Dayu mengenggam tangan Indira dengan erat. Dayu kehilangan kata-kata dan tidak bisa memberikan penghiburan yang tepat. Dirinya juga tidak pernah menyangka, pernikahan yang baru berjalan sepuluh bulan tersebut harus dirundung keretakan.
“Mertua dan Abby, telepon kamu udah puluhan kali. Mereka pasti khawatir dengan kondisi kamu, Ndi,” ucap Dayu pelan. Indira menyusut hidungnya dan menggelengkan kepala.
“Aku mau tenangin pikiran dulu, Yu. Aku nggak bisa ketemu dengan siapa pun yang berhubungan dengan Alden,” jawab Indira dengan suara serak.
Dayu mengelus tangan Indira dan memahami pilihannya.
“Istirahat dan ambil waktu sebanyak mungkin buat nenangin diri. Aku yang akan jawab telpon mereka,” timpal Dayu. Indira mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
Begitu Dayu pergi, Indira memandang langit-langit kamar yang pernah ia tempati dulu. Lila tidak mengubah sedikit pun semua yang ada di kamar ini. Beberapa potong bajuny
Tantri mengangkat kepalanya dengan hati-hati dan mulai melihat sekeliling kamarnya. Dirinya masih ada di rumah sakit dan hari ini akan pulang. Tidak ada siapa pun saat ini dan dengan cepat, tangannya meraih tas yang ada di atas meja samping tempat tidurnya.Setelah menemukan ponsel, ia segera menelepon seseorang.‘Halo!’“Kenapa, Tan?’‘Keluarga Alden tetap nuntut untuk ambil tes DNA!’“Kan udah gue jawab kemarin, sesuai dengan permintaan Loe.’‘Iya, gue tahu! Tapi dalam sebulan, gue harus menjalani itu! Tes DNA tetep mereka tuntut!’‘Gini deh, iyain aja. Hasilnya ntar gue rekayasa!’Senyum terukir pada wajah Tantri.‘Thanks!’‘Jangan cuman thanks doang! Biaya tutup mulut ama kerja gue mana?’‘Gampang! Transfer ke rekening biasa ‘kan?’‘Cakep! Pokoknya semua beres!’&ls
Keesokan harinya, Renzo mulai membaik. Indira sangat lega dan memeluk tubuh gempal balita yang menjadi bagian hidup Indira dengan erat. Keceriaan Renzo juga sudah kembali. Seharian ini, Dayu terus meluangkan waktu untuk Indira dan Renzo, sementara Lila pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan mereka.Indira meminta Lila untuk membawakan peralatan menggambarnya supaya bisa menyelesaikan di rumah. Ia akan tinggal sementara di rumah waktu tanpa gangguan.“Sore nanti, hasil DNA keluar kata Abby,” ucap Indira pada Dayu. Renzo sedang asyik menonton kartun di televisi.“Terus kamu gimana? Mau ke sana dan ikut liat?” Dayu tampak tidak senang dengan penundaan Indira yang memilih menjauh sementara waktu. Tadinya ia berhasil memompa semangat Indira untuk terus maju dan menuntut haknya.“Renzo ‘kan nggak mungkin aku bawa atau nempuh perjalanan sini Gianyar bolak balik. Dia masih sakit,” jawab Indira.“Jadi kar
Tujuan hidup masing-masing insan pastilah ingin menuju satu kata. Bahagia. Tetapi, untuk mencapainya memang butuh perjuangan dan kerja keras.Untuk dua wanita yang saat ini sedang mengalami nasib yang dibilang buruk, Indira dan Vero, menjalani hidup baik tidaklah cukup. Keduanya justru mendapat bantingan gelombang yang terberat.Kedua wanita yang selalu lurus dan memilih jalan yang jauh dari kemaksiatan dan dosa tersebut, menjadi sasaran para manusia yang mengumbar kebencian atas kesantunan hidup mereka.Vero, contohnya, menghadapi Widari setiap saat yang tidak pernah berhenti melecehkan dan berbuat sangat tidak pantas padanya. Dalam posisi membutuhkan bantuan Vero untuk bertahan hidup sementara ia tidak mengendalikan kewarasannya, Widari justru memperlakukan Vero semena-mena.Sementara itu, Indira yang berpikir mengakhiri pernikahannya dengan Alden, berharap akan menuntaskan permasalahan mereka dan juga hidupnya. Akan tetapi, kini Indira justru menghadap
Berita tentang skandal Alden menjadi berita gossip utama selama seminggu ini. Raka dengan segala relasi dan koneksinya mencoba untuk membungkam. Namun usaha tersebut sia-sia. Para media tidak bisa dihentikan begitu saja. Kini Indira juga terlibat dan simpati yang justru terkesan menyudutkan wanita itu, menambah beban pikiran keluarga besar Alden.Sementara Tantri yang tinggal hitungan minggu melahirkan, tampil sebagai bintang bersinar dadakan yang sibuk menerima wawancara. Dengan penuh kegeraman, Raka mulai mendatangi mereka. Sayangnya, Tantri jauh lebih licik. Kediamannya selalu penuh oleh wartawan dan pemburu berita. Raka tidak bisa melakukan apa pun untuk membuatnya bungkam. Wanita itu jauh di depan langkah dan taktiknya.Keenan, Shana dan Siwi yang akhirnya mengetahui hal tersebut sudah datang dan mencoba menguatkan Alden untuk terus bertahan dan menyiapkan pembelaan. Namun ternyata Alden tidak memiliki keinginan untuk bangkit kembali dari keterpurukannya.K
Tantri merasakan perutnya makin membesar dan sulit untuk bergerak. Kakinya juga membengkak dan semua gerakan sulit ia lakukan. Lewo ayahnya sama sekali tidak membantu dan mereka hanya tinggal berdua saja. Ibu Tantri sudah pergi entah kemana, mungkin tidak betah hidup dengan dua manusia yang penuh dengan kekacauan dan tidak berhenti membuat masalah untuk orang lain.Jadwal untuk Tantri melahirkan adalah dua minggu lagi, hari ini ia harus kembali memeriksakan kandungannya. Uang simpanannya mulai menipis dan hasil dari menjadi bintang dadakan juga mulai ludes untuk membungkam orang-orang yang mendukung Tantri untuk melaksanakan rencananya tersebut.Wanita itu pikir, ia bisa segera menjadi istri Alden dan semua akan beres. Kenyataannya, semua meleset dan Alden menolak untuk bertanggung jawab. Raka hanya memberikan uang untuk ia makan dan itu tidak lebih dari lima juta tiap bulan.Dengan kondisi seperti ini mana bisa dirinya bertahan dengan nominal tersebut? Belum la
Dua buah keluarga yang sempat terpecah menjadi bersatu kembali. Indira dan Alden menata kembali apa yang telah mereka lewatkan selama ini. Sementara itu, Raka dan Menik mencoba mulai menjadi pengawas kehidupan anak-anaknya. Raka bahkan berpikir untuk tidak lagi mengajukan diri sebagai calon bupati jika masa jabatannya selesai.Keenan dan Shana belajar untuk lebih menjaga satu sama lain. Keduanya berikrar bahwa apa pun yang terjadi, mencari solusi bersama tanpa melibatkan emosi terlebih dahulu adalah utama. Pada akhirnya semua memetik hikmah dari kisah perjalanan Alden dalam menjalani masalahnya.Kini setelah mempersiapkan dengan baik tendangan balik untuk Tantri, Indira justru meminta untuk semua memaafkan perbuatan wanita tersebut. Menik menatap Indira dengan wajah tidak percaya.“Kamu nggak lagi ngantuk ‘kan, Ndi?” tanya Alexi dengan tidak percaya.“Gini deh, kalo kita mau balas memangnya ada keuntungan? Tantri sekarang lagi krit
Menyelesaikan masalah yang ada di Bali begitu melelahkan Siwi, Shana dan Keenan. Ketiganya tidak memiliki waktu lagi untuk bersantai. Kesibukan Keenan dengan pabrik kopi dan juga proyek barunya dengan Alden ke depannya nanti membuat ia menyiapkan segalanya dalam waktu secepatnya.Shana membantu Siwi membuka cabang yang kedua di Bali. Atas inisiatif Indira, garmen store mereka akan memilik koleksi baju ready-to-wear dari butik LIDI.Lila yang paling antusias atas kerjasama tersebut. Dayu segera menyiapkan tenaga tambahan dengan merekrut pejahit dan melebarkan rumah produksi mereka.“Ini proposal untuk pembangunan gedung baru di sebelah,” ucap Dayu meletakkan beberapa lembar kertas di atas meja Lila. Indira yang juga seruangan dengan Lila dan Dayu seperti teringat sesuatu.“Aku yang akan mendanai itu!” sambarnya dengan yakin. Lila yang baru membaca menoleh dengan raut terkejut. Dayu tersenyum bangga dan mengangguk.“Aku
“Ada nggak ya manusia yang bebas dari ujian?” tanya Shana sambil mematutkan rancangan baju pengantin. Indira baru saja menyelesaikan dan kini Siwi siap untuk melakukan fitting.“Nggak ada! Terutama buat manusia kayak aku! Sekarang aja aku lagi kena uji coba!” sindir Siwi dengan tajam.Shana nyengir dengan wajah tidak berdosa.“Mbak Siwi, lepas bajunya. Udah siap nih!” cetus Indira. Siwi melepas pakaian dan dengan bibir merucut, ia membiarkan Indira memasang baju pengantin di tubuhnya. Sengaja, keduanya tidak membiarkan Siwi melihat di kaca hingga baju itu selesai membalut tubuhnya.“Nah! Siap lihat sekarang?” tanya Indira. Dayu mendorong kaca besar mendekat.Siwi menatap pantulan tubuhnya yang tampak sempurna dengan baju putih brokat yang Shana pesankan untuknya. Mata Siwi berkaca-kaca dan terharu.“Suka nggak?” tanya Indira.Shana menjauh pelan-pelan dan bersiap kabur ketika