Finn sampai di lokasi. Beberapa orang dari badan nasional pencarian dan pertolongan berusaha untuk membantu orang-orang keluar dari reruntuhan. Finn dilarang masuk mengingat keadaan bahaya. Dia memilih untuk menunggu saja.Para korban di bawa ke rumah sakit. Finn pun ikut serta ke rumah sakit. Dia mengurus semuanya sendiri. Memastikan jika karyawannya mendapatkan perawatan yang benar.“Kami akan bertanggungjawab atas semua perawatan yang terjadi. Jadi ibu dan bapak tidak perlu khawatir.” Finn menatap keluarga korban. Banyaknya korban membuat Finn harus mengecek satu per satu dari mereka. Menenangkan keluarga mereka yang datang. Beruntung tidak ada korban meninggal. Yang ada hanya korban luka-luka. Jadi paling tidak Finn tidak harus bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak dibuatnya.“Terima kasih, Pak. Ini adalah musibah. Pak Finn mau membantu anak-anak kami pun itu sudah sangat berarti.” Salah satu orang tua korban merasa apa yang dilakukan Finn sudah sangat membantu.“Sama-sama.
Finn langsung menghubungi Sean ketika selesai menghubungi mama dan papanya. Dia mengabari keadaan proyek saat ini. Finn sadar jika Sean pasti sudah mendengar berita. Jadi dia harus menjelaskan.Di dalam telepon, Finn menjelaskan bagaimana kejadian di proyek terjadi. Semua benar-benar di luar kendali Finn.Sean yang mendengar cerita tersebut pun tidak mempermasalahkan. Dia sadar betul jika pastinya Finn sudah berusaha yang terbaik. Dia pun menyerahkan semua pada Finn. Lagi pula kontrak kerja sama pembangunan itu masih cukup lama. Jadi Finn punya waktu untuk menyelesaikan.Setelah menghubungi Sean, Finn langsung menghubungi sang istri. Tadi dia belum puas berbicara dengan sang istri.“Kamu belum tidur?” Saat menghubungi sang istri, tak butuh waktu lama. Sambungan telepon langsung terhubung. Finn pikir akan butuh waktu lama mengingat ini sudah malam dan sang istri pasti sudah mengantuk.“Tentu saja aku belum tidur. Aku menunggumu.” Sedari tadi Myesha memang menunggu telepon dari Finn. Ja
Myesha yang mendapatkan kunci kamar segera menuju ke kamar yang tertera di access card yang dibawanya. Untuk mencapai kamar, dia menaiki lift.Tepat di depan kamar, Myesha segera menempelkan access card yang dibawanya untuk membuka pintu kamar. Perlahan, Myesha mendorong pintu kamar tersebut. Lampu masih terlihat gelap, karena lampu belum menyala. Dengan segera, dia pun menempelkan access card yang dibawanya. Saat lampu menyala, dia pun segera masuk ke kamar.Langkah Myesha terus diayunkan ke dalam. Tepat di tempat tidur, dia melihat sebuah gaun yang terbentang di atasnya. Myesha yang melihat hal itu menduga jika Finn yang menyiapkan semuanya.Tadi Finn sudah bilang agar Myesha segera bersiap. Jadi segera Myesha meletakan tasnya dan berlalu ke kamar mandi. Membersihkan dirinya terlebih dahulu.Seharian bekerja membuat tubuh Myesha lengket dan juga rambutnya lepek. Jadi dia butuh waktu lama untuk membersihkan diri.Myesha yang keluar dari kamar, segera mengeringkan rambutnya. Kemudian
Gorden yang tertutup rapat membuat dua orang yang berada di balik selimut masih begitu terlelap. Pasangan yang baru saja merengkuh kenikmatan itu tampak begitu masih tampak nyaman saling berpelukan.Ketika selimut tersingkap, terasa udara dingin pendingin menerpa kulit. Finn yang merasakan hal itu membuka matanya untuk melihat apakah selimut yang dipakai sang istri tersingkap juga. Benar saja, saat membuka matanya, dia melihat jika selimut tersingkap dan membuat bahu sang istri terlihat. Dengan segera, Finn menarik selimut tersebut. Kemudian menutupi tubuh sang istri.Saat sibuk memastikan seluruh tubuh sang istri tertutup rapat. Finn melihat wajah sang istri yang tertidur begitu pulas sekali.Finn terus memandangi sang istri. Rasanya bahagia ketika kini bisa mendapatkan sang istri seutuhnya. Apalagi dia mendapatkan sang istri untuk pertama kalinya. Pria mana yang tidak suka jika mendapati jika dirinya jadi pertama yang menyentuh sang istri.Finn yang terus memandangi sang istri, perl
Mereka berdua menikmati sarapan yang sudah kesiangan. Kegiatan baru mereka memang membuat candu untuk mereka berdua. Di meja makan Myesha malu sekali melihat Finn. Dia memilih menundukkan pandangan. Apalagi ketika Finn terus memandanginya.“Kenapa memandangi aku seperti itu?” Myesha akhirnya melayangkan protesnya setelah sedari tadi Finn memandanginya.“Apa memandangi istri salah?” Finn tersenyum. Merasa jika yang dilakukannya tidak ada yang salah.“Iya, tetapi aku malu.” Myesha seolah melihat Finn seolah sedang mengingat kejadian semalam saat memandanginya. Jadi dia merasa begitu malu sekali.Finn meraih tangan sang istri. Menggenggamnya erat. “Aku benar-benar jatuh cinta padamu.” Finn benar-benar terbuai dengan kehadiran Myesha. Perasaan cintanya begitu mendalam.Myesha tersenyum ketika Finn mendaratkan kecupan di punggung tangannya. Dia merasakan jelas ketulusan cinta Finn. Karena itu, dia merasa jika dirinya begitu dicintai oleh Finn. Perasaannya begitu bahagia ketika dicintai ole
Sebulan penuh Finn sibuk. Setiap hari dia berangkat pagi dan pulang malam. Hal itu karena pekerjaanya di kantor begitu banyak. Masalah proyek ternyata tidak hanya satu, tetapi banyak proyek bermasalah. Dalam keadaan seperti ini Myesha tidak punya celah sama sekali untuk membahas akan kenyataan tentang dirinya. Apalagi Finn sendiri sedang banyak masalah. Myesha tidak bisa berani mengatakannya.Finn pulang dengan keadaan lelah sekali. Sebulan ini memang luar biasa bagi Finn. Dia benar-benar dibuat pusing dengan proyek yang terjadi banyak bermasalah.Finn yang membuka pintu kamar mendapati sang istri sudah tertidur. Maklum saja, ini sudah jam dua belas malam. Jadi pasti istrinya sudah mengantuk. Karena melihat sang istri yang tertidur, Finn memilih untuk segera membersihkan diri. Tubuhnya begitu lengket setelah seharian bekerja.Dengan keadaan yang lebih segar, Finn keluar dari kamar mandi. Tubuhnya sudah jauh lebih baik dibanding tadi saat pulang.Segera Finn ke tempat tidur. Menyusul s
Myesha dan Finn ke rumah Nyonya Zoya. Mereka ingin memberitahu jika Finn sudah mengirim uang ke rekening WO milik Nyonya Zoya.Myesha benar-benar bahagia sekali. Dia tidak menyangka jika Finn akan memberikan uang untuk WO sekaligus. Padahal waktu itu, dia ingin bertahap memberikannya.Saat sampai di rumah Nyonya Zoya, Myesha dan Finn disambut baik oleh Nyonya Zoya. Nyonya Zoya mempersilakan Finn dan Myesha duduk di ruang keluarga.“Ma, kami ke sini ingin memberitahu jika Finn sudah mengirim uang ke rekening WO kita.” Myesha menatap Nyonya Zoya. Menjelaskan kedatangannya itu.Nyonya Zoya berbinar. Akhirnya yang ditunggu-tunggu dikirim juga. Sejak kemarin, dia memang menunggu hari ini. Di mana Finn mengirimkan uang tersebut.“Maaf, Ma. Jika sampai terlambat.” Finn sedikit merasa tidak enak. Sudah sebulan dia menunda semuanya.“Tidak apa-apa, Finn. Aku tahu kamu sibuk sekali.” Nyonya Zoya tersenyum.“Sekalian kalian di sini. Aku mau memberitahu sesuatu.” Nyonya Zoya langsung bangun. Dia
“Aku akan ke tempat golf sampai sore.” Finn membelai lembut sang istri. Dia pergi pagi-pagi untuk pergi ke tempat golf.“Iya.” Myesha tersenyum. Sengaja dia bangun pagi-pagi karena Finn akan pergi bertemu dengan kliennya. Jadi, dia ingin menemani Finn yang bersiap.“Aku menunggu kejutan hari ini.” Sebuah kecupan mendarat di dahi sang istri. Finn tak sabar menunggu sang istri memberikan kejutan untuk makan malam nanti.“Tunggu nanti.” Myesha tersenyum. Dia juga tidak sabar untuk membuat hari ini menyiapkan semuanya.Myesha mengantarkan Finn sampai pintu depan. Melepaskan pria yang dicintainya untuk pergi. Setelah Finn pergi, barulah Myesha bersiap. Hal pertama yang ingin dilakukannya adalah membuat kue.Myesha begitu bersemangat sekali. Membuat kue coklat yang begitu enak. Sampai siang, barulah Myesha selesai dengan membuat kue. Setelah membuat kue, Myesha memilih untuk menyiapkan pakaian untuk Finn terlebih dahulu. Memindahkannya ke kamar atas. Nanti saat Finn pulang, dia akan meminta