Morgan menuruni tangga saat Renata, Liana, dan Nia sedang asik berbincang dengan Anggy. Semua mata mama-mama cantik itu langsung terarah ke Morgan yang hanya menggunakan celana pendek.
“Bagaimana kabarnya Nyonya-nyonya semuanya?” sapa Morgan ramah. Ketiga wanita itu tampak terkesiap dari lamunan mereka atas tubuh besar Morgan. Entah apa yang sedang mereka pikirkan.
“Kabar baik, Morgan,” sahut mereka serempak.
Morgan tersenyum. Melangkah dengan tenang menuju belakang. Dia berhenti sejenak karena pandangan ketiga wanita itu yang sepertinya selalu mengarah kepadanya.
“Morgan.”
Morgan membalikan tubuh besarnya tatkala suara Liana memanggil. Nada suaranya sangat Morgan hafal, begitu juga desahannya.
“Iya, Nyonya Liana.”
“Duduk sini, ada yang mau kami bicarakan.”
Morgan mendekat. Menghempaskan tubuh besarnya tepat di samping Liana. Sekilas, dia memandang Anggy yang kurang su
“Bukan apa-apa Morgan.” Renata berbicara tenang, walaupun sebenernya dia ingin berkata ‘rudal besar’ . Dia lebih memilih untuk menahannya.Sesuatu yang tersembunyi di balik boxer tipis itu besar. Sangat-sangat besar sekalipun dalam keadaan tidur. Itulah yang membuat perhatian ketiga wanita itu tidak lekat dari sana. Hanya saja di antara ketiga temannya, Renata-lah terlihat lebih mampu menjaga sikap. Dia pula yang meredam yang lain supaya tidak melampaui batas.Morgan berdeham untuk menyamarkan tawanya. Tanpa kata yang terlontar, bahasa tubuh mereka sudah menunjukn semuanya. Kini, dia memahami alasan kenapa Anggy marah besar. Marah yang tidak biasa. Marah yang sama yang ditunjukan Anggy sewaktu mengetahui Morgan menjamah Liana di kamar mandi. Marah karena tidak rela Morgan bersama wanita lain selain dirinya.Di sisi lain, dia merasa ini adalah sebuah ide yang menarik, di mana ketika berlibur di pulau Dewata itu, dia bebas menci
Anggy sedikit menggeser pandangannya dari pantulan cermin. Astaga, dia tidak menyadari kalau Michael sudah pulang kerja dan berada di kamar itu. Ponsel yang tergeletak di cermin pun sudah tidak ada, sepertinya Morgan terlebih dahulu menyadari datangnya Michael dan buru-buru menyembunyikan ponselnya. Morgan juga terlihat jaga jarak darinya. “Video apa? Apa yang sebenernya terjadi di sini?” Michael bertingkah seolah-olah majikan, sesuai dengan permintaan Morgan, walaupun sebenernya dia sangat tunduk dengan Morgan sebagai pemimpin gangster yang juga menguasai Hartanto internasional. Michael tidak tahu apa yang Morgan rencakan dibalik kepura-puraan ini. Tidak ada jawaban. Secara dramatis, Michael melihat Morgan berjalan dengan tenang mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Dengan santai mengenakannya kembali. Menutupi kekarnya tubuh berandalnya itu. “Bukan video apa-apa Tuan. tadi saya meminta bantuan istri anda untuk memijat tubuh saya yang keseleo. Nyon
Morgan terbangun dari tidurnya saat mendengar ponsel berdering. Pria itu menggeliat sambil menggaruk-garuk dadanya yang telanjang. Dia mengangkat sedikit kepalanya dengan mata mengerjap. Tangan besarnnya meraih ponsel yang dia temukan tidak jauh darinya, di atas ranjang kamar Sarah. Morgan menggeser tombol hijau dan mendekatkan ke telinga. Suaranya bassnya tampak mengeram seksi. Kalau wanita yang diseberang sana pasti berdesir hatinya, sayangnya itu adalah orang kepercayaannya. “Mohon maaf, Tuan. Menganggu waktunya sebentar. saya baru saja mendapatkan telfon dari markas, kalau Markus, Adik Tuan datang dan ingin bertemu dengan Tuan.” Morgan langsung membuka matanya yang kuyu. Markus, adik semata wayangnya datang ke markas? “Saya akan segera ke sana.” Begitu telfon ditutup. Morgan termenung sesaat. Markus, satu-satunya anggota keluarganya yang masih peduli dengannya. Lima tahun mendekam di penjara. Hanya Markus yang rutin menjenguknya. Tak Ayal
“Memangnya Jacob kenapa?” Morgan bertanya dengan santai.Markus yang semula tertunduk langsung mengangkat wajahnya. Semenjak di penjara, sudah menjadi kebiasaan Morgan yang menyebut papa mereka langsung dengan namanya, seolah sudah tidak ada rasa hormat lagi. Saking bencinya.“Bisakah kakak memanggil papa dengan sopan? Walaubagaimanapun dia….” Kata-katanya tertahan. Sudah sangat sering dia mengingatkan Morgan, tapi jawabannya selalu sama.“Sampai kapanpun aku tidak sudi memanggilnya papa.”Markus mendengus kasar. Ditatapnya Morgan yang keras. Selama ini, dia tidak pernah berhenti membujuk Morgan untuk tidak bersiteru dengan Jacob. Namun Morgan sepertinya dibutakan oleh dendamnya sendiri. Bahkan kilat ingin membunuh terpancar jelas di matanya.“Mau sampai kapan Kakak membenci Papa?” desak Markus di ujung rasa kesalnya.“Sampai mati mungkin.”Markus langsung berdiri.
Morgan memberikan kode kepada mereka untuk tidak berkata-kata lagi. Bahkan, ketika Morgan mengikuti resepsionis menuju mobil pelanggan yang dimaksud, para narapidana itu tidak mampu menghentikannya. Tubuh yang gemetar. Perasaan tidak enak hati merajai. Membiarkan pemimpin gangster bekerja seperti mereka. Hanya resepsionis yang terlihat santai karena dia tidak tahu sejatinya Morgan.“Kamu serius kan bisa menghandle mobil?” Resepsionis itu berkata layaknya atasan.“Percayakan sama saya, Bu.” Morgan dengan sangat yakin.Morgan menempatkan mobil yang akan dia garap ke slot yang kosong. Dia sudah tidak sabar ingin mengutak-atik mobil yang kebetulan adalah favoritnya. Mobil berbodi besar.Dengan masih menggunakan pakaian casualnya, dia langsung bekerja. Lima tahun di penjara, tidak membuatnya lupa akan otomotive, justru dia tampak bersemangat. Otomotif adalah bagian dari hidupnya selain wanita.Tidak berapa lama satu mobil selesai
Morgan segera mengambil ponsel yang dikhususkan untuk memantau Michael. Benar adanya, di sana sudah ada Andres dan Sarah yang berhadapan dengan Michael. Sial! bisa-bisanya Andres menemukan Sarah lebih cepat dibandingkan dengan dirinya.“Saya sudah berhasil membawa Sarah kepada Tuan, Sekarang sesuai dengan janji Tuan. Bahwa Tuan akan menikahkan saya dengan Sarah sekaligus mengangkat saya sebagai presdir.”Michael menggaruk-garuk kepalanya. Bingung membuat keputusan. Tidak bisa seperti dulu ketika dia masih Berjaya, sekarang setiap langkahnya selalu diawasi termasuk di ruangan ini.“Saya tidak bisa mengabulkan permintaanmu, Andres.”Andres berubah geram. Dia menggebrak meja dengan keras.“Maksud Tuan apa? Tuan mau ingkar janji hah!”Michael diam. Sementara, Sarah tampak keheranan karena Michael terlihat tidak berkutik di depan Andres yang notabene di bawahnya. Sarah berhasil ditemukan oleh anak buah An
“Nyonya kenapa sih? Tante eh, maksud saya Nyonya Renata dan Nyonya Nia kan cuma ingin menyapa saja. Kalau cemburu. Jangan berlebihan lah.” Morgan berkelakar . Sengaja sambil mengedipkan mata nakal. Renata dan Nia serempak menggigit bibir. Anggy kesal dibuatnya.“Morgan!”Morgan tidak mengindahkan bentakan Anggy. Sorot mata elangnya terfokus ke arah dua pasang mata Mama binal yang sedang diladeni sama Morgan.“Oh iya, Nyonya Liana mana? Kok enggak keliatan?”Renata dan Nia saling pandang. Raut wajah mereka seketika berubah.“Kami dengar perusahaannya sedang mengalami kekacauan Morgan. Investor utamanya secara tiba-tiba menarik modalnya.” Renata menjelaskan.“Kayaknya bakal bangkrut sih.” Nia cepat menyambar dengan sinis. Tidak ada empati atas apa yang dialami keluarga Liana. Separah itu pertemanan diantara mereka. Senang kalau melihat rekannya hancur.“Oh.” Morgan
“Itu semua yang menulis papa.”Mendadak Markus muncul dari ambang pintu. Morgan langsung menatap adiknya penuh selidik. Tampak tidak percaya dengan apa yang diucapkan adiknya.“Enggak mungkin dia yang menulis ini. pria itu sangat membenciku.”“Tapi, memang itu kenyataannya. Kakak pasti tidak lupa kan siapa orang yang bisa menulis huruf latin sebagus itu kalau bukan papa.”Morgan terdiam. Tidak menyanggah perkataan adiknya yang memang tidak bisa dibantah. Tulisan tangan yang begitu indah itu adalah hasil tangan Jacob, ayah yang selama ini menganggapnya tidak ada. Tapi, kenapa? Kenapa pria itu melakukan semua ini.“Papa masih peduli dengan kamu kak. Dia masih sangat menjaga barang-barang kesayangan kakak. Bahkan beliau juga yang meminta pelayan untuk merapikan kamar kakak setiap waktu.” Markus menambahkan kalimat yang jelas menyentak batin Morgan. Dia sangat tahu betul karakter adiknya yang sangat terbu