Share

Wulan Si Bibir Strawberry

"Bang, ngapain di kamar 'pembantu'!" teriak Rani di ambang pintu. Dia berkacak pinggang sambil melihat sinis ke arah Dewi. Gayanya sudah kayak pelakor kelas kakap.

"E-enggak Sayang." Anton tidak jadi memeriksa isi kolong. Morgan bisa bernafas dengan lega.

"Kan Rani sudah sering bilang. Jangan pernah masuk apalagi berhubungan dengan 'pembantu' ini. Kenapa masih bandel saja sih!" cerocos Rani yang seakan menginginkan perhatian penuh dari  Anton. Wataknya manja dan mendominasi, membuat Morgan gemas ingin 'memojokkan' nya sampai meminta ampun.

"Ya sudah, maafkan Abang. yuk kita keluar dari sini," ujar Anton dengan suara lembut sambil merangkul pundaknya.  Tidak memikirkan perasaan Dewi yang kacau balau pada saat itu.

Setelah memastikan keadaan aman, Morgan menggeser tubuhnya keluar. Meraih bajunya yang langsung membungkus tubuh kekarnya. Sekalipun sudah tertutup, cetakan sexy-nya masih jelas te

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status