"QianQian, Shu Ling sudah menyiapkan bubur bergizi untukmu. Makanlah!" Keduanya sudah duduk di Aula utama Paviliun Xing He. Xuan Yuan meminta Shu Ling untuk menyiapkan bubur bergizi. Akhir-akhir ini tenaga gadis cantik itu terkuras. Semalam masih tidak tidur untuk membantu Tabib Yang memurnikan Bunga Krisan Dewa. Xuan Yuan merasa tidak tega.Apa yang disebut oleh Xuan Yuan sebagai bubur bergizi itu adalah semangkuk bubur nasi yang dimasak dengan kaldu tulang dicampur dengan daging, jahe, cinnamon dan diatasnya ada daun ketumbar dan urugula yang menyebarkan aroma menyegarkan."A Yuan, kamu sangat perhatian." Xin Qian tidak bisa menahan bahagia. Di zaman modern, dia hidup sebatang kara dan tidak mempunyai keluarga yang memperhatikannya. Di tempat bobrok ini, Xuan Yuan sangat memperhatikannya. Xin Qian merasa tersentuh.Saat ini dia memang sangat lapar. Selain membantu Tabib Yang memurnikan obat, Xin Qian juga mempunyai pekerjaan lain. Dia mengolah batang dan akar tanaman Krisan Dewa ya
"QianQian, dia terlihat sangat serasi denganmu.""Aku menyukainya.""Bagaimana denganku, apa kamu tidak menyukaiku, hmm?" keluh Xuan Yuan. Bahkan dia merasa cemburu pada sebuah cambuk. Benar-benar tidak masuk akal.Pria itu sudah mendorong Xin Qian pada dinding ruangan. Dia tidak suka mendengar gadis ini berkata menyukai sesuatu selain dirinya. Tak sempat mengelak, Xuan Yuan sudah menyambar bibir Xin Qian. Kali ini tidak seperti biasanya. Gadis cantik itu sudah sedikit terlatih. Mendapatkan balasan yang diinginkan, pihak lain semakin mendominasi. Keduanya baru menyelesaikan kegiatan itu setelah kehabisan napas."QianQian, mari kita menikah," ajaknya setelah menstabilkan napasnya yang masih sedikit terengah."Ya." Xin Qian seakan berubah menjadi orang lain. Biasanya akan ada begitu banyak alasan di dalam hatinya untuk pergi. Sekarang, dia merasa berada di sisi Xuan Yuan adalah tempat paling nyaman untuknya. "Aku akan menahan diri sampai kita menikah," bisiknya lembut di telinga Xin
Huantian membalas lirikan adiknya dengan senyum manis."Sudah setua ini masih menolak menikah, apa kamu benar-benar bukan seorang pria?" ejek Huantian pada Ying Lan. "Kakak Pertama berlidah tajam," keluhnya.Setelah itu, Kaisar sudah berpidato memberi sambutan untuk semua orang. Acara pemilihan selir sudah dimulai."Baiklah, karena semua orang sudah berkumpul. Acara ini silakan dimulai!" Kaisar sudah membuka acara. Satu persatu Semua gadis calon telah hadir. Dua puluh gadis cantik berjajar di aula. Mereka telah bersiap untuk menampilkan kemampuannya. Xin Qian duduk di sisi Selir Hui dengan tenang. "Nona Xin Qian, tolong Anda pimpin para calon selir untuk memberi hormat pada Kaisar." Selir Hui berkata dengan tenang. Dia ingin menunjukkan bahwa Xin Qian paling menonjol dibandingkan mereka semua. Lagipula, Xuan Yuan juga sudah memilihnya. "Baik, Ibunda Selir Hui." Meski dia merasa kesal dengan acara ini, akan tetapi hari ini memang harus ada. Ada begitu banyak pejabat dan keluarga ca
Selepas penampilan Xin Qian yang memukau, penampilan selanjutnya tidak ada yang berhasil menarik perhatian. Bisa dibilang, semua bakat para gadis cantik yang ada di Aula ini sudah tertutupi oleh pesona Xin Qian."Yuan'er, Nona dari keluarga mana yang berhasil menarik perhatianmu?" Kaisar bertanya penuh perhatian.Cukup dengan sekali pandang, Kaisar tentu saja tahu bahwa gadis yang diinginkan Xuan Yuan adalah Xin Qian. Kendati demikian, Kaisar masih harus bertanya untuk memperjelas."Ayahanda, sejak awal aku sudah menentukan pilihanku. Hanya demi menghormati semua usaha yang telah dilakukan oleh Ibunda. Aku memberi kesempatan pada mereka untuk menunjukkan bakat di depanku supaya aku bisa memilih yang paling menarik hatiku. Namun, sejauh ini tidak ada yang berhasil menarik perhatianku dari mereka semua. Aku hanya akan menikahi satu wanita seumur hidupku. Kelak, Ayahanda tidak perlu repot-repot untuk mengadakan hati seperti ini lagi. Aku hanya akan menikahi QianQian." Tidak seperti biasa
"A Yuan, Mama mungkin Ibunda memarahiku. Apa aku ini terlalu bodoh, sehingga bisa dimarahi sembarangan?" Xin Qian menjawab acuh tak acuh.Xuan Yuan menelisik wajah Xin Qian. Dia ingin memastikan kebenaran ucapannya. "A Yuan, menurutmu, apa yang membuat Ibunda berubah pikiran terhadapku?" tanya Xin Qian sambil tersenyum manis."Kamu menyiapkan barang bagus untuknya?" "Hmmp, tentu saja. Aku tahu Ibunda dan Permaisuri Lao bersaing. Kalau aku memberikan hadiah yang lebih bagus dari parfum pemikat kupu-kupu mana mungkin Ibunda masih memarahiku, hmm?" Xin Qian berkata dengan angkuh."Kamu ini.... Membuatku khawatir saja." Xuan Yuan menjentikkan jarinya di dahi Xin Qian. Wanitanya ini sangat pandai membuat hatinya khawatir. Namun dengan kepandaiannya, apakah Xuan Yuan masih harus repot-repot mengkhawatirkan Xin Qian?"A Yuan, tentang pernikahan kita. Apakah perlu terburu-buru?" tanya Xin Qian ragu.Entah kenapa dia merasa dilematis. Keinginan untuk pergi dari Istana Xi Wei masih terus hidu
Ming Ye sudah berhasil menemukan kediaman keluarga Ye. Keluarga Ye merupakan salah satu pejabat pemerintah kelas menengah. Keduanya naik kereta kuda menuju ke kediaman keluarga Ye. Tiga pengawal mengikuti di belakang dengan menaiki kuda. Mereka juga membawa beberapa puluh pasukan.Kereta kuda berhenti sedikit jauh dari gerbang keluarga Ye. Mereka mendekat dengan jalan kaki. Puluhan pasukan itu tidak ikut serta. Jika dibutuhkan, mereka baru akan mendekat.Ketika Xuan Yuan memasuki kediaman, tak ada yang datang menyambut. Kepala pelayan keluarga Ye hanya menyipitkan mata sekilas. Xuan Yuan cukup terkejut dengan respon pria paruh baya itu yang sangat angkuh. Sepertinya keluarga Ye ini memang biasa bersikap demikian pada setiap orang di Ibukota. Mungkin status kepala keluarga Ye yang merupakan penjabat sehingga membuat seorang kepala pelayan berani bersikap sombong."Kalian siapa?" tanya Kepala Pelayan dengan datar. Bahkan Xuan Yuan sudah berpenampilan sedemikian megah, kepala pelayan it
SPM - Part 40a. Huantian TerlukaTiga pangeran Da Liang itu melangkah memasuki kedai teh bersama dengan seorang gadis cantik yang berpenampilan megah. Xin Qian adalah satu-satunya gadis yang bisa bergabung minum teh bersama dengan tiga putra Kaisar. Momen yang bisa dibilang sangat jarang terjadi. Hubungan antara Putra Mahkota dengan Pangeran Ketiga tidak terlalu harmonis sebelumnya.Belakangan, reputasi Xin Qian mulai menjadi pembicaraan di Hangzhou. Murid Sekte Emei yang mempunyai kemampuan luar biasa. Bukan hanya bisa membuat senjata surgawi saja. Xin Qian juga bisa mengendalikan kupu-kupu dan pandai dalam ilmu alkimia. Hari ini mereka minum teh bersama, tentu saja menjadi perbincangan orang di seluruh Hangzhou. Ada banyak yang memuji Xin Qian bisa menyatukan dua pangeran yang sering berselisih. Banyak juga yang membencinya.Siapapun yang melihatnya hanya bisa iri. "Kakak, hari ini aku yang mentraktir kalian minum teh." Xuan Yuan mengambil inisiatif. Meskipun hari ini Xuan Yuan s
"Tidak apa-apa, aku hanya terkejut." Huantian mencoba menenangkan Ying Lan. Namun, wajahnya sangat pucat, seharusnya cidera lengannya bukan luka biasa."Kakak, lukamu itu seperti tidak biasa. Sebaiknya segera diobati." Xuan Yuan juga ikut bangkit."Baik, kalau begitu aku akan pergi sekarang. Tabib Istana akan memeriksaku. Ying Lan, temani aku!" Ying Lan memapah sang Kakak.Tak menunggu waktu, keduanya segera berlalu dari sana. Xin Qian menatap kepergian Huantian dengan tatapan rumit. "Apa kamu memikirkan sesuatu?" tanya Xuan Yuan lembut."Ah, tidak. Aku ... aku hanya sedang berpikir, ternyata Kakakmu itu juga berlatih bela diri." Penampilan Huantian yang Flamboyan sangat jauh dari kesan penampilan seorang ahli bela diri. "Kenapa harus heran. Kami adalah putra Kaisar. Di Istana, ada begitu banyak Master bela diri. Kaisar telah menyiapkan seorang guru bela diri sejak masih kecil." Xuan Yuan tidak merasa aneh dengan hal tersebut. Penampilan Huantian yang Flamboyan memang tidak terliha