JUJURLAH SAYANG!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- “Tidak Mbak terimakasih ya” kata Sifa."Kau bilang HP mu hilang, tapi Allah tunjukkan sekarang! Aku harus membuka semua," batin Sifa dalam hati.Petugas itu mengangguk dan berpamitan setelah menyerahkan Hp Sifa. Kini Sifa sedang mencoba berusaha membuka handphone Rio. Ternyata tak bisa, HP itu memiliki sandi yang Sifa sendiri tak tahu apa sandinya. Sifa mencoba memasukkan tanggal pernikahan mereka dan salah. Tanggal lahir Rio juga salah, Sifa bingung apa sandi HP, Rio sebenarnya. Mengapa sekarang dia mengkode HP yang dulu biasa tergeletak begitu saja. Satu notif pesan masuk.[Ok. Aku akan pulang sendiri, Mas tak sayang aku lagi]“Astagfirulloh... Laillahaillah... Allah,” ujar Sifa langsung lemas melihat chat itu sekilas. Tangan Sifa gemetar sampai HP Rio terjatuh ke lantai. Dia syok melihat pesan yang terbaca. Walaupun sekilas sangat jelas bahwa pesan itu mengatakan sayang. Sakit hati Sifa mengetahui hal itu."Bagaimana mungkin kau tega melaku
WANITA SIMPANAN ANAKKU!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- “Kenapa?" tanya Rio melihat respon Gendhis yang hanya membeku."Baby," panggil Rio sambil membalikkan badan Gendhis. Dia menatap tajam wanita yang di cintainya itu. Tapi tatapan mata berkaca- kaca Gendhis meruntuhkan tatapannya."Padahal Mas dateng loh, Sayang! Mas sampai bela- belain datang dan rela meninggalkan Mbak Sifa demi menemuimu, kau malah dingin begitu,” kata Rio mencium bibir Gendhis sekilas. Gendhis tetap diam dan merajuk, Rio memeluk Baby binalnya itu dengan erat.“Maafin Mas ya! Maaf jika semalam Mas meninggalkanmu sendirian! Takut ya, Baby? Maaf sekali," ucap Rio."Kau bingung ya mencari, Mas? Maaf ya! Maaf sekali sudah membuat kau harus sarapan sendiri! Janji lain kali Mas akan menginap lama bersamamu,” ucap Rio sambil memeluk gadis yang di cintainya itu lagi.“Janji ya kita liburan lagi ke Bali,” pinta Gendhis dengan manja.“Semuanya untukmu Baby, apapun inginmu! Mas akan mewujudkan itu semua,” kata Rio sambil menciumi
KEGELISAHAN PURWATI-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Bu? Dari mana?" tanya Sifa yang tiba- tiba bangun dari tidurnya dengan mata sembab."Loh kau kenapa, Ndu?" tanya Purwati sambil berjalan mendekati Sifa yang matanya sdah sembab sekali. Dia mengelus lengan Sifa, dan mendudukkan Farhat di pinggir ranjang.“Uti (Panggilan untuk nenek singkatan dari Eyang putri) dan Farhat tadi dari mana?” tanya Sifa mengalihkan perhatian dan pertanyaan mertuanya.“Ini membeli camilan dan mainan untuk si Farhat! Takut nanti di rumah sakit dia bosan dan mengajak pulang, tahu sendiri to namanya anak- anak mudah bosan! Le, tunjukkan ke Umimu mainan barumu yang di beli tadi dengan Uti,"” perintah Purwati pada cucunya sambil mengeluarkan belanjaan yang ada dalam kantong kresek hitam.“Masyaallah banyak sekali to, Bu? Ayok Farhat sudah bilang matursuwun belum sama Uti? Terimakasih ya, Bu,” kata Sifa tulus sambil menyuruh putranya berterimakasih pada neneknya. Sifa selalu mendidik anakn
TREK LISANG (BAYI MENINGGAL KEGUGURAN)-BALIK KE POV AUTHOR ❤- “Siapa wanita yang bersamamu tadi Rio?” tanya Purwati.Glek Rio menelan ludahnya kasar. Sejuta tanya memenuhi benak Rio. Apakah sang Ibu tahu semuanya? Mengapa bisa sang Ibu tahu? Apa yang harus Rio katakan saat ini?“Jawab Ibu...” bentak Purwati dengan tegas.“Emmm... Apa sih, Bu? Rio tak mengerti dan tak paham tentang apa yang Ibu katakan! Wanita siapa Bu?” tanya balik Rio.“Wanita di lorong rumah sakit yang kau antarkan ke mobil tadi! Siapakah dia? Via?” tanya Ibu Rio sambil memandang putranya dan menghentikan langkah kakinya.Rio terdiam, apakah ini saatnya mengenalkan sosok Gendhis pada orangtuanya. Apakah Gendhis bersedia di perkenalkan. Lalu apa yang terjadi jika mereka sudah berkenalan."Ah sial! Harus apakah aku saat ini?" batin Rio bingung.“Dari raut wajahmu sepertinya bukan Via! Dia lebih tinggi dan lebih berisi dari pada Via. Seingat Ibu Via dulu kurus dan pendek," t
SALAH ORANG TUA YANG MEMAKSA!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- “Ini tentang anak kita Rio, Pak!” ucapnya sambil menatap mata suaminya dalam- dalam.“Ada apa?”“Sepertinya Rio mulai bermain api di belakang Sifa! Bagaimana rumah tangganya yo, Pak?" tanya Purwati."Apa maksudmu, Bu?" tanya Suhadi mengernyitkan keningnya heran dengan ucapan sang istri."Ibu memergokinya dengan wanita saat di rumah sakit ketika Sifa keguguran. Dia benar- benar sedang mengantarkan seorang wanita tadi pagi di rumah sakit, Pak!” adu Purwati.“Apa dia juga melahirkan anak Rio?" tanya Suhadi penasaran. Walau bagaimanapun anak itu tidaklah salah dan tetap cucunya walau dia di lahirkan bukan dari istri sah. Begitulah anggapan Suhandi.Ibu Rio menggelengkan kepalanya. Membuat harapan Suhadi ini pupus. Padahal dia mengidamkan cucu baru lagi.“Sepertinya tidak Pak, entah ada keperluan apa wanita itu sampai berada di rumah sakit yang sama dengan Sifa, jujur saja, Pak! Aku snagat cemas sekarang ini,” ucap Purwati.“Apa kau ke
ADAT BUDAYA KEJAWEN DAN ISLAM YANG DI SATUKAN!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- “Tapi Pak...”“Sudahlah Bu, biarkan mereka menjalani rumah tangga sendiri! Jangan pernah kau sampai bertanya pada Sifa tentang masalah ini, jangan mengadukan apapun pada Sifa. Biarkan ini menjadi rahasia kita saja. Kecuali jika Sifa meminta pendapat kita, atau Rio meminta pertimbangan kita untuk memecahkan masalah atau mencari solusi. Baru kita boleh memberikan pendapat. Jika tidak, sebaiknya kita diam tak usah banyak bicara atau jadi pahlawan kesiangan! Tugas kita adalah mengarahkan anak kita Rio saja karena itu bentuk tanggung jawab kita sebagai orang tua, jangan sampai ikut terlalu dalam,” sahut Suhadi memotong pembicaraan istrinya.“Entah apa yang membuat Rio keblinger (Salah jalan) sampai wanita sebaik Sifa di sia- siakan, Pak! Bahkan jika Ibu menjadi lelaki akan merasa sangat beruntung bisa mendapatkan istri seperti Sifa,” ucap Purwati.“Buk.. Nyebut (Mengucap istighfar)! Jangan terlena kau! Apa yang terliha
JENANG SENGKOLO DAN GOLONG BUCENG-BALIK KE POV AUTHOR ❤- 'Tring' 'Tring' 'Tring' satu panggilan masuk dari Rio di HP Suhadi. Suhadi mengangkatnya dengan mengusap layar."Hallo, assalamualaikum! Ada apa, Le?" tanya Suhadi."Waalaikumsalam, Bapak sekarang di mana?" tanya Rio di sebrang telpon."Masih di rumahmu! Ada apa?""Ibu?" tanya Rio."Ada di sini, di samping Bapak! Ada apa?" sahut Suhadi."Mungkin Rio akan pulang bersama Sifa nanti sore, Pak! Dokter tadi sudah mengizinkan untuk pulang, Pak," jelas Rio."Ya sudah kalau begitu, hati-hati! Bapak dan Ibu masih mau belanja ke pasar untuk kendurian las milikmu, rasanya Bapak dan Ibu pulang sebentar. Karena tak mungkin kendurian di sini, tak ada yang dibagi berkat dan kami tak mengenal warga sini juga, malah sungkan nanti mau undang- undang," ujar Suhadi."Iya, Pak! Oh iya, Rio ingin berbicara langsung dengan bapak kapan-kapan berdua," ucap Rio ragu-ragu."Datanglah, Le! Kapan pun kau mau, Bapak akan ada," sahut Suhadi.Dia tahu anakny
RINDU BABY BINALKU!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Sebegitunya kah kau tak ingin menikah denganku, Mas?" tanya Sifa dalam hati.Sifa membuka map itu, benar seperti dugaannya. Ternyata isi map itu adalah biodatanya dulu saat ta'aruf dengan Rio. Yang membuat sifat sangat kaget adalah map itu masih tertutup rapat. Bahkan masih ada lem di sana. Itu berarti Rio tak pernah membukanya. Bahkan saat mereka pertama kali bertemu dan Sifa membuka cadar itu adalah pandangan pertama Rio."Allah, mengapa aku harus mengalami ini?" tanya Sifa pada dirinya sendiri.Dia memeluk map itu dan menangis. Dia berjalan ke arah ranjang dan membaringkan tubuhnya sambil berpelukan dengan map. Entah berapa lama dia tertidur, sampai tepukan di pipinya membangunkan dia. Sifa mengerjapkan matanya, ternyata Rio sudah ada di sampingnya."Dek, bangun! Ada Abah dan Umi datang, mereka sudah di depan," kata Rio."Kau membawa apa itu?" tanya Rio."Mas, bukankah map ini adalah map yang berisi bio