KECURIGAAN PURWATI!
-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-'Tok' 'Tok' 'Tok'"Kalian bertengkar?" tanya Purwati.Purwati sebenarnya sudah mencurigainya sejak tadi. Awalnya dia hanya berniat mengambil air panas yang di gunakan untuk membuat susu cucunya Farhat. Ketika dia melintasi kamar Rio dan Sifa, Purwati mendengarkan teriakan dan bentakan anak dan menantunya itu saling bersahutan. Awalnya Purwati tidak hendak menegurnya karena dia berpikiran semua rumah tangga pasti ada cek cok antara suami dan istri. Dan itu adalah hal yyang wajar.Tapi semakin lama teriakan Sifa semakin kencang saja. Padahal Purwati tahu betul bagaimana watak menantunya itu yang tak suka mencari keributan, tak suka membentak bahkan tak pernah berteriak. Jika Sifa sudah melakukan hal itu tentulah yang di lakukan Rio ada di luar batas kesabaran Sifa. Bukannya dia tak percaya pada anaknya, tetapi saat ini dalam membina rumah tangga, dia lebih percaya pada menantu dari pada anak sendiri."Sebentar, BCURHAT KE MERTUA SOLUSINYA.-KEMBALI POV SIFA ❤️-Bahkan di meja makan sudah terhidang menu sarapan yang. Ada adonan bakwan yang tinggal di goreng, dadar jagung, dan tahu isi. Sedangkan di meja makan sudah ada nasi pecel dii meja. Farhat juga sudah mandi. Tampak ciri khas anak kecil mandi dengan bedak yang tebal."Wah sudah tampan anak Ibu," ucapku tersenyum."Jujurlah, Nduk! Kenapa kau semalem?" tanya Purwati.Aku terdiam, haruskan dia mengatakan semuanya pada Purwati sekarang? Aku mempertimbangkan lagi tentang baik buruknya curhat dan menceritakan masalah rumah tanggaku pada mertuaku sendiri. Ada dua hal yang perlu di perhatikan ketika mencari teman curhat, pertama memang orang itu di harapkan dapat menjadi pemecah masalah dan memberikan solusi, aku merasa ibu dapat memberikannya. Yang kedua orang itu harus amanat dan berpihak kepada yang benar serta bersikap adil, aku pun merasa ibu juga begitu."Bismillah," ucapku dalam hati untuk memantapkan langkah
SAAT PURWATI TURUN TANGAN-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-"Sudah Nduk, sudah! Jangan menangis lagi, air matamu terlalu berharga untuk menangisi Rio, walaupun Rio itu anak ibu tetapi rasanya Ibu tidak rela jika kau menangis seperti itu serahkan semua pada ibu"Terima kasih ya, Bu! Terima kasih banyak Ibu sudah membela Sifa, entah jika tak ada ibu bagaimana Sifa sanggup bertahan dengan semua situasi dan kondisi ini," jelas Sifa."Itu sudah kewajiban dari Ibu sebagai orang tua kalian, Nduk! Ibu sudah berjanji pada diri Ibu sendir untuk bisa berlaku adil pada menantu dan anak. Ibu tidak akan membela dan melindungi siapa yang salah di sini! Ibu membela kebenaran, walaupun iu anak Ibu sendiri," jawab Purwati."Ibu tahu anak Ibu lah yang salah, sedangkan apa yang kau sampaikan tentu suatu kebenaran, maka Ibu akan membelamu sebisa mungkin," sambung Purwati."Tapi ingat ya, Nduk! Ibu hanya meminta satu hal, yang penting kau jangan pernah memiliki niat untuk meninggalkan
AMARAH RIO-PART AUTHOUR-"Ada warung di sampingnya, lumayan enak kok! Sudah ayo kita ke sana saja," perintah Purwati.Mau tak mau Rio menuruti permintaan ibunya. Dari pada sang ibu makin memperlambat tanggal kepulangannya dari rumahnya. Apalagi sebagai seorang anak tunggal, memanglah dia juga sangat menyayangi ibunya lebih dari apapun. Akhirnya mereka memutuskan untuk segera pergi ke es dawet kertobanyon seperti permintaan ibu. Sesampainya di sana, Rio melihat seseorang yang amat ia kenal bahkan dari belakang. Dia juga sedang makan di sana bersama seorang lelaki."Bajinggann! Siapa lelaki itu?" kata Rio dalam hati sambil menampakkan ekspresi wajah yang berubah.Rio tak dapat berbuat apa- apa kali ini. Karena dia datang bersama Sifa dan ibunya Purwati. Mereka turun bersama-sama dan memilih duduk di tempat paling luar. Sedangkan Gendis dan lelaki itu terlihat duduk di dalam warung es itu. Sesekali Rio meliriknya, seorang lelaki Chinese tapi bukan Samuel juga.
INSTING PURWATI-POV AUTHOR-"Oh ini Mbak aku bersama Ko Ongki, perkenalkan Ko Ongki itu adalah mas Rio kepala tripku dulu, yang ini adalah ibunya, dan ini adalah istrinya," kata Gendis memperkenalkan."Oh halo Tante, halo Mas," ucap Ongki ramah."Pacarnya Mbak?" tanya Sifa."Bukan Mbak, Dia ini adalah mantan pacarku dulu. Kebetulan juga dia baru pulang dari Singapur, dan ternyata mobilnya rusak, jadi aku mengantarnya service sekalian beli es dawet yang manis- manis untuk nambah mood," jelas Gendhis. Ongki menjawil lengan Gendhis agar tak lama berbasa basi. Dia risih melihat tatapan Rio yang nampak jelas menghakimi."Oh ya sudah kalau begitu, Mbak! Enjoy ya, silahkan di nikmati. Aku mau pamit pulang dulu, karena bengkelnya keburu tutup," ucap Gendis berpamitan.Rio terus memandang kepergian Gendis dengan tatapan tajam dan tak suka. Tak sengaja Ongki menggandeng tangan Gendhis. Dia menggeret lengan Gendis untuk segera meninggalkan meja Rio. Kemudian
NALURI SEORANG ISTRI-POV SIFA-"Apakah kau tak curiga pada gadis itu, Nduk?" tanya ibu mertuaku."Hah curiga apa maksudnya, Bu?" sahutku."Apakah Sifa tak curiga kalau wanita itu memiliki hubungan dengan suamimu?" Selidiknya lagi.Sepertinya ibu mertuaku ini memiliki kecurigaan yang kuat pada anaknya. Wajarlah ikatan batin itu yang di miliki oleh seorang ibu kandung dengan anak. Seperti mertua dan suamiku ini, mungkin ibu mertuaku juga curiga jika suamiku menyembunyikan sesuatu di belakangku. Ingin rasanya hatiku mengungkapkan semua yang terjadi dalam rumah tanggaku pada Ibu mertua. Tetapi aku masih maju mundur, bagaimanakah hukumnya dalam Islam dan bolehkah aku melakukannya?Satu posisi aku tak ingin membuat hubungan Mas Rio dengan ibunya merenggang. Tapi di sisi lain aku juga memerlukan teman untuk bercerita dan ku anggap ibu mertua adalah pilihan terbaik untuk saat ini daripada orang-orang di luar sana. Karena ibu mertua tentulah mengerti betul bagai
CERITA MASA LALU MERTUAKUPOV AUTHOR"Apa kau tak pernah naluri sebagai seorang istri tak pernah curiga dengannya, Nduk?" tanya Purwati."Jujur saja Bu, Sifa memang pernah juga menaruh kecurigaan terhadap Gendis. Bagaimana Sifa tak curiga, dulu Sifa pernah mencium aroma parfum yang sama di mobil Gendis saat dia mengantarkan membelikan vitamin untuk Farhat, ternyata kecurigaan Sifa terbantahkan dengan fakta bahwa itu adalah mobil kekasihnya," jawab Sifa."Jelas fakta itu berhasil menepis semua kecurigaan Sifa, yang kedua saat membeli motor. Mas Rio mengatakan ingin membelinya di Solo bukan di Madiun. Bahkan Dimas sendiri yang mengantarkan di temani Zaki, nyatanya saat pulang ke rumah tak sengaja Sifa menemukan STNK motornya dan nama di STNK itu adalah Gendhis Astari Wijaya nama gadis itu, Bu," jelas Sifa."Lalu?" tanya Purwati."Sifa ndak menuduhnya lagi, langsung saja Sifa mempertanyakan masalah STNK itu, dan nyatanya lagi-lagi Mas Rio berhasil mematahka
PERJUANGAN IBU!POV AUTHOR"Benar! Itulah yang menyebabkan Ibu tak ingin membuka luka lama itu! Terlalu sakit rasanya, menjadi anak seorang lelaki yang sakit!" jawab Purwati."Kenapa tak bercerai, Bu?" tanya Sifa heran."Karena Simbokku dulu memiliki kesabaran yang seluas samudra. Dia tak pernah mau berburuk sangka dan berpisah dengan suaminya, padahal banyak lelaki yang datang silih berganti untuk melamar dan meminangnya dulu! Saat itu aku hanya menganggap Simbok begitu adalah sebagai bentuk kesetiaan pada Bapakku, tapi pada cinta nyatanya aku salah, Nduk," kata Purwati di iringi helaan nafas yang begitu panjang."Maksud Ibu apa? Berarti simbok itu tidak mempertahankan pernikahan bukan karena cinta dengan suaminya? Lalu apa alasannya?" tanya Sifa lagi. Dia pikir Simbok bertahan karena cinta sama sepertinya."Bukan, Nduk! Simbokku bertahan bukan alasan itu! Dia tidak menikah lagi karena menjaga perasaanku, putrinya ini! Dia takut jika menikah dengan lela
SURAT TERBUKA UNTUK ISTRI PERTAMATeruntuk istri pertama suamikuMbak, aku tahu mau beribu-ribu kali aku meminta maaf kepadamu semua itu tidak akan menutup rasa sakit hati yang kau rasakan karena kehadiranku sebagai madumu,Mbak aku tahu jatuh cinta itu takdir dan menjadi istri kedua adalah pilihan! Tetapi aku tak mampu menolak pesona suamimu.Aku tahu salahku, telah memilih menjadi istri simpanan dan kedua,Mbak, aku juga tahu wanita baik tidak akan merusak kebahagiaan sesama wanita,Tapi mungkin aku bukan wanita baik sehingga aku tidak bisa mengendalikan rasa yang kupunya.Rasa sayang kepada suamimu yang sekarang menjadi suamiku juga,Mbak aku sudah berusaha menjauh!Tapi aku selalu gagal dan rayuan suamimu membuatku luluh,Aku sudah berusaha untuk pergi, tapi suamimu selalu menahanku di sini!Dia terus meminta aku untuk bertahan menjalani dua rumah tangga ini.Mbak, maafkan aku,Mbak ,izinkan aku tetap bersamanya suamimu!Dan izinkan juga dia tetap bersamamu,Gendis langsung mengir