“sampai di sini dulu ya nduk Latihan hari ini, besok kita lanjutkan dulu.”ujar Eyang
“iya Eyang.” JawabkuWaktu Sudha menunjukkan pukul 6 sore. Latiiha piano dengan Eyang bisa di bilang lumayan lama, tapi juga sangat berarti. Berbagai ilmu yang di sampaikan oleh Eyang, tidak aku dapatkan di manapun, dan tentunya juga membutuhkan biaya yang terbilang mahal.Aku Kembali ke kamar dan merapikan semua buku buku yang ada di meja. Aku periksa ulang Kembali, apakah ada tugas sekolah yang terlewat belum aku kerjakan.“dreettttttttt….dreeeetttttt…”terdengar bunyi ponselku sangat nyaring sekali.Terlihat ada panggilan masuk dari Mrs.Belinda“hallo iya Miss, ada apa?”tanyaku“hallo juga B’tari, kamu lagi apa?”“lagi beres beresin buku, ada apa Miss?” tanyaku Kembali“B’tari besok kamu bisa nggak datengnya agak siang?”tanya Miss Belinda“B’tari bareng sama aku aja yuk.”ajak Indah“iya kamu naik angkot kan?”tanyaku“iya…kan searahsama studio baletnya kan?”“iya searah, yaudah ya May, kita pulang duluan.”ucapku pamit pada Maya“okey kalian hati hati ya.”Maya pun segera melaju dengan kendaraan roda dua nya, sementara aku dan Indah pergi dengan menggunakan transportasi umum. Di dalam perjalanan banyak sekai yang kita bahas, mulai dari persiapan lomba untuk menyanyi hingga curhatan sahabatku Indah yang rupanya diam diam sedang menyukai seorang pria.“B’tari kamu gimana persiapan lomba nyanyi nya?” tanya Indah“ya seperti pada umumnya aja, Latihan setiap hari, terus harus di jaga juga kualitas suaranya.” Jawabku“terus Latihan vocal aja? Yang alat musiknya kamu jadinya apa?”“piano..kenapa?”“iya itu juga nggak kamu latih?”&ldqu
Tak terasa hari sudah mulai menjelang malam, dan aku masih saja berada di studio balet. Aku masih harus menghafalkan beberapa Gerakan tarian balet swan lake yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan penilaian.“Anak anak Miss minta walau kalian tidak setiap hari Latihan di studio, akan tetapi saat kalian sudah ada di sini, Miss berharap agar kalian benar benar sudah hafal dengan Gerakan ini.” Ujar Miss Belinda“Miss ini kita latihannya jadinya nggak setiap hari kan?”tanyaku dengan lebih meyakinkan“saya sih maunya setiap hari sih, tapi saya juga nggak bisa egois, karen akalian iug a pasti ada kesibukan lainnya selain nari balet. Bener apa bener?” tanya Miss Belinda“bener Miss, saya kan juga ada kursus piano sama kursus biola,belom lain nanti akan ada pentas gitu deh.”ujar Miranda dengan nada sombongnya“oh ya…? Masa sih?” tanya Miss Belinda“iya Miss, jadi untuk piano ada kejuara
“mmmmin France, it will be swan lake, and in Russia could it be Romeo and Juliet. That’s why we wanna find to becoming a Juliet.” Jelas Mr.James“so that mean is performance in France just cast of figures?”“exactly…”“oooo oke oke….then when you will come to Indonesia?”“Two weeks later, and I hope so you can manage ur student to be a good ballerina.”“Alright Sir, I will…”“Alright then..see you in Indonesia, bye…”“Thank you Sir, goodbye.”Usai menerima panggilan dari Mr.james, hal pertama yang akan di lakukan oleh Miss Belinda adalah mengerahkan seluruh ilmu yang ia miliki, dan berbagai pengalaman saat berada di atas panggung.Pukul delapan malam, aku tiba di rumah. Dengan perut kosong dan raut muka yang sangat Lelah, aku benar benar sudah tidak sanggup menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Ibu.H
Aku Kembali ke belakang panggung dengan senyuman lebar dan puas. Baru kali ini aku bisa memuaskan dan memanjakan telinga penikmat music. Ini kali pertama aku tampil di depan ratusan ribu orang, dan mereka menyukai penampilanku.“Wah penampilan kamu keren juga ya,”ujar Kazue“Masa sih?”tanyaku hampir tak percaya“Iya betul, aku suka banget sama penampilan kamu, oiya ngomong ngomong,aku Kazue dari Institut Musik Indonesia,”Ujar Kazue“aku B’tari dari SMAK…”belum sempat aku melanjutkan asal sekolahku, Kazue sudah mengetahui asal sekolahku.“St.Barnabas kan kamu, hehehhe aku tadi udah denger kok, waktu kamu tadi di panggil ke panggung,” aku KazueAku terpukau dan terpesona melihat penampilan Kazue hari ini, dia sangat sangat tampan dan benar benar seperti pria yang aku impikan. Cara berpakaiannya sangat keren, kemeja lengan Panjang berwanra kuning gading di padu padankan dengan gaya sw
Di atas panggung, aku tak begitu menyadari kehadiran Kazue, yang aku lihat adalah decak kagum penonton, serta kebahagiaan dari orang terdekatku. Usia para juri memberikan kami hadiah, kami di persilahkan untuk turun dari panggung. Ucapan selamat dari para juri, dan orang orang terkenal yang turut menyaksikan perlombaan ini membuatku sangat Bahagia. Meskipun aku menempati posisi kedua, akan tetapi itu tidak menjadi masalah untukku. Dan tak juga membuatku cepat berpuas diri.Eyang,Mas Rama, Pak Peter dan guru BK, bseserta kedua temanku Maya dan Indah yang juga turut hadir untuk menyemangatiku, turut berbahagia atas kemenanganku. “Wah selamat ya B’tari, kamu juara dua,” ucap Pak Peter padaku.“Pak …Mmmm B’tari minta maaf ya, kalau mungin tadi B’tari ada salah not atau nada saat menyanyi tidak tepat, jadinya B’tari juara 2 deh,”ucapku takut.“Kamu ngomong apa sih B’tari, buat bapak, kamu itu su
Air mataku mengalir begitu saja saat mendengar Ibu mengancam Yu’ti untuk berbohong pada Bapak.Mas Rama yang melihatku menangis , tak tega, karena Ibu benar benar sudah sangat keterlaluan.“Lho kok lo nggak Latihan Ballet?” tanya Mas RamaAku langsung menghapus air mata ku …“Iya tadi Miss Belinda nya kirim pesan melalui Whatsapp, katanya aku hari ini nggak apa-apa, kalau nggak masuk, di kasih libur sehari doang.”“Oh gitu, yaudah sana lo istirahat gih!” pinta Mas Rama“Nggak ah … Lagi banyak tugas terus udah gitu ada ulangan, jadinya mau belajar aja.”“B’tari lo jangan sedih ya, urusan itu, nanti gw bantu, gw nggak mau lo sedih,” ucap Mas Rama. Makan malam tiba, dan Bapak baru saja tiba di rumah. Kali ini benar benar aku tidak nafsu untuk makan. Aku benar benar terkejut mendengar ucapan ibu yang meminta Yu’ti agar berbohong jika di tanya oleh Bapak.
“Terus kalau kamu benar benar melihat B’tari lomba, coba kamu certain tadi performnya B’tari bagaimana? B’tari pakai baju apa?” tantang Bapak“Pakai baju yang Bapak beliin waktu lagi ke Belanda itu, terus pakai sepatu pantofel,” jawab ibu.“Mas Rama, coba mana ambilin hape Bapak di tas!” perintah Bapak.“Iya Pak.”Mas Rama mengambil ponsel Bapak yang masih tersimpan di dalam tas. Ponsel dengan merk terkenal berwarna hitam, diambil oleh Mas Rama“Ini Pak,” ucap Mas Rama sambil menyerahkan ponselnya ke BapakBapak langsung melihat foto dan video yang tadi siang di kirim oleh Mas Rama melalui ponsel milik Mas Rama.“Lalu, tadi B’tari selesai lombanya jam berapa?” tanya Bapak kembali“Jam 5, emang kenapa sih bapak kok nanya nya seolah olah bapak nggak percaya sama aku!?”“Memang aku sekarnag nggak percaya sama kamu, ini sudah ada
“Lhooo … Iya Bu, beneran, kasihan saya sama Mba. Belum lagi kalau ngeliat Ibu bisa akrab banget sama mba Jenar. Mba B’tari tuh keliatan banget pengen seperti itu juga.”“Berarti aku sudah sangat keterlaluan ya Yu’ sebagai ibu untuk B’tari.” Ucap Ibu dengan pandangan kosong.“Mohon maaf bu, kalau soal itu, mmm … bisa saya katakan iya, karena sangat terlihat sekali kalau ibu itu tidak menyayangi dengan sepenuh hati, padahal mba B’tari kan anak kandung Ibu toh, masa sama anak kandung bisa seperti itu, nggak baik lho bu terlalu membedakan kasih sayang dengan anak lainnya. Boleh saja sih kalau ibu ingin mendidik mba B’tari agae menjadi anak yang mandiri. Tapi kan anak itu juga butuh kasih sayang dan dukungan dari seorang ibu.”Mendengar nasihat dari Yu’ti secara tak langsung, telah menampar batin Ibu. Ia tak menyangka bahwa apa yang di katakana oleh Yu’ti benar adanya. Ibu terlalu s