Share

Bab 6 Keputusan

“Apa yang Nyonya Zoya katakan? Ini tidak mungkin. Terlebih lagi ini melanggar hukum.” Myesha berusaha untuk menjelaskan pada majikannya itu. Tidak mau sampai hal buruk terjadi di belakang. Ini pasti akan jadi masalah.

“Dengar, Sha. Kamu tahu wedding organizer sedang tidak baik-baik saja. Setahun ini aku sudah berjuang. Aku tidak tahu bisa bertahan sampai berapa lama. Karena memang aku sudah tidak punya dana lagi. Jika wedding organizer tidak berjalan, artinya kamu tidak akan kehilangan pekerjaan.” Nyonya Zoya berusaha untuk meyakinkan Myesha.

Myesha bimbang. Jika dia kehilangan pekerjaan, artinya dia akan kehilangan sumber penghasilan. Sungguh ini adalah hal yang sulit. Tidak tahu harus berbuat apa. Ini adalah pilihan yang sulit.

“Dengar, saat kamu menikah, kamu bisa meminta bantuan pada Finn untuk membantu wedding organizer. Aku akan bagi saham menjadi dua jika kamu bersedia.” Nyonya Zoya menarik tangan Myesha. Berusaha untuk meyakinkan Myesha.

Sungguh Myesha berada dalam dilema. Dia bingung harus berbuat apa. Jika seperti ini jadinya. Bisa jadi Finn akan membencinya.

“Kamu bisa menikah sampai Finn mau mengucurkan dana. Nanti, aku akan urus perceraianmu. Tidak akan ada yang tahu jika kamu sudah pernah menikah. Karena yang dinikahi Finn adalah Zelda. Jadi setelah kamu lepas dari Finn. Statusmu akan tetap sama. Setelah itu kita bisa urus wedding organizer bersama.” Nyonya Zoya menatap Myesha penuh harap.

Hanya Myesha harapan Nyonya Zoya. Jika semua ini tidak terlaksana, dia yakin setelah ini dia akan benar-benar bangkrut. Jika begini jadinya, tentu saja dia akan jadi gelandangan. Kini dia tidak pernah bertemu dengan anaknya. Jadi dia masih hidup atau sudah mati pun Nyonya Zoya tidak tahu. Jadi tidak ada masalah jika menggunakan identitas dari anaknya.

“Kamu bisa pikirkan dulu hari ini. Besok pagi kamu bisa katakan padaku apa keputusanmu. Aku masih berharap padamu jika kamu akan mau melakukan semua ini. Karena ini demi kebaikan kita.” Nyonya Zoya tahu jika Myesha sedang berpikir. Jadi tentu saja hal itu membuat dia harus memberikan ruang. Jika dia terlalu memaksakan, tentu saja hal itu akan membuat Myesha tidak mau.

Sebenarnya Myesha ingin langsung menjawab tidak. Namun, saat diberikan waktu untuk berpikir, bukankah itu bisa digunakannya dulu. Sebelum benar-benar menjawab iya atas permintaan dari Nyonya Zoya.

“Baiklah, saya akan pikirkan.” Myesha memilih untuk memikirkan terlebih dahulu.

“Baiklah, beritahu aku saat kamu sudah mendapatkan jawaban.” Nyonya Zoya segera melajukan mobilnya saat obrolannya itu selesai. Kini dia hanya berharap jika Myesha mau menerima tawarannya. Hanya itu harapan satu-satunya.

***

Myesha segera menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur setelah merapikan belanjaan dan merapikan rumah. Kepalanya sedikit pusing karena memikirkan hal ini. Keputusannya yang harus diambilnya.

“Jika aku melakukan ini, tentu saja aku akan menyakiti orang lain.” Myesha merasa tidak tega dengan apa yang dilakukannya.

Tepat saat sibuk memikirkan hal itu, suara ponsel Myesha berbunyi. Suara ponsel monophonic miliknya itu terdengar nyaring di kamarnya. Membuatnya segera mengalihkan pandangan. Ponsel yang hanya bisa berkirim pesan dan menerima panggilan. Dan kali ini suara yang terdengar adalah suara panggilan telepon.

Myesha mengambil ponselnya. Dilihatnya nomor ibunyalah yang menghubunginya. Dengan segera Myesha menerima sambungan telepon tersebut berbicara dengan seseorang di balik sana.

“Halo, Bu.” Myesha menyapa ibunya di seberang sana.

“Mbak, Ini Myeshi.”

Myesha tidak menyangka jika adiknya yang menghubunginya. Dia pikir ibunyalah yang menghubunginya.

“Ada apa menghubungi aku? Mana ibu? Apa Beliau baik-baik?” Myesha yang mencari ibunya justru mencecar dengan adiknya dengan beberapa pertanyaan.

“Ibu, Kak.” Myeshi tampak menangis.

“Myeshi, apa yang terjadi?” Myesha mulai panik. Apalagi adiknya menangis. Tentu saja hal itu membuatnya bingung.

“Ibu tadi jatuh. Jadi dia sekarang tidak bisa jualan.” Myeshi menceritakan pada kakaknya itu.

Air mata Myesha menetes. Dia benar-benar merasa bersalah karena tidak bersama ibunya dan menjaganya. Sungguh ini adalah hal yang begitu berat untuknya. Jika seperti ini tentu saja dia berada dalam dilema.

“Kak, bagaimana jika ibu sudah tidak bisa jualan?” Myeshi di seberang sana menangis. Dia merasa bingung.

Myesha benar-benar bingung apa yang harus dilakukannya. “Tenang, Kakak akan kirim uang. Jadi kamu tidak perlu takut jika ibu tidak jualan. Kamu fokus belajar saja dan jaga ibu.” Myesha berusaha untuk menenangkan adiknya.

“Baik, Kak.” Myesha mematikan sambungan telepon.

Kini Myesha benar-benar dalam bahaya. Orang tuanya tentu saja butuh uang untuk biaya hidup. Tentu saja hal itu membuatnya berpikir bagaimana ini.

Seketika Myesha memikirkan apa yang dikatakan oleh Nyonya Zoya. Wedding Organizer sedang tidak baik-baik saja. Jadi tentu saja dia bisa saja dia akan kehilangan pekerjaannya. Sungguh Myesha berada dalam dilema.

“Apa aku terima saja tawaran itu?” Tiba-tiba terlintas dipikiran Myesha untuk menerima tawaran Nyonya Zoya untuk menikah dengan Finn dengan identitas Zelda. Nyonya Zoya juga sudah menjanjikan akan membagi sahamnya dengannya. Artinya dia akan punya pendapatan jangka panjang.

“Tapi aku pastinya akan menyakiti Finn.” Satu hal yang dipikirkan oleh Myesha. Apa yang akan terjadi jika Finn tahu nanti Myesha berbohong.

“Tidak-tidak. Jika aku tutup mulut, bukankah itu tidak akan menyakiti Finn? Jika semua berjalan dengan baik dan aku bisa berpisah denganya, pasti semua akan baik-baik saja.” Myesha mencoba meyakinkan dirinya atas keputusan ini. Dengan begitu, semua akan berjalan dengan baik.

Myesha berusaha untuk meyakinkan hatinya. Dia berharap dengan begini, dia bisa mengubah nasibnya. Dengan begini ibunya akan tetap bisa makan, walaupun tidak bekerja.

***

Pagi ini Myesha menghampiri Nyonya Zoya yang sedang menikmati secangkir kopi di ruang keluarga. Semalam dia sudah bertekad jika dia akan memilih jalan ini. Menerima diri sebagai Zelda.

“Permisi, Nyonya.” Dengan sopan Myesha mengajak bicara dengan majikannya itu.

“Iya.” Nyonya Zelda menatap Myesha. “Apa kamu sudah punya jawaban?” Dia menebak jika kedatangan Myesha adalah untuk berbicara masalah tawarannya kemarin.

“Sudah, Nyonya.” Myesha menganggukkan kepalanya. Membenarkan apa yang dikatakan oleh Nyonya Zelda.

“Sini, duduklah.” Nyonya Zelda meminta Myesha untuk duduk. Walaupun dia tidak yakin dengan jawaban Myesha, tetapi dia berusaha baik pada Myesha.

Myesha yang diminta duduk di samping Nyonya Myesha merasa bingung. Selama ini dia tidak pernah sama sekali duduk di samping sang majikan itu. Namun, karena diminta, tentu saja dia langsung segera duduk tepat di samping sang majikan.

“Jadi apa keputusanmu?” Nyonya Zoya menatap Myesha dengan lekat. Menunggu jawaban yang akan dia berikan.

Myesha berusaha meyakinkan keputusannya itu. Dia yakin ini adalah jalan terbaik. Terutama untuk dirinya.

“Saya mau, Nyonya.” Akhirnya kalimat itu keluar juga. Ini akan jadi awal cerita baru untuk Myesha. Dia berharap, apa yang dilakukannya sesuai dengan yang diharapkan.

Nyonya Zoya berbinar. Dia yakin Myesha pasti akan menerima. Tak ragu Nyonya Zoya langsung memeluk Myesha. Dia bersyukur Myesha mau menjadi Zelda. Jika sampai Finn benar-benar menyukai, tentu saja ini akan menjadi jalan yang begitu mulus untuk usahanya.

Nyonya Zoya melepaskan pelukannya. Tangannya menangkup pipi Myesha. “Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan mengurus semua sampai tidak akan ada orang yang menyadari.” Dia kembali meyakinkan Myesha.

Myesha mengangguk pecaya.

Nyonya Zoya langsung mengambil ponselnya. Dia segera memberikan ponselnya itu pada Myesha. “Kirim pesan alamat rumah ini pada Finn.” Dia menyuruh Myesha mengirim pesan.

Myesha hanya bisa memandangi ponsel Nyonya Zoya. Dia merasa ragu untuk mengirim pesan pada Finn.

“Ayo cepat hubungi dia.” Nyonya Zoya memberikan pada Myesha.

Myesha menerima ponsel Nyonya Zoya Dia pun segera mencari nomor Finn dan mengirim pesan pada Finn. Memberitahu di mana alamat dirinya tinggal.

Melihat Myesha sudah mengirim pesan, Nyonya Zoya langsung meraih ponselnya. Senyumnya begitu merekah sekali.

“Tinggal menunggu Finn datang.” Nyonya Zoya tidak sabar menunggu Finn datang ke rumahnya bersama dengan orang tuanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status