Share

Bab 132

Pagi ini meja makan terasa sunyi. Setelah pengakuan Rajendra kemarin, kami belum terlibat lagi percakapan. Meskipun dari semalam pria itu sudah beberapa kali membuka komunikasi, tetapi aku tak mau menanggapinya.

Jujur saja aku masih syok oleh pengakuannya. Rasa kehilangan yang perlahan tenggelam dalam pikiranku, seketika muncul kembali. Kepergian anak pertamaku yang hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi lahir. Bahkan kami belum sempat bertatap muka dan berkomunikasi seperti yang selama ini aku bayangkan.

Susah payah aku balut luka ini. Begitu keras usahaku untuk mengisi kehampaan, sekarang tiba-tiba aku kembali terhempas.

“Aku tidak akan pernah berhenti untuk meminta maaf padamu, Rum.”

Entah untuk ke berapa kali kalimat itu meluncur dari bibir Rajendra. Terakhir kali aku mendengarnya ketika kami sudah berada di atas ranjang. Posisiku yang membelakanginya hanya bisa mendengar kalimat itu diakhiri dengan embusan napas berat. Akan tetapi, aku sudah bisa membayangkan bagaimana raut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Veni N
sampe lupa cerita awalnya...semangat thor
goodnovel comment avatar
HENI NURLAENI SUTARDI
wah....lanjut ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status