Setibanya di Taman Kanak-kanak, sang guru meminta orang tua lain untuk membawa pulang anaknya terlebih dahulu. Jay dan Rose hanya bisa berdiri di satu sisi dan menunggu.Jay memasang ekspresi cemberut di wajahnya. Ia menarik nafas panjang saat berdiri diam di satu sisi.Rose diliputi rasa bersalah.Jay selalu menjadi keajaiban yang ditunggu orang lain sejak masih kecil. Membuatnya menunggu orang lain hari ini mungkin menjadi sesuatu yang langka, bukan?"Tuan Ares, kau bisa pulang dulu. Aku akan tinggal di sini dan menunggu ..." Rose menyarankan dengan perasaan bersalah.Ia telah mendisiplinkan dua iblis kecil ketika mereka melakukan kesalahan kemarin. Sekarang, tampaknya metode disiplinnya hanya membuahkan hasil yang sangat sedikit.Wali kelas tiba-tiba menyela dan berkata, “Harap tetap di sini, Tuan Ares. Aku ingin bicara denganmu tentang masalah pendidikan anak-anak."Jay mengangguk.Kepala Rose menunduk lebih rendah.Setelah mengusir orang tua dan siswa lainnya, guru mengun
Rose menundukkan kepalanya. Jelas-jelas anak-anaklah yang melakukan kesalahan, tapi kenapa ia yang malah ditegur?"Aku salah, Tuan Ares," jawabnya lirih.Jejak senyum yang tak bisa dijelaskan muncul di mata Jay. Ia ingat raut wajah Angeline muda ketika ia sedang ditegur. Sama seperti Rose sekarang, ia akan menundukkan kepalanya dan terlihat seolah-olah itu adalah akhir dunia. Ia akan mendengarkan dengan takut dan gentar saat Jay menegurnya.Jay mengalihkan pandangannya ke anak-anak dan menegur dengan tegas. "Kita pulang sekarang."Robbie dan Jens mengikuti di belakang Ayah seperti dua zombie berjalan, mendesah sedih.Rose memegang tangan Zetty yang menangis dan mengikuti di belakangnya dengan gelisah.Ketika mereka sampai di rumah, Jay duduk dengan anggun di sofa. Ia menyilangkan kaki rampingnya yang panjang sambil menatap ketiga anak yang berdiri di depannya dengan wajah muram.Rose berdiri di samping mereka, mencoba tampak tegar.Mommy dan ketiga anak itu selaras, menundukkan
Zetty menangis tersedu-sedu saat ia memeluk Mommy dan meratap sedih."Mommy, teman sekelasku bilang kalau aku hanya memiliki Mommy yang miskin dan bukan ayah yang kaya."Zetty mendengus sedih saat ia tersedak oleh isak tangis. "Guru di kelas bilang inilah yang disebut memiliki Mommy yang sama tapi ayanh yang berbeda.""Untuk membelaku, Robbie memarahi sekelompok anak yang menertawakanku sementara Jenson berdebat dengan guru karena aku.""Ini semua salahku, Mommy. Robbie dan Jens dimarahi karena aku. Aku bukan anak yang baik."Rose merasa seolah-olah ia tertusuk jarum setelah mendengar apa yang Zetty katakan.Ayah kandungnya jelas tinggal di bawah atap yang sama dengannya, tetapi perasaan asing yang ia tunjukkan di depan Zetty telah menghancurkan hati rapuh anak itu berulang kali. Akibatnya, Zetty sangat terpengaruh ketika siswa lain menertawakannya karena tidak memiliki ayah. Itulah kenapa ia menangis dengan sangat sedih.Tiba-tiba, ia meraih tangan Zetty dan berjalan menuju rua
Rose memandang Sean dengan heran. "Apa yang dia lakukan di sini?"Jay benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Ia menoleh dan menginterogasi Rose dengan suara dingin, "Bukankah kau yang mengundangnya?"Rose menggelengkan kepalanya. "Tidak."Jay berjalan keluar dari gerbang besi berlubang dengan santai.Saat Sean melihat Jay, ia berdiri tegak dan menatap Jay dengan senyum menawan."Sean, kenapa kau berdiri di depan gerbangku pagi-pagi?" Jay mengeluarkan senyuman tipisSenyum mempesona Sean lenyap tanpa bekas. "Tuan Ares, bukan kau alasanku berada di sini, Aku datang untuk Nona Loyle yang cantik."Karena itu, ia melirik Rose yang mengikuti dari belakang.Rose merasa sangat malu.Jay berbalik dan menatap tajam ke arah Rose, mengamati caranya menangani Sean.Rose bertanya dengan rasa ingin tahu, "Ada yang bisa aku bantu?"Wajah Sean yang ceria dan menawan memancarkan sedikit rasa malu. Ia menyentuh hidungnya dengan malu-malu dan berkata, "Ketika aku melihatmu hari itu, kecantikan
Rose memang penasaran kenapa Stephanie menjebaknya padahal tidak ada permusuhan di antara mereka.Rose melirik Sean dan berkata, "Tunggu di sini. Aku akan mengantar anak-anak dan kembali secepat mungkin."Ia menolak pergi dengan Sean karena takut orang lain akan salah paham tentang hubungan mereka.Sean berkata dengan nada masam, "Kau pikir aku tidak cukup baik? Apa kau malu berjalan denganku?"Rose menjawab lugas, "Aku khawatir rumor itu akan menyakiti anak-anak."Sean sedikit terkejut setelah mendengar apa yang ia katakan, dan perasaan aneh berdesir di dalam hatinya.Ia tergerak!Sungguh merupakan berkah bagi anak-anak memiliki Ibu yang begitu perhatian.Lagipula, ia tidak pernah merasakan kehangatan seperti itu dari orang tuanya sejak kecil.Dari apa yang bisa ia ingat, orang tuanya selalu bertengkar tanpa henti di depannya sejak ia cukup dewasa. Ayahnya bekerja keras untuk mencari nafkah dan akhirnya memiliki hubungan dengan wanita lain. Ibunya mencurahkan seluruh pikirann
Saat Jay datang ke Asia Besar, Grayson sudah menunggu sangat lama.Ia mengkritik dalam hatinya, Tuan Ares datang bekerja sedikit lebih lambat dari biasanya!Setelah Jay duduk, ia langsung mengeluarkan selembar kertas A4, mengambil pulpen, dan menuliskan sederet angka di atasnya.Grayson melihat nomor telepon itu dan bertanya dengan heran, "Bukankah ini nomor telepon Rose?"Jay menyerahkannya pada Grayson. "Periksalah."Grayson memasang ekspresi biajk. Presiden tidak menjelaskan secara rinci apa yang sebenarnya ingin ia periksa. Apa ia hanya akan puas setelah menggali semua informasi tunggal tentang Rose?Grayson memegang selembar kertas dengan nomor telepon tertulis di atasnya dan berjalan keluar. Ia menyerahkannya kepada departemen keamanan jaringan dan memerintahkan dengan sangat mendesak, "Sambungkan segera ke jaringan telekomunikasi dan ambil semua informasi yang terkait dengan nomor telepon ini."Grayson menyangga tangannya di atas meja dan berkata dengan nada yang sangat t
Grayson terkejut. Oh.'Tuan Ares selalu tidak suka menghadiri semua jenis jamuan makan dari orang-orang berprofil tinggi, terutama karena ia benci dikelilingi oleh wanita.’'Kali ini, Tuan Ares hampir tidak berpikir untuk menolak undangan Sean Bell. Ia pasti memiliki sedikit rasa hormat untuk pewaris Bell Enterprise."“Kau akan membutuhkan rekan dansa, Tuan Ares!” Grayson membahasnya dengan hati-hati.Rekan dansa? Bayangan Rose terlintas di benak Jay.Ia berdansa dengannya pada malam pesta ulang tahun Josephine dan ia ingat mereka bisa berdansa dengan baik satu sama lain.“Siapkan gaun malam untuk Rose Loyle.”Grayson begitu tercengang dengan pernyataan atasannya hingga ia ternganga. 'Tuan Ares merasa mual setiap kali nama Rose Loyle disebutkan sebelumnya. Sekarang, ia mengambil inisiatif untuk memintanya menjadi pasangan dansanya?"“Mungkin ini kebalikan dari pepatah yang mengatakan, 'keakraban melahirkan penghinaan'?”"Iya."“Apa Tuan Ares memiliki persyaratan untuk kostum
Ini adalah pertama kalinya Jay merasa terancam oleh hal kecil. Ia menatap makhluk kecil itu secara provokatif dengan tatapan dingin. “Zetty, Mommymu ingin mencarikan ayah tiri untukmu. Apa kau tidak takut ayah barumu akan melecehkanmu?”Zetty berdiri dan meletakkan tangan kecilnya di pinggangnya saat ia cemberut. Ia berjalan ke arah Jay dan menatapnya. Ia berkata dengan nada serius, "Ayah kandungku tidak menyukaiku, dan ia juga tidak menyukai Mommyku. Ia memukulinya dan sering menegurnya. Paman Sean kelihatannya baik dan sepertinya ia bukan pemarah. Kalau ia memperlakukan Mommyku dengan baik, aku juga akan menyukainya."Jay menoleh dan menatap Rose. “Apa ia mengatakan yang sebenarnya?”Rose merasa bingung dan ragu-ragu… Kemudian, ia akhirnya mengangguk.Jay mengerutkan kening. Ia tidak pernah menyangka suami kedua Rose bajingan seperti itu.Di mana ia sekarang? Jay memiliki masalah dalam menahan amarahnya.Rose tercengang saat ia menatapnya, benar-benar tercengang.Ialah yang