Share

Kawanan Kera

Bagian 21

Kawanan Kera

“Kamu kenapa?” Maya menoleh ke belakang, setiap sebentar Andra berhenti dan memegang dadanya di sebelah kiri.

“Nggak apa-apa. Jalan aja terus. Hari udah siang. Setengah perjalanan aja belum kita lewati.” Pemuda itu berjalan dengan memejamkan mata setiap sebentar. Nyeri itu semakin menjadi saja ketika purnama hampir sempurna nanti malam. Biasanya ia hanya mengurung diri di kamar, meringkuk di karpet bulu sampai pagi datang dan nyerinya reda sendiri, begitu terus setiap bulannya.

“Jauh banget, ya, ampun, hampir putus kakiku kalau gini terus. Mana perut lapar lagi,” gerutu Maya sendirian. Andra hanya menggeleng saja. Perempuan siluman di depannya terus-menerus lapar padahal baru saja menelan beberapa ekor ikan lebih banyak dari dirinya.

Andra menahan nyeri dengan mencoba berjalan lebih cepat. Mungkin ketika sampai di puncak ia bisa meminta bantuan sang penguasa agar ia tak selalu kesakitan setiap bulannya. Namun, benarkah Damar bisa menolong, mengingat harimau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status