"Akhirnya kamu datang juga Tuan Jonathan," sindir Raka yang kesal karena Jonathan baru datang saat jarum pendek menunjuk ke angka sebelas."Sorry, tadi aku kejebak macet," ucap Jonathan sambil duduk di kursi yang berada telat di depan Raka. Tangannya langsung mengambil beberapa berkas di sana."Kejebak macet atau kejebak di ranjang, hah?" tanya Raka yang sudah paham kelakuan Jonathan semenjak berhubungan dengan Kaluna lelaki itu sangat sulit dan jarang sekali mau keluar rumah. "Kejebak macet," jawab Jonathan santai sambil membaca pembukuan rekapan stock opname dari bulan lalu dan ia bandingkan dengan bulan sekarang, "tapi, sebelumnya kejebak di ranjang.""Rese lo!" ucap Raka kesal sambil duduk di depan Jonathan, "tenang semua aman, kekacauan yang si Mcflurry udah dapat dikendalikan walau kita sedikit rugi.""Lo udah cari lagi itu manusia? Atau dia menghilang tanpa jejak?" tanya Jonathan yang penasaran kemana rimbanya si Mcflurry setelah keluar dari Moon."Nggak tau, tapi menurut bebe
"Gendis!""Aw ... aw ...." Gendis berusaha menggapai tangan yang saat ini sedang menjambak rambutnya dengan kencang ke belakang hingga mau tidak mau ia mundur menjauhi Jonathan."Mau kamu apa sih! Rese banget jadi perempuan! Gatel hah? Mau aku garuk? Sini aku garuk kamu pake garpu daging!"Gendis terhuyung ke belakang dan terduduk dilantai, ia meringgis keras dan mendongah lalu kaget saat mendapati Kaluna menatapnya dengan pandangan penuh kebencian yang baru kali ini ia lihat. Kaluna si penyabar, ramah, pengalah dan selalu tersenyum itu berubah menjadi Kaluna yang siap menebas lehernya dengan menggunakan pisau koleksi miliknya. "Kaluna sakit, bisa rada lembutan nggak?" tanya Gendis seraya berdiri dan menepuk-nepuk pahanya dengan kesal. "Lembut? Lo bilang gue harus lembut!" maki Kaluna, "cuman cewe gila yang tetap tenang saat melihat calon suaminya dipeluk-peluk ama sundal betina nggak tau diri kaya kamu!" sentak Kaluna geram sambil mengepalkan tanganya berusaha untuk menahan hasrat
"Belok kanan," ucap Gendis sambil melirik Kaluna yang sedang menyupir mobil dengan santai seolah tidak memiliki rasa bersalah padahal baru sepuluh menit yang lalu Kaluna menyakiti hatinya dengan kata-kata yang sangat menyayat hati dan memporak-porandakan egonya.Wanita sialan bernama Kaluna ini benar-benar sudah berubah, dulu Kaluna selalu mengikuti keinginannya dan bahkan tidak berani untuk melawan omongannya. Bahkan beberapa kali Kaluna bertengkar dengan Jonathan hanya karena hasutan dirinya. Tapi, sekarang Kaluna tampak berbeda dan lebih percaya diri. Gendis mengakui dirinya hampir kehilangan akal untuk memporak porandakan hubungan Kaluna dan Jonathan namun, hasilnya nihil yang ada hubungan mereka berdua malah maju ke jenjang lebih serius lagi."Ini mau ke mana?" tanya Kaluna sambil melirik Gendis karena merasa diperhatikan oleh wanita itu."Makan, aku lapar." Gendis berkata santai sambil mengalihkan pandangannya karena merasa sudah tertangkap basah memperhatikan Kaluna."Makan ap
Gendis membanting tasnya kesal ke sofa, ia ingat setelah mendengar perkataan Kaluna yang mengatakan dirinya pencuri. Gendis langsung keluar dari mobil Kaluna dan membanting pintunya lalu pulang menggunakan taksi yang kebetulan sedang mencari penumpang di sana."Sialan! Bangsat! Nggak punya otak! Siapa yang maling? Siapa! Siapa!" sentak Gendis sambilmengambil asbak yang ada di meja dan membantingnya sekeras mungkin ke lantai hingga asbak itu terpental dan pecah menjadi berkeping-keping."Maling kata dia! Aku nggak maling! Jonathan yang mau pacaran sama aku, aku nggak maling! Wanita sialan itu yang tinggalin Jonathan kenapa sekarang jadi aku yang dianggap maling! Sialan," maki Gendis sambil mengambil bantal dan melemparkannya ke arah dinding. "Mbak kenapa?" tanya Nunu pembantu rumah tangga Gendis.Gendis hanya berteriak keras lalu melempar kembali vas bunga hingga membuat Nunu berteriak kaget sambil mengusap dadanya."Rese! Nggak usah nanya-nanya mending kamu beresin ini semuanya! Res
"Orang mau nikah kok mukanya sepet amat?" tanya Emma saat melihat Kaluna yang terlihat uring-uringan dari semenjak mereka masuk ke dalam ballroom hotel untuk bertemu dengan Gege. Kaluna makin mengembikan mulutnya sambil melirik Emma, "Bu, emang salah Kaluna yah, kalau ada yang muji Kaluna tapi, bikin orang sakit hati?" tanya Kaluna yang ternyata memikirkan perkataan Gendis beberapa hari yang lalu."Hah? Gimana?" tanya Emma bingung dengan pertanyaan Kaluna."Iya, jadi ada orang nih. Ini orang benci banget sama aku cuman gara-gara aku selalu dipuji-puji ama orang terdekatnya dan selalu diminta untuk menjadikan aku role modelnya. Nah, gara-gara itu dia jadi dendam kesumat ama aku, padahal aku nggak tau apa-apa dan nggak punya dosa juga ama dia, Bu." Kaluna menerangkan secara singkat jelas dan padat pada Emma. Kaluna ingin tahu pendapat Emma, karena kemari dia sudah meminta pendapat Jonathan dan hanya dijawab dengan kata-kata andalannya. Kan ... Kan ... Kan ... aku udah bilang apa, gil
"Udah?" tanya Kaluna sambil memamerkan gigi-giginya ke arah Jonathan yang hanya bisa menggeleng dan memukul lembut paha Kaluna gemas. "Kamu tuh, udah dibilang nggak pernah mau nurut. Giliran kaya gini aku yang benerin masalah kamu, untung cinta kalau nggak udah abis kamu aku caci maki sampai kumur-kumur," ucap Jonathan gemas sambil meremas paha Kaluna yang langsung mendapatkan juluran lidah dari calon istrinya itu."Ibu kemana ama Om Wisnu?""Mereka mau pulang, aku bilang kita mau di sini dulu. Nggak papa kan?" tanya Jonathan yang langsung dijawab anggukan dan senyuman oleh Kaluna. Cantik ... hanya satu kata itu saja yang bisa Jonathan berikan untuk Kaluna. Entah karena aura pengantin atau apa, tapi jujur Kaluna terlihat lebih cantik saat ini. "Apa? Kenapa liatin aku kaya gitu?" tanya Kaluna sambil menunjuk hidung Jonathan, "mikir mesum yah?" goda Kaluna."Nggak," ucap Jonathan sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, saat ini ia melihat pemandang kota Jakarta di kala malam."J
Plok ... plok ... plok ....Suara tepuk tangan terdengar bergemuruh di ruangan tersebut, terlihat semua orang bertepuk tangan untuk Jonathan yang sudah melakukan presentasi salah satu air oven listrik mini yang menjadi alat masak paling laku dari merek T-fal. "Aku nggak nyangka loh, dari oven sekecil itu bisa bikin daging ayam selembut dan semeresap ini," ucap Naomi yang saat itu sedang menjadi MC untuk acara Jonathan sambil memakan masakan yang sudah Jonathan buat."Iya dan mentode meng-grill dengan menggunakan oven listrik dari T-fal yang bisa kita atur waktu, suhunya dan juga api atas bawahnya. Kita bisa mengatur tingkat kematangan daging ayam yang ingin kita buat." Jonathan menunjukkan beberapa tombol yang ada di oven listrik."Dan resep chicken garlic butter ini juga sangat cocok untuk orang yang sedang diet, cut kalori atau bahkan sedang ingin membentuk otot," ucap Jonathan lagi. Tiba-tiba saja Jonathan terdiam saat merasakan lengannya disentuh oleh Naomi."Wow, terbukti yah, o
"Gila kamu, Jo!" maki Kaluna kesal."Masih marah?" tanya Jonathan lagi sambil menahan tawanya karena mendengar amukan Kaluna. "Masih," jawab Kaluna dengan nada menahan tawa yang sudah Jonathan hapal di luar kepala, "maaf aku nggak semurah itu."Hening ....Tidak ada suara apa pun lagi yang diucapkan baik oleh Jonathan dan Kaluna mereka sama-sama diam, sampai.Ting ...."Jo!" jerit Kaluna gemas. "Ngapain kamu transfer aku lagi duapuluh lima juta, astaga Jonathan Baskoro. Udah yah, nggak usah sosoan dermawan kaya gini, sombong amat sih, mentang-mentang tabungan prioritas jadi sosoan transfer sana, transfer sini. Udah Jo, cukup.""Cukup?" tanya Jonathan sambil menahan tawanya mendengar rentetan perkataan Kaluna. "Masih marah?" tanya Jonathan lagi."Masih! Makin marah aku. Rese udah ah, jangan bikin perkara dengan transfer-transfer gitu, kebanyakan uang atau apa sih? Mau kamu transfer berapa pun juga aku masih marah pokokny—"Ting ....Sekali lagi kuping Kaluna mendengar suara notifikasi