Toko mobil itu adalah pameran mobil Bugatti, tempat orang-orang terkaya di kota berkumpul untuk memanjakan hasrat mereka dengan uang. Edna mengetahui toko mobil tersebut menawarkan model edisi terbatas, Bugatti EF100 — dengan hanya 10 unit yang dibuat secara global.
Edna perlahan mengangguk saat dia mengikuti Arthur ke pintu masuk. Ia merenungkan hiburan mewah seorang pria kaya. Dia tampaknya membeli bisnis bernilai miliaran dolar dengan mudah, dan sekarang, dia mau beli mobil lagi, tak peduli berapa banyak mobil yang sudah dimiliki.
Pintu kaca besar gedung megah itu terbuka, dan Arthur serta Edna lekas melangkah masuk.
Seorang pria berjas hitam, yang tampak berusia empat puluhan, menyapa mereka. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Dia bertanya.
James, manajer penjualan tempat tersebut, mencoba mengenali sosok pria di hadapannya, mengamati penampilannya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia merasa curiga terhadap pria itu karena dia telah bekerja di sana cukup lama untuk mengetahui banyak orang terkenal di kota yang dapat dengan mudah membeli apapun yang mereka mau.
Harga mobil yang dijual di tempat itu tidak sedikit, hingga hanya beberapa orang terpilih yang menjadi pelanggan tetap. Bukan sembarang orang yang ingin melihat atau menyentuh barang-barang mahal - mereka orang-orang terkenal di kota.
"Aku mau beli mobil termewah yang tersedia di sini," kata Arthur, bersemangat untuk mengakhiri perjalanan belanjanya agar dapat pulang dan menikmati barang-barang yang baru diperolehnya.
"Pak!" datang tanggapan tiba-tiba dan keras dari orang di depannya.
James memperhatikan seorang gadis mengikuti pria dengan kecantikan yang luar biasa dan tanpa cela. Melihatnya secara langsung membuat jantungnya berdetak kencang. 'Apa-apaan,' pikirnya pada diri sendiri. Dia yakin pria itu cuma berusaha mengesankan gadis itu tanpa benar-benar punya sarana untuk membeli apapun dari toko.
"Apa kau tahu mobil paling murah di sini dihargai lima juta dolar (75 miliar rupiah)?"
"Ya, itu sebabnya aku mencari yang paling mahal. Aku siap mengajukan penawaran terhadap pembeli potensial lainnya."
"Jangan bercanda di sini!" James menatap pria itu dengan jijik.
"Kau cuma buang-buang waktuku. Apa kau pikir benar-benar bisa menarik perhatian gadis yang bersamamu dengan pura-pura menawar sesuatu yang bahkan kau tidak mampu? Mobil yang kau bicarakan itu berharga 50 juta dolar (750 miliar rupiah); apa kau mendengarnya dengan benar? Aku yakin kau berkeringat dingin hanya dengan mendengar harga itu."
"Tuan," Edna mendekati pria itu. "Saya yakin Anda akan menyesali pernyataan itu. Saya ingin memperkenalkan Anda kepada Tuan Arthur Gardner, pemilik baru Restoran Golden Park dan Hotel Golden Chamber. Saya yakin Anda akan melihat kesalahan Anda, dan dengan tulus meminta maaflah padanya segera."
James sadar Tuan Charless punya dua tempat yang baru saja disebutkan gadis itu, yang semakin menegaskan kecurigaannya bahwa pria di depannya adalah penipu yang mencoba membuat wanita terkesan dengan janji kekayaan palsu.
"Nona, kau wanita yang menakjubkan dan luar biasa. Aku harus memperingatimu agar tak tertipu orang seperti dia," kata James, menunjuk jari menuduh ke wajah Arthur.
"Tak bisakah kau melihat betapa putus asanya dia? Dia cuma berusaha meraih perhatianmu lewat cara-cara curang. Biarkan aku mengusirnya dan aku akan memberimu pekerjaan terhormat di sini sebagai gantinya, daripada menyerah pada rayuannya yang curang. "
Arthur melirik Edna dengan ekspresi ramah, bertanya, "Warna apa yang kau suka, Edna?"
"Hah?!" Edna tersentak kaget, tak yakin apa yang diharapkan darinya, sebelum akhirnya menjawab dengan ragu, "Putih, Tuan."
"Baiklah." Arthur mengangguk, lalu dengan kuat menggenggam pergelangan tangannya dan berjalan melewati James.
Edna merasakan kekuatan dan kemantapan cengkeraman Arthur, dan dia mengikuti langkahnya dengan jantung berdebar kencang. Ia merasa tubuhnya tiba-tiba melemah ditenangkan oleh sentuhan lembut pria itu. Pada saat itu, Edna mendapati dirinya tak sanggup mengucap sepatah kata pun, dan, seolah-olah indranya menghilang, dia bagai di awang-awang.
"Katakan padaku," kata Arthur, menunjuk ke mobil sport putih, "apa kau suka yang ini? Kalau kau bisa menyetir, dengan senang hati aku akan belikan mobil ini buatmu, untuk fasilitasmu sebagai asisten pribadiku. Bilang saja?"
Edna terkejut dan kehilangan kata-kata. Dia perlahan mengangguk setuju, tak dapat menyangkal ketegasan tawaran Arthur.
James melangkah ke Arthur dan berdiri di samping mobil sport putih itu. "Apa kau sinting?" serunya.
"Ini Bugatti Atlantic 57 - harganya dua puluh juta dolar (300 miliar rupiah)! Hanya beberapa orang terpilih saja yang memiliki mobil ini untuk kesenangan belaka. Dan kau adalah orang pertama yang kutemui yang telah membawanya sejauh ini. Kau sebaiknya keluar dari sini dan tinggalkan gadis itu sendirian. Aku melihatmu menyentuh tangannya - itu pelecehan!" dia memperingatkan.
Arthur melepaskan tangannya dan menoleh ke Edna, "Kau yakin mau memakai mobil ini?"
Dia menggelengkan kepalanya perlahan. "Tuan Gardner, saya hampir tidak percaya. Saya baru saja mulai bekerja untuk Anda, dan saya merasa belum menunjukkan kemampuan saya. Harga ini terlalu mahal. Saya bahkan belum pernah memilikinya," kesempatan untuk bermimpi memiliki sesuatu seperti ini."
"Aku cuma butuh jawaban ya atau tidak," kata Arthur. "Jangan cemas soal lainnya."
Edna tersenyum manis dan hangat pada Arthur. "Jika itu yang Anda inginkan, saya tak keberatan menerima hadiah Anda, Tuan Gardner," jawabnya. "Saya nyaris tak percaya, tapi saya yakin Anda tulus. Jadi saya tidak punya alasan untuk bilang tidak."
"Benar-benar omong kosong!" Seru James, menunjuk dengan marah ke arah Arthur. "Kau keterlaluan. Kau bertingkah seperti idiot! Kalau kau mengabaikan peringatanku, akan kupanggil satpam dan mengeluarkanmu dari sini sekarang juga!"
Tapi, Arthur tetap tak terpengaruh. "Tunjukkan padaku bagaimana cara membayarnya," katanya dengan tenang.
James terkejut, lalu salah satu karyawan lainnya membawa mesin pembayaran, dan Arthur segera membayar mobil sport tersebut.
"Saya yakin transaksinya berhasil," katanya, matanya terbeliak penuh semangat. "Sekarang, tunjukkan mobil paling eksklusif yang kau punya di sini!"
"Sayang, aku sangat mencintai mobil ini. Warna birunya indah sekali - aku sangat menginginkannya!" Linda dengan penuh kasih menggenggam lengan Marco, cinta mereka satu sama lain terlihat begitu sempurna. "Tuan," penjual itu memulai, "mobil ini sangat langka. Hanya sepuluh yang dibuat di seluruh dunia, dan ini satu-satunya di kota ini. Siapa pun yang memilikinya pasti akan merasa sangat istimewa. Jika Anda membelinya untuk pasangan Anda, dia akan sangat menyukainya." "Tentu saja aku akan membeli mobil ini," kata Marco sambil memelototi penjual yang berdiri di dekatnya. "Sekarang, kau bisa pergi. Aku akan memanggilmu jika butuh sesuatu." Dia menendang kaki penjual itu dengan cepat, membuat pria itu membungkuk dan buru-buru mundur. "Buang-buang waktu saja," gumam Marco. "Aku tak suka kalau sedang beli mobil dan orang lain cuma berkeliaran di sekitarku!" "Sayang, kamu tahu," Marco memulai dengan lembut, "mobil ini kurang cocok untukmu. Warnanya jauh lebih cocok untuk laki-laki. Bagai
"Hai, kamu..." sapa Marco sambil berjalan menuju Edna.Wanita itu sedikit mundur saat Marco semakin dekat. "Ini pertama kalinya aku bertemu dengan wanita memesona sepertimu - boleh aku menanyakan namamu?""Nama saya Edna, Pak," jawab Edna, cengkeramannya di lengan Arthur semakin erat, "dan pria ini pacar saya. Kami saling mencintai, dan dia berencana membelikan saya mobil termewah di sini.""Apa kamu sungguh berpikir aku akan mempercayai omong kosong ini?" kata Marco tegas sambil melirik Arthur. "Apa aku terlihat tak mengenal siapa pria ini? Dia hanyalah sampah yang baru saja kutendang ke tepi jalan.""Marco..." Linda bergegas ke Marco dan dengan lembut menariknya kembali. "Kamu tidak bisa menggoda wanita lain saat aku di sini.""Linda..." Marco menoleh ke Linda, "Aku sedang memberi pelajaran pada sampah ini, dan apa kamu ingin sampah mengatakan omong kosong di depan kita? Kamu tahu? Dia terlalu bodoh bermain-main di depan kita dan berharap kita mempercayainya."Marco berputar untuk m
Arthur keluar dari toko mobil, dan mobil baru Edna yang mengkilap siap dibawa pergi. Sayangnya, mobil Arthur tidak akan dikirim ke rumahnya sampai nanti."Mobil yang Anda beli, Tuan Gardner, adalah model eksklusif - hanya lima yang diproduksi di seluruh dunia. Selain itu, mereka mengatakan hanya ada satu dari mobil ini yang berada di negara ini! Anda benar-benar memiliki mobil sport unik dan mewah yang Anda mau," komentar Edna.Arthur tersenyum kecil menanggapi kata-kata Edna. Dia punya masalah; dia belum pernah menyetir mobil sebelumnya, dan dia harus mencari cara menyelesaikannya dengan cepat, karena Marco menantangnya untuk balapan mobil minggu berikutnya."Dan..." lanjut Edna. "Tuan Gardner, karena hanya ada satu mobil sekarang, dan saya tak keberatan menyetir, tetapi saya akan merasa terhormat jika Anda mau mengambil posisi pengemudi. Selain itu, Anda membelikan mobil yang begitu mewah untuk saya dan saya tidak keberatan Anda mencobanya terlebih dahulu. Selain itu juga, saya tida
Claudina Rigal, seorang wanita yang cantik berusia dua puluh tahun. Kulitnya seperti salju yang baru turun dari langit dan rambutnya adalah surai putih yang berkilauan yang bergelombang sampai ke bahu. Matanya yang bersinar cerah seperti langit musim panas yang cerah dan senyumannya bisa mencerahkan hari siapapun dengan cahayanya, seperti seberkas sinar matahari.Claudina adalah seorang penyanyi yang luar biasa berbakat. Bakat alaminya begitu menakjubkan sehingga tanpa pelatihan formal pun, ia mampu menarik perhatian banyak orang. Dalam waktu yang singkat, ia menjadi sensasi dalam semalam; suaranya yang indah mengalun di udara, seperti angin yang memikat semua orang yang mendengarnya.Orang-orang terpesona dengan kecantikan Claudina, sering menyebutnya sebagai "Putri Salju". Suaranya memukau, seperti nyanyian siren, membuai telinga pendengarnya. Lagu-lagunya yang penuh emosi, membawa nada yang menggambarkan kesedihan dan kegembiraan. Ia menyanyikan tentang cinta dan kehilangan, harapa
Claudina dengan percaya diri melangkah menuju atas panggung, tempat lusinan pria berjas mewah duduk. Mereka memandang padanya saat dia berdiri dan dengan tenang melihat semua orang di depannya.Claudina tersenyum, kecantikannya menyinari ruangan dan membuat beberapa orang tanpa sadar berdiri, menunjukkan rasa antusias mereka."Selamat datang, semuanya," katanya dengan suara lembut. Suara itu membelai telinga setiap tamu dan membuat mereka terpesona. "Malam ini kami akan mengadakan acara amal." Dia menambahkan.Claudina berjalan ke samping, menunjukkan layar besar yang ada di belakangnya. Di dalamnya, terdapat video anak yatim piatu yang benar-benar membutuhkan bantuan agar rumah mereka tidak dihancurkan untuk keuntungan bisnis."Banyak orang yang kurang beruntung daripada yang lain," ucapnya. "Anak-anak ini, yang telah kehilangan keluarga dan masih menyimpan mimpi di hati mereka, membutuhkan bantuan kita."Claudina melihat ruangan, berharap tindakannya akan memberikan hasil yang diing
"Satu miliar dolar untuk sesuatu yang pada dasarnya tak berharga? Apa yang dia dapatkan dari modal sebesar itu? Lagu yang didedikasikan untuknya? Itu konyol, bahkan jika dia menjual lagu itu, aku yakin dia tak akan mendapatkan bahkan sebagian kecil dari uang itu kembali." "Ya, aku setuju, lagu Claudina sangat luar biasa, tapi satu miliar dolar? Bodoh!"Semua mata tertuju pada Arthur yang duduk di sudut ruangan, mempertanyakan identitas pria itu."Siapa dia?" Aston melirik Harry."Mana kutahu, Tuan Aston? Aku juga tak terlalu peduli padanya. Sungguh sia-sia buat barang tak berguna seperti itu. Biarkan dia mengambil yang ini, dan kita akan memfokuskan uang kita pada barang pamungkas." Harry menjawab dengan merendahkan.Aston merasa harga dirinya telah ternoda. Seseorang telah menghinanya dengan memamerkan kekayaan mereka. Dia tidak bisa mentolerir ini, tak peduli siapa orang itu."Omong kosong apa, dia sengaja menghinaku dengan menawarkan satu miliar dolar cuma buat sebuah lagu?" pikir
"Tidak, aku tidak pernah menyetujui hal ini, Tuan Leo," kata Claudina berusaha menyatakan ketidakpuasannya. Namun, dia tidak berdaya saat empat pria kekar mengelilinginya."Biarkan aku pergi!" serunya, wajahnya pucat ketakutan. "Aku tak akan pernah menyetujui ini; aku tak pernah bermaksud menjual diri. Kau tak boleh melakukan ini padaku, kali ini kau benar-benar memaksaku melakukan hal yang tak kuinginkan," tambahnya sambil menggelengkan kepala tak percaya.Tapi Leo tampak bangga dan bersemangat untuk apa yang akan dia dapatkan dari pelelangan ini. Lagi pula, jika seseorang bersedia menghabiskan satu miliar dolar buat barang tak berguna, berapa banyak yang bakal dikeluarkan demi menikmati tubuh Claudina?Leo terbiasa berurusan dengan wanita seperti Claudina yang berpura-pura menghargai kesucian mereka saat memasuki dunia hiburan. Namun, dia sangat menyadari itu semua adalah palsu; semua gadis yang dia kenal pada akhirnya menyerah pada uang. Tidak ada apa pun di dunia ini yang sanggup
[Nama: Arthur Gardner][Saldo: 9.961.474.999.995 USD][Tubuh: 30 (Bagus)][Pikiran: 35 (Bagus)][Poin VIP: 100][Keterampilan - 1][Mengemudi - 10 (Pemula)][Pasangan - 1][Edna Ross (22) - 80%]Arthur menyeringai kala mengumpulkan banyak poin VIP tepat ketika dia berada dalam situasi sulit yang bisa membuatnya melakukan sesuatu yang luar biasa."Keren sekali, aku bisa melakukan banyak hal luar biasa dengan 100 poin VIP!" pikirnya.Jika dia perlu bertarung, Arthur bisa menggunakan poin VIP untuk meningkatkan kekuatan tubuhnya dan sisanya ke dalam keterampilan Seni Bela Diri, yang akan langsung mengubahnya dari manusia biasa menjadi Iron Fist.Lelang yang terjadi telah berubah menjadi tindakan kriminal, karena penyelenggara berusaha untuk melelang keperawanan Claudina, yang jelas-jelas dia tolak. Seolah-olah orang-orang di ruangan itu telah menjadi binatang buas, semua siap bertarung demi menggapai hadiah utama dengan sekuat tenaga, terutama mereka yang merasa punya cukup kekayaan.Art