KEDATANGAN RIO KE ORANG TUA GENDHIS
-BALIK KE POV AUTHOR ❤-"Entahlah, Dim! Rasanya sulit untuk melupakan Gendhis, lagi pula kenapa kau seperti mertuaku yang hobi berdakwah?" tanya Rio heran."Aku begini karena aku peduli dan sayang padamu mas aku tak ingin kau salah jalan dan tak ingin rumah tanggamu bermasalah Aku begini karena aku sayang padamu mas kau sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri Aku tak ingin penyesalan itu datang terlambat dan kau menyalahkanku karena tak mengingatkanmu" jawab DimasRio tak menjawab perkataan Dimas. Dia berjalan ke arah rumahnya setelah menepuk bahu Dimas berkali-kali. Rio masih mencoba menelepon nomor Gendis nihil tak tetap di angkatnya."Mas," panggil Dimas.Rio menoleh, dia melihat Dimas yang sudah tampak frustasi menasehatinya. Bukannya Rio tak mau, dia sendiri juga mau untuk melepas hubungannya dengan Gendis. Tapi hatinya tetap tak bisa. Rasa cinta yang ada untuk Gendis lebih besar dari pada cintanya untuMEMBUJUK GENDHIS!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Loh bukannya ini bosnya Gendis dulu ya?" tanya ibu Gendis lagi."Oh iya Bu, saya Bosnya Gendhis! Maaf, apakah Gendisnya ada ya di rumah?" tanya Rio."Oh Gendhis sedang ada di Ponorogo," jawab ibu Gendhis."Gendis sudah pergi dari tadi pagi, silakan monggo masuk dulu ke dalam rumah," ujar Ibu Gendhis mempersilahkan."Saya teleponkan dulu anaknya ya?" tawar Ibu GendisRio mengangguk sambil masuk ke dalam rumah itu. Ini pertama kalinya Rio berkunjung ke rumah Gendis. Tampak deretan foto keluarga menghiasi dinding ruang tamu, terdapat foto Gendis sendiri saat dia juga saat wisuda. Rio tersenyum, gadis itu memang ayu sejak dulu. Menyesal dia tak pernah menemukannya dari awal walaupun kini rasanya terlambat, tapi dia benar-benar tak ingin kehilangan wanita itu. Mama Gendis kembali setelah pergi menelpon Gendhis."Maaf Mas, Gendis berkata bahwa dia ada di Madiun sekarang ini! Dan kemungkinan dia tak akan pulan
WINE"Baby, aku bisa menjelaskan semuanya! Ini tak seperti yang kau pikirkan," jelas Rio."Kau memang tahu apa yang sedang aku pikirkan?" tanya Gendhis."Logika saja sekarang! Kau mengatakan bahwa tak pernah tidur dengan Mbak Sifa, tapi sekarang Mbak Sifa hamil! Kau pikir Mbak Sifa bisa membelah diri?" sindir Gendis."Baby itu terjadi di luar dugaanku! Itu terjadi karena aku di luar kendali dan terpaksa melakukannya," jelas Rio berharap Gendhis mengerti."Hahahaha? Terpaksa? Terpaksa katamu? Terpaksa atau sama- sama suka karena cinta?" hardik Gendhis sambil menengguk kopi susu yang di bawanya."Baby, aku benar- benar terpaksa! Karena jika dalam waktu tiga bulan aku tak memberinya hak batin maka aku akan menalaknya secara halus," ujar Rio."Bahkan saat melakukannya aku menyebut namamu, sumpah Baby," rayu Rio lagi."Lalu kenapa kalau kau menalaknya? Kau mau melakukannya itu berarti kan kau tak pernah berniat sedikitpun untuk bercerai darinya! Iya k
MABUK YANG BERGAIRAH!-POV AUTHOR ❤️-"Aku mencintaimu Gendhis, aku akan buktikan!" kata Rio membelai wajah ayu Gendhis.Rio akhirnya meletakkan kepalanya di samping Gendis Dia memegang tangan Gendis erat lalu mulai tidur bisa untukmu berharap setelah dia bangun nanti dia dapat menemukan gadis yang dicintai itu sudah sadar Rio tak memperdulikan banyaknya panggilan yang tak terjawab dari istrinya rasanya sekarang ini hanya ada Gendis di pikiran dan benaknyaEntah berapa lama Rio terpejam sampai dia merasakan sesuatu dia mengerjap mengerjakan matanya mencoba mengumpulkan kesadarannya kembali Dia melihat Gendhis sudah berada di atas tubuhnya dengan hanya menggunakan bra dan celana dalam saja."Baby kau kenapa?" tanya Rio terkejut dengan prilaku Gendhis."Aku ingin memuskanmu, mengapa istrimu bisa hamil? Katanya kau jarang berhubungan dengannya! Bukankah harusnya aku juga bisa hamil, Mas?" tanya Gendhis.Rio tak menjawabnya. Dia mencoba bangun dari tidur
MABUK YANG BERGAIRAH!-POV AUTHOR ❤️-"Aku mencintaimu Gendhis, aku akan buktikan!" kata Rio membelai wajah ayu Gendhis.Rio akhirnya meletakkan kepalanya di samping Gendis Dia memegang tangan Gendis erat lalu mulai tidur bisa untukmu berharap setelah dia bangun nanti dia dapat menemukan gadis yang dicintai itu sudah sadar Rio tak memperdulikan banyaknya panggilan yang tak terjawab dari istrinya rasanya sekarang ini hanya ada Gendis di pikiran dan benaknyaEntah berapa lama Rio terpejam sampai dia merasakan sesuatu dia mengerjap mengerjakan matanya mencoba mengumpulkan kesadarannya kembali Dia melihat Gendhis sudah berada di atas tubuhnya dengan hanya menggunakan bra dan celana dalam saja."Baby kau kenapa?" tanya Rio terkejut dengan prilaku Gendhis."Aku ingin memuskanmu, mengapa istrimu bisa hamil? Katanya kau jarang berhubungan dengannya! Bukankah harusnya aku juga bisa hamil, Mas?" tanya Gendhis.Rio tak menjawabnya. Dia mencoba bangun dari tidur
BAU KHAMR DARI TUBUH SUAMIKU!-KEMBALI POV SIFA ❤️-"Kau pergi ke mana, Mas?" tanyaku pada Mas Rio yang berlalu begitu saja tanpa memberitahuku dia akan pergi ke mana.Dia tak pernah berpamitan pada aku lagi. Aku seperti tak anggap di rumah sendiri. Entahlah suamiku seperti sedang kerasukan saja. Bukankah dia seharusnya bahagia karena aku hamil lagi anak kedua, tapi mengapa justru perlakuan suamiku seperti ini.Dia selalu beralasan bekerja bekerja dan bekerja. Hanya itu kata yang selalu di ucapkan suamiku sebagai alibinya. Dia mengambil kunci mobil dan pergi meninggalkan rumah serta aku yang masih berdiri menatap nanar kepergiannya."Sampai kapan Mas, engkau begini? Dengan menyiksaku dalam pernikahan ini! Padahal aku sedang mengandung buah hati kita," gumamku lirih sambil menatapi kepergian Mas di Rio.Sampai habis maghrib Mas Rio belum juga pulang. Berkali-kali aku menelpon ke hp-nya, tapi nihil tak di angkat juga. Entah ke mana lah perginya suamiku itu
PENJELASAN YANG TAK MASUK DI AKAL!-KEMBALI POV SIFA ❤️-Masih seperti dulu, Rio hanya terdiam. Dia terlihat menggaruk-garuk kepalanya yang mungkin tidak gatal juga. Dia terlihat salah tingkah, biasanya dia akan melakukan seperti ini ketika dia membuat kesalahan untuk menutupinya. Aku masih bersedekap memandang wajah Mas Rio untuk meminta penjelasannya kali ini."Dari mana, Mas?" tanyaku sekali lagi dengan penuh penekanan."Aku dari bertemu dengan seorang klien penting di salah satu restoran mahal," jawab suamiku singkat.Asalan itu terdengar mengada- ngada. Aku tahu itu, jika Mas Rio memang sedang menyembunyikan sesuatu. Aku terus menatapnya sampai membuat dia salah tingkah."Lalu, mengapa kau berbau minum-minuman keras? Tak mungkin kan, jika kau berbau minuman keras jika hanya menjamu makan bersama dan mengobrol bisnis!! Kecuali kalian saling bersentuhan," ucapku lirih sambil menyadari sesuatu hal.Ucapanku tadi menyadarkanku akan hal penting.
RENCANA CERDAS SIFA-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-Rio menelan ludahnya kasar melihat Sifa kini sudah berani memberontak padanya. Dia hanya menatap kepergian Sifa ke dalam kamar dengan pandangan nanar. Dia juga tak ingin mencegah wanita itu. Sekarang hati Rio bingung dia ingin melepaskan Sifa tapi juga tak ingin Farhat menjadi seorang anak yang tak memiliki Ibu dan kekurangan kasih sayang bapaknya. Tapi di sisi lain dia juga tak ingin kehilangan Gendis."Sial! Mengapa semua ini terjadi, tidak seperti skenario ku," kata Rio dalam hati sambil mengusap wajahnya kasar.Malam ini Rio lebih memilih tidur di kursi panjang ruang tamu. Dia ingin tidur sendiri tidak dengan Sifa, dia tak ingin mengganggu istrinya itu. Biarlah istrinya tidur di kamar mungkin mereka memang membutuhkan waktu untuk saling menyendiri.Dalam kamar Sifa menangis karena suaminya benar-benar sudah tidak peduli lagi dengannya. Tak ada sedikitpun niat Rio untuk memperbaiki hubungan ini. Tapi dia pun sad
STRATEGI SIFA!-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-"Sifa ingin selalu ditemani oleh ibu, jika Ibu tak keberatan dan tak sibuk! Bolehkah Ibu menginap di sini beberapa hari saja? Sifa rindu dengan Ibu," sahut Sifa."Kalau untuk menginap Ibu-""Yahhh, Ibu tak bisa ya?" tanya Sifa memotong pembicaraan Purwati,"Heheeh, tidaklah! Apa yang tak bisa Ibu lakukan untuk menantu Ibu tersayang ini dan calon cucu," jawab Bu Nafis."Alhamdulillah, Ibu membuat Sifa khawatir saja," protes Sifa."Masya Allah kau tahu tidak, Nduk! Sekarang ini benar- benar ibu merasa sebagai mertua yang sangat beruntung sekali karena memiliki menantu sepertimu, kau tak sungkan dengan Ibu bahkan meminta Ibu menginap di sana tanpa Ibu memaksa, apalagi saat kau mengatakan rindu pada Ibu, hati Ibu rasanya adem sekali," kata Purwati.Sifa maklum saja mertuanya sampai mengatakan hal itu. Mengingat Rio adalah anak tunggal dan tak mungkin mengatakan rindu pada ibunya. Jangankan pada ibunya pada Sifa