berbahaya, sebab musuh bisa saja memanfaatkan cuaca dan situasi. Setelah sejam berdiri seperti orang bodoh, akhirnya hujan deras mulai mereda dan berhenti, seolah tak mau membuat Zhang Yuan menderita terlalu lama. Suara langkah kaki yang tak beraturan mulai terdengar. Beberapa prajurit muncul dari belakang. Mata mereka memandang heran begitu melihat sosok Zhang Yuan yang berdiri tegak membelakangi. “Pa-panglima Zhang?” Dalam diam Zhang Yuan membalikkan badan da
Sebelum melanjutkan langkah lebih dekat lagi dengan wanita di depan sana, Zhang Yuan diam memperhatikan dari jauh, mencoba mengenali sosok yang tak asing baginya.“Jika kau masih berdiri di sana, sebentar lagi mereka akan kembali untuk mengambil kotak makanan ini!”!!!Apa maksudnya adalah aku?Bagaimana dia bisa tahu?Zhang Yuan segera memutar badannya, menyembunyikan diri begitu mendengar kalimat dari wanita yang dia perhatikan.Sorot mata sang wanita masih tertuju ke ujung lorong, berharap seseorang yang bersembunyi segera menunjukkan diri. “Pergilah, anggap kau tak pernah mengetahui keberadaanku,” ucap sang wanita menunduk pasrah, lalu melanjutkan kembali aktifitasnya, “lagipula, semua yang mencoba menyelamatkanku tidak akan lolos dari mereka.”Identitas wanita misterius itu menarik perhatian Zhang Yuan hingga akhirnya dia keluar dari persembunyian dan melangkahkan kaki mendekati penjara.Dari balik beberapa tiang penjara yang membatasi ruang sosok wanita terlihat jela