#Sepupu _dari_KampungBab 37Cemburu dengan suami orang "Pah, bagaimana ini? Aku nggak sudi nyembah Riri bocah kurang ajar itu." Sania berbisik dekat di telinga suaminya. Pur,. menghela nafas, "gapapa, Mah, demi proyek dan cuan gede, bisa buat beli mobil baru," bisik Pur dengan sedikit membuka mulutnya. Bayangan mobil baru seketika melintas di pikiran Sania. "Hmm, bener juga, aku bisa pamerkan nanti pada teman-temanku hihi, gapapa lah sandiwara sedikit pura-pura menyesal tapi, nanti aku akan membalas perlakuan Riri!" Sania mengulum bibirnya. "Om, Tante, nunggu apa?" Hardik Zian yang sudah sebal dengan kedua orang tua di depannya yang sedari tadi bisik-bisik terus. "Oh, iya, Zian."Sania berdiri duluan dan berjalan pelan menghampiri Riri. Riri nampak tegang, jujur dia tidak menginginkan hal seperti ini. Cukup minta maaf tidak usah pakai memohon, dia sungkan. "Riri, maafkan Budhe, ya?" Sania berjongkok di samping Riri, tangannya mengusap pundak Riri. "Selama ini Budhe banyak berbu
#Sepupu _dari_KampungBab 38Rencana Jahat Vivian mengamati rumah Riri setelah mobil Zian menghilang. Vivian menjalankan pelan mobilnya, dia menatap rumah tingkat bercat putih yang ditinggali Riri dan Zian. "Seharusnya rumah ini milikku!" Desis Vivian geram. Karena gagal menjadi istri Zian makanya Vivian gagal pula mendapatkan rumah bernuansa minimalis yang mewah itu. Vivian juga melihat sebuah mobil berwarna putih yang nongkrong di dalam garasi yang terbuka, "hmm, gadis kampung itu dibelikan mobil juga rupanya." Membuat rasa iri semakin meruncing di hati Vivian, apa lagi melihat mobil yang diberikan Zian untuk Riri lebih bagus dari miliknya. Terakhir sebelum putus, Vivian sedang merayu Zian untuk mendapatkan mobil baru yang keren. Sayangnya semua kandas dikarenakan Zian dinikahkan dengan pilihan orang tuanya. Vivian tidak habis pikir kenapa orang tua Zian tidak memilihnya sebagai menantu, secara Vivian merasa lebih cantik, lebih seksi, lebih tinggi derajatnya dari Riri. "Dasar ora
#Sepupu _dari_KampungBab 39Salah sendiri "Zi, Ayo makan malam dulu, udah aku siapin," Riri mendekat pada Zian yang meringkuk di tempat tidur. Zian menggeleng. "Kamu kenapa?" Riri menarik selimut yang membungkus tubuh suaminya. "Eeh, eh!" Zian menarik kembali selimutnya. Riri mengerutkan kening. "Kamu sakit?" Tanya Riri. Zian menggeleng, dia mengambil bantal lalu memeluk di perutnya erat. Riri melihat Zian meringkuk sambil memeluk bantal jadi curiga. "Sakit perut, Zi?" Zian tidak menjawab malah berbalik membelakangi Riri dengan masih tetap memeluk bantal. "Mana yang sakit?" Tanya Riri lagi dengan memasukkan tangannya ke balik baju Zian dan mengelus perut suaminya dari belakang. "Sini?" Riri mengusap perut Zian di sekitar pusarnya. Zian menggeleng. "Sebelah kiri," katanya sambil meringis. Tangan Riri masuk lebih dalam dan terus mengusap perut Zian agar nyaman. "Aku ambilkan minyak kayu putih, ya?" Riri beranjak dan menarik tangannya. "Aduuh!" Zian memegang perut seperti kes
#Sepupu _dari_KampungBab 40DeVivian bangun dengan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Tulang-tulangnya serasa patah bersamaan. Uuh, gadis itu mengerang dan berusaha bangkit, "apa yang terjadi?" Vivian melihat sekelilingnya. "A_aku ada di mana?" Matanya menelisik setiap sudut ruangan. "Seperti ada di hotel." Bibirnya bergumam. Vivian berusaha mengingat apa yang terjadi tetapi tidak bisa. Sampai-sampai dia harus memukul kepalanya sendiri untuk mengingat. Saat Vivian melongok ke dalam selimut yang membalut tubuhnya, dia bertambah kaget. "Astaga!" Mata Vivian melotot seketika. Tangannya kembali merapatkan selimut. Nafas Vivian memburu, "apa yang terjadi padaku?" Dia menelan ludah sendiri dengan dada yang berdebar tak karuan. Perempuan itu segera menyadari kalau seluruh pakaiannya berserakan di ranjang dan lantai ruangan. Masih dengan berbalut selimut Vivian turun dari tempat tidur. Dia merapat ke tembok, menyaksikan ranjang yang berantakan seperti habis diterjang puting beliung
#Sepupu _dari_KampungBab 41Salah Obat Zian akhirnya pergi juga dengan kedua temannya. Dalam perjalanan, mereka menelepon teman yang lainnya dan mengajak bergabung. Seperti masa lalu, mereka berpesta ada musik, minuman dan perempuan tentunya. "Undang ciwinya juga, Frans!" Kata David, temannya yang lain. Ah, nggak usah bawa cewek, rese!" Kata Zian menggeleng. Setiap dugem sama cewek ntar ada yang mabok pasti nganterin pulang. Zian sudah nggak mau begitu, dia sudah beristri. Begitu pikir Zian. "Ah, nggak ada cewek nggak asyik, udah panggil saja!" Zian kalah suara, akhirnya mereka memanggil teman cewek diantara Vivian. Zian mau protes nggak mau Vivian tapi, takut diledekin suami takut istri nanti. Zian pun mengikuti kemauan teman-temannya. "Yang penting aku tidak akan mendekati Vivian," begitu pikir Zian. Vivian segera datang bersama Linda, Eva dan Yura. Mereka semua langsung bergabung dengan meja yang sudah di-reserve sama David. Total ada sembilan orang, lima laki-laki dan empat
#Sepupu _dari_KampungBab 42Zian dijebak Vivian sangat kesal mengetahui obat yang dia berikan pada Zian adalah obat tidur. Efeknya memang beda soalnya ditambah Zian mabok juga. Zian jadi tertidur seperti orang mati. Vivian setengah rebahan dengan menyandarkan punggung di sandaran tempat tidur hotel. Dia kesal sendiri sampai memukul mukul ranjang. Anehnya Zian tetap terlelap. Obat tidurnya dosis tinggi mungkin. "Huh! Bagaimana ini aku sudah berusaha menjebaknya malah Zian tertidur pulas!" Vivian yang kesal menatap Zian dengan cemberut. Kemeja yang dikenakan Zian sudah berantakan bahkan dasinya juga sudah terlepas entah di mana. Kancing baju Zian terlepas sampai terlihat dada dan perutnya. Melihat dada Zian yang bidang menarik hati Vivian, gadis itu tersenyum sendiri dan mendekat. Tangannya meraba-raba dada hingga perut Zian. Huh! Vivian membuang nafas, tak disangka hanya dengan meraba badan Zian libidonya bisa naik. Vivian jadi bernafs* mencumbu badan Zian. "Aaah, Zian seharusny
#Sepupu _dari_KampungBab 43Istri Soleha Mata Riri mengerjap hingga menjatuhkan bulir bening yang bergulir di pipinya sementara di pelupuk mata masih menggenang air sari dari rasa sakit di hatinya. Riri memang gadis kampung, gadis desa yang lugu dan tak tersentuh oleh hingar bingar kehidupan kota metropolitan. Bukan berarti Riri tak punya rasa cemburu. Setiap wanita ditakdirkan sama dalam perasaan. Hanya mendengar pengakuan Zian saja hati Riri sudah seperti teriris rasanya. "Ri, aku minta maaf, ..." Ucap Zian dengan wajah menyesal, "aku janji untuk tidak berbohong lagi padamu."Riri menelan ludah dan diam seribu bahasa membuat Zian bertambah serba salah. Lebih baik diomeli seperti Mamanya kalau marah dari pada didiamkan seperti ini. "Kepalaku pusing, Ri," kata Zian memegang jidatnya. Riri melebarkan matanya sedikit melihat penampilan acak-acakan suaminya. "Bukankah itu yang kamu mau, minum untuk mencari pusing?" Tanya Riri dengan menggerakkan dagu. "Udah dong, sayang ... Janga
#Sepupu _dari_KampungBab 44Video Asusila "Vi, itu beneran foto sama video yang beredar?" Tanya Linda saat mereka janjian bertemu di sebuah Cafe. "Beneran ...." Sahut Vivian dengan wajah yang pura-pura sedih. "Wah! Kok bisa begitu, elu sama Zian?" Mata Linda melebar. Sungguh Linda tidak menyangka, foto vulgar dan video asusila temannya dan Zian beredar luas di media sosial. "Ya, gue nggak tahu, kan waktu itu mabok semua," Vivian berakting seperti hendak menangis. Linda menarik nafas, merasa prihatin. Beberapa Minggu yang lalu Vivian baru saja diperk*sa sama Randy, eh, sekarang malahan jadi viral karena video asusila dengan suami orang. Malang betul nasib Vivian ini, pikir Linda. "Itu yang memotret sama yang nyuting siapa, Vi?" "Gue nggak tahu, jangan tanya gue, coba lo tanya Zian." Vivian emosi. Vivian memang tidak menyebarkan video itu sendiri tapi, dia menggunakan jasa orang lain untuk mengedit dan membuatnya seolah-olah nyata. Kalau foto-fotonya memang asli tapi, video vulg