Terkejut dengan Pak Broto yang tiba-tiba saja menampar Agatha sehingga membuat Angga marah. "Agatha kamu baik-baik saja?" tanya Angga dengan menyentuh pipi kanan Agatha yang mendapatkan tamparan."Aku tidak apa-apa," jawab Agatha yang tadinya merasa kesal namun justru dia mencoba untuk bersabar.Angga yang terlihat kesal langsung saja melangkah menghadap Pak Broto yang berwajah tegas."Bapak tangannya tak pernah disekolahkan ya? Ingat semua orang tahu siapa Bapak, jaga sikap ya Pak!" celetuk Angga dengan ucapan yang begitu lantang.Agatha mencoba membuat agar Angga tak memakai kekerasan karena Pak Broto adalah orang tua, terlebih lagi jika nanti dia sudah sangat marah maka mungkin bisa saja Pak Broto akan habis ditangan Angga."Kau yang seharusnya jaga sikap dengan saya, tahu kan siapa saya? Kamu harus menghormati saya Angga!""Anda bukan siapa-siapa yang harus saya hormati Pak Broto, hanya karena uang saya pun juga punya."Keduanya yang terlihat saling tatap-tatapan satu sama lain,
Agatha yang sedang membuat susu untuk Hago namun tertunda karena ucapan Hago yang mengatakan kalau Angga sedang marah, namun dengan siapa? Tidak mungkin dengan Hago karena setahu Agatha kalau kekasihnya itu adalah pria yang amat menyukai anak kecil."Dengan siapa Hago?""Orang Mama, aku tidak tahu... eh aku ingat, dia yang waktu itu di rumah sakit," jawab Hago dengan ucapan lucunya.Dan yang ada dipikiran Agatha hanya ada Pak Seno karena selain keluarganya Pak Seno lah yang ada di rumah sakit bersama dengan seluruh keluarganya.Sontak Agatha pun menggendong Hago dan berjalan ke depan untuk memastikan benar atau tidak itu Pak Seno.Dia yang telah sampai di depan dan ternyata dugaannya benar kalau orang yang dimaksud dengan Hago adalah Pak Seno. Dengan cepat Agatha melangkah dan memisahkan pertengkaran yang akan terjadi diantara dengan mereka."Stop, jangan ada pertengkaran!" ucap Agatha sambil menggendong Hago. Sedangkan keduanya terkejut dengan kedatangan Agatha secara tiba-tiba itu.
Jika Agatha tak memikirkan itu sangat mustahil baginya, iya Agatha saat ini tengah memikirkan mengenai ucapan Seno tadi. Kenapa baru sekarang? Lalu kemarin kemana saja, dan apa maksud Seno tadi kalau dia memiliki alasan untuk tak berbicara dengan Agatha. Jujur Agatha merasa sangat penasaran dengan alasan Pak Seno."Apa aku harus bertanya apa alasannya?" ucap Agatha yang saat ini berada di dalam kamar.Dia sungguh bimbang dalam menentukan sebuah keputusan. Dirinya benar-benar bingung, disisi lain Agatha penasaran namun disisi lain juga dia takut jika Angga marah dan dia merasa kecewa terhadap dirinya."Aku harus pergi sekarang dan mengajak Pak Seno bertemu," celetuk Agatha bersiap-siap dan mengirimkan pesan kepada Pak Seno menyempatkan waktu untuk bertemu dengan dirinya.Sudah tengah malam namun Agatha tak takut untuk pergi keluar dan lagi pula dia hanya berjalan tak jauh dari rumahnya yaitu disebuah taman. Agatha yang mengajak Pak Seno untuk bertemu di taman dekat daerah rumahnya. Hin
Bersembunyi dari banyak orang tentang kehamilannya. Dia telah berencana untuk tak menggugurkannya dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Setiap hari hidup sendiri, yang awalnya dia pikir menghindari orang-orang akan mudah baginya, namun dia mengalami kesulitan karena tak ada orang yang bisa diminta tolong oleh dirinya. Dia yang dengan sengaja mengasingkan dirinya sendiri. Dan ketika kandungannya sudah besar, dimana dia akan tahu kapan kelahirannya membuat Agatha kembali pulang ke rumah. Itu pun karena perintah Ibunya yang khawatir dengan keadaan Agatha. Hingga dia sampai di rumah banyak orang yang membicarakan tentang dirinya. Agatha yang menyebarkan berita kalau dia sudah menikah dan Suaminya meninggal dunia namun tak ada satu pun yang percaya dan semua menganggap jika Agatha hamil diluar nikah. Memang itulah kenyataannya.Hingga dimana dia berusaha keras untuk melahirkan anaknya, perjuangannya yang dilakukan baginya telah sia-sia. Sang bayi tak selamat dan meninggal, hal itu
Raut wajahnya terlihat begitu kesal, bahkan sejak tadi sudah banyak orang yang menjadi korbannya. Dia yang marah karena mendengar pembicaraan Agatha dengan Angga begitu jelas, bahkan sebuah suara yang paling membuat Seno marah."Kalian itu kerja apa si? Kenapa seperti ini saja masih salah?" ucap Seno dengan suara yang membentak sehingga membuat semua orang pada takut."Maaf Pak, kami sepertinya sudah benar. Apa yang harus diperbaiki lagi ya?" tanya salah satu dari merekalah dengan ketakutan."Periksa yang teliti, pakai mata sama otak!" Seno yang biasanya dingin dan datar namun kini bersikap begitu kasar.Semuanya pun mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan Seno. "Arghhh... kenapa si?" ucap Seno berteriak. Sebentar lagi tunangannya akan segera terlaksana, dan sedangkan dia masih menunggu apakah Agatha memiliki perasaan atau tidak terhadap dirinya. Jika iya Seno akan memperjuangkan tanpa peduli jika Agatha sudah memiliki kekasih. Namun jika tidak dia tidak akan memperjuangkan Agatha
Entah dibawa kemana dirinya oleh Angga, Agatha benar-benar merasa bingung sebab dia tak kembali pulang ke rumah melainkan ke suatu tempat yang begitu asing baginya."Angga kita kenapa ke tempat ini?" tanya Agatha saat melihat sebuah hotel besar. Dia yang tak tahu jika dibawa ke tempat seperti ini sebab selama perjalanan dirinya tertidur. "Tak apa-apa, kita akan bermalaman yang lama disini!" Angga berucap, namun terlihat dari raut wajah marah Angga, beberapa kalimat yang diucapkan itu melainkan sebuah perintah."Aku menolak Angga, aku ingin pulang!" Agatha menolak ajakan Angga dengan keras.Melihat sang kekasih yang berani membantahnya membuat Angga sungguh kesal.Plak!Tamparan keras mengenai pipi kanan Agatha. "Kenapa menampar aku Angga? Kau berubah!" Teriak Agatha dengan merasa sangat kecewa melihat Angga yang kasar.Selama bertahun-tahun pacaran dulu dia tak pernah melihat Angga bersikap kasar seperti ini, namun sekarang Angga benar-benar dengan berani menampar dirinya."Maaf Agat
Berjalan dengan hati-hati dan tanpa suara agar tak ada yang menyadari kepergiannya. Agatha yang saat tadi berteleponan dengan Pak Seno dan dia sungguh terkejut saat Pak Seno sudah berada di dekat rumahnya. Agatha antara percaya ataupun tidak, namun tak ada salahnya jika dia melihat. Kini dirinya sudah berhasil berada diluar rumah tanpa sepengetahuan siapapun. Udara yang sejuk menusuk kulitnya yang begitu putih dan mulus. Menggunakan pakaian tidur dengan sebuah sendal berbulu."Dimana Pak Seno? Apa mungkin dia hanya berbohong dan mengerjai aku?" tanya Agatha sambil melihat ke berbagai arah. Dia sebenarnya sedikit merasa tak yakin jika Pak Seno benar-benar berada di rumahnya, karena sekarang itu sudah menunjukkan jam satu malam.Agatha yang terus-menerus melihat-lihat dia tersentak kaget saat melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan menggunakan topeng badut. Tubuhnya tiba-tiba saja menjadi kaku dan wajahnya terlihat sangat pucat."Siapa kamu?" tanya Agatha dengan gemetar ketakutan.
Tak tahan dengan dirinya selalu saja disebut dan dipandang buruk oleh Pak Broto dan jika dia melawannya pun tak akan menjadi masalah sebab dirinya sudah tak bekerja di tempat perusahaan milik Pak Broto.Wajah Agatha yang terlihat marah besar sontak langsung saja melemparkan Pak Broto dengan segelas air putih yang berada di depan matanya.Byur!Pakaian yang terlihat mewah kini sama di depan mata Agatha ketika melihat sudah lusuh dan basah karena air yang disiram olehnya. "Sebelumnya maaf Pak jika saya melakukan hal yang baru saja saya lakukan. Seharusnya Bapak itu sadar, sudah tua jangan berbuat dosa dengan ucapan yang keluar dari mulut Bapak itu."Sedangkan seorang pria tua yang saat ini berada dihadapan Agatha terlihat marah karena dirinya yang biasa dihormati justru dihina, bahkan orang yang menghina dia adalah wanita bawahan seperti Agatha."Kamu bagi keluarga saya hanyalah debu, sesuatu yang harus dihilangkan atau dibersihkan. Bahkan karena debu seluruh keluarga mendapatkan penyak