Share

Minyak Wangi

Weni memang kecewa dengan keputusan Damar. Tapi, dia akan melakukan segala cara lagi agar lelaki itu tak menolaknya. Baginya malam tempo hari bukanlah sebuah kebodohan.

“Kenapa? Padahal aku sudah secantik ini jadi orang.” Weni mengelus pipinya yang halus. Saat malam kejadian, Damar senang sekali membelai dan mengecupnya.

“Kau yakin bisa menghindar dariku? Aku tidak yakin, Paman. Aku saja mengagumi wajah cantikku. Apalagi lelaki kurang kasih sayag sepertimu.” Kemudian Weni tersenyum.

Mungkin sekarang Damar masih merasa berdosa karena mengkhianati istrinya. Tapi kalau sudah berkali-kali tentu dosa itu akan terasa biasa-biasa saja.

Weni pun menjalani hari-harinya seperti biasa. Bersikap jual mahal dengan babu itu, tapi tetap mempercantik dirinya.

Seperti siang hari sekarang, Weni dipanggil oleh demangnya untuk memasuki puri bagian dalam. Tak banyak selir yang diperbolehkan ke sana, termasuk Kemangi atau Lintang. Demang Ranu telah jatuh hati sepenuhnya pada Weni.

“Lihat, sudah lama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status