Apa yang dipikirkan Shushu memanglah benar. Di dalam lift yang tertutup itu Rony tak henti-hentinya menatap temannya. Semenjak Juan datang menghampirinya di Taman Atap, ia tak bisa menghentikan senyuman di wajahnya. Padahal ia sudah memantapkan mentalnya untuk menerima makian dari atasannya ini.
Juanxi, pria dengan marga Huang itu diam-diam menanamkan saham pada kasino terbesar di Eropa, yang terletak di Monako. Tentunya ia tidak menaruh nominal yang kecil. Terlalu banyak angka nolnya, yang pasti nilainya terhitung puluhan triliun sekarang. Hanya saja ia menaruh sahamnya di sana dengan beberapa nama yang berbeda. Salah satunya dengan jasa Rony.
Juan meminjam nama Rony untuk menaruh uangnya di sana. Selain itu Rony yakin sekali ada nama lain yang ia pinjam untuk menaruh saham di beberapa tempat lainnya. Namun Juan itu sangat berhati-hati sekali untuk membuka mulutnya. Apalagi dalam memilih orang yang ingin ia kenal. Jika tidak tertarik. Dia b
“Padahal aku mau mengajak Samara Gwenn untuk membuat poster film terbaruku,” ucap seorang pria dengan kaos biru terang berlengan pendek. Ia padukan itu dengan celana panjang berwarna hitam. Juanxi masih memandang pria itu dari atas ke bawah. Usia mereka berdua sama, 32 tahun. “Kakak Ipar, jika tatapan bisa menembus tubuh, aku pasti sudah mati,” sambungnya sembari menatap layar ponselnya.“Jangan memanggilku Kakak. Kau benar-benar menjijikan Yufan,” tutur Juan dengan kesal.Setelah makan malam di kediaman Huang. Nenek, Ibu, dan Ayah Juan memaksa calon menantu mereka untuk menginap. Semua sudah mengenal Yufan sejak kecil sebab mereka dulunya bertetangga di perumahaan elit ini. Kemudian keluarga Yufan pindah keluar negeri.Juan kembali bertemu dengannya saat kuliah. Yufan kembali pulang bersama ibunya saja dan menetap pada apartemen di tengah kota. Rupanya pasangan itu sudah bercerai di l
Yuyu tak henti-hentinya menatap bunga yang ada dalam pelukannya. Sedangkan kakaknya menatapku dengan pandangan yang sulit untuk dideskripsikan. “Ini baru pertama kalinya Yuyu punya teman yang mau memberikan hadiah dengan penuh perjuangan. Biasanya Han You yang dimanfaatkan,” ucap wanita berambut pendek sekali. Lebih tepatnya potongan rambutnya memang seperti laki-laki.“Kakak! Jangan bilang seperti itu! Aku memberi mereka hadiah karena aku ingin!” Tegas Yuyu. Aku menatap kakanya menghembuskan nafas mendengar pembelaan dari adiknya itu.Han Xiaodi, siapa sangka atlet tenis yang aku sponsori adalah kakaknya Yuyu. Dunia benar-benar kecil.“Kau lebih sering menghabiskan uang tak sebanding dengan yang mereka berikan,” kesal Xiaodi. Ia mengambil beberapa tumisan kerang merah dengan sumpit khususnya dan meletakannya di piringku. Lalu meletakan hal yang sama di piringnya. “Nona Din
Yuora, website yang berisi orang-orang aneh maniak konspirasi. Namun aku meyakini setiap unggahan cerita dari berbagai pengguna di sana ada kebenaran sedikit walaupun di tutupi dengan dugaan-dugaan atau cerita lainnya.Iklan yang tidak masuk akal tadi berasal dari website ini. Iklan tersebut banyak dikomentari pengguna internet lainnya. Si pengunggah itu juga orang yang cukup nyentrik dan aneh. Dia membalasnnya respon orang-orang dengan lelucon. Namun entah kenapa aku yakin dia memang paham soal peretasan. Sehingga aku menghubunginya secara pribadi.________Shupei_pei : Hei. Aku melihat iklanmu. Aku tertarik mempekerjakan hacker. Komputerku dalam masalah dan aku butuh bantuan untuk menyelamatkan beberapa data yang belum sempat aku back-up. Apa kita bisa bertemu? (21.15)Mazstarz89 : Aku tak memenuhi panggilan ke rumah. Aku tak menerima tawaran kerja. Aku ingin d
“Kamu benar-benar bisa diculik orang kapan saja,” ucap Mazstars89 yang masih tidak ingin memperkenalkan namanya padaku. Mulutnya penuh dengan nasi goreng yang baru saja aku masak. “Aku akui ini enak,” sambungnya lagi.“Kau memberikan alamat asli pada orang di internet sembarangan. Apa kau tak takut dirampok?” Tanyaku balik untuk membalas tuduhannya. Padahal aku sudah menjelaskan seharusnya aku kemari dengan Pengacara Jung, dan tidak nekad sendirian.“Malam itu aku mabuk dan tak sadar mengirimkan alamat asli,” belanya.“Sama saja cerobohnya kalau begitu,” gumamku.“Diam kau anak kecil!” Kesalnya sembari menunjukku dengan sendok. “Untung saja aku ini orang baik. Kalau tidak, kau bahkan tak sadar tubuhmu telah termutilasi. Padahal ada banyak rumor di Distrik Merah beraninya mengunjungi rumah orang yang ditemui di internet,&rdq
Sudah lima jam aku di depan cermin untuk berhias layaknya seorang dari bangsa peri. Aku merasa puas setelah menata rambut panjangku sedemikian rupa bak karakter Tauriel dari seri The Hobbit. Kemudian aku padukan dengan mahkota kecil yang melekat di keningku. “Ini lucu!” Pekikku yang merasa puas dengan hasilku berdandan cukup lama. Setelahnya aku mengganti pakaianku dengan gaun yang aku miliki. Ini terdengar aneh, namun aku sangat menyukai kesendirianku dengan melakukan hal-hal random seperti ini. Aku tak membutuhkan penilaian orang lain. Selama aku puas dengan apa yang aku lakukan, ya sudah, mau apa lagi? Di kala aku tengah merapikan lipatan gaun yang tidak sesuai, ponselku berdering dan aku langsung mengeceknya. _______ Mazstars89! Ka Quo Xin Shushu! Data yang berhasil aku selamatkan dari memori komputermu hanya beberapa gambaran saja. Ada banyak dokumen yang rusak dan hilang. Beberapa lainnya sedang aku coba perbaiki. (17.30) Ding Shu Ugh, semoga kontrak kerjaku dengan si Zh
Aku terbangun tepat pukul setengah dua siang. Aku baru saja mengistirahatkan kedua mataku saat matahari terbit. Sebab selama semalam suntuk kemarin kepalaku dipenuhi banyak dugaan setelah mendapatkan banyak kabar.Aku berniat untuk merengek pada Ka Quo Xin. Namun aku mengurungkan niat tersebut. Sebab takut menganggu waktunya. Dia secara sukarela membantuku tanpa bayaran. Terlebih dia sendiri yang bilang akan mengunjungi pemakaman mantan suaminya. Wanita itu punya hati yang begitu besar dan lapang. Jika aku jadi dia, sepertinya aku tak bisa datang ke sana. Bagaimanapun sosok tersebut, melalui keluarganya, telah mempenjarakannya.Satu-satunya orang yang bisa aku kabari setelah menjawab email dari pihak kepolisian adalah Pengacara Jung. Namun orang itu hilang. Aku sudah mengiriminya pesan tentang berita Samara Gwenn yang diunggah oleh mantan teman SD ku dulu. Hanya saja centang dua namun tidak ia baca seperti biasa.Aku men
Selama diperjalanan menuju Kantor Polisi Pusat Kota B, Penyidik Huang menjelaskan banyak hal tentang ia sudah memperkirakan gerak-gerikku selama dua bulan terakhir.Hasil dari pemantauan itu ialah:1. Ding Shu adalah seorang introvert sejati.2. Ding Shu bisa bersosialisasi dengan baik walaupun anak rumahan.3. Ding Shu kaya.4. Ding Shu hanya keluar rumah bila ada keperluan. Menurut keterangan saksi (warga sekitar), dia hanya keluar rumah sebulan sekali untuk belanja bulanan untuk kebutuhannya hidup.5. Ding Shu tidak menyukai orang, kecuali Pasangan Ming, pemilik kontrakan.6. Ding Shu menjadi Samara Gwenn, karakter fiksi yang diciptakannya hanya untuk mencari kekayaan.7. Ding Shu tak pernah menjelaskan Samara Gwenn pada kliennya bahwa orang itu tak nyata.8. Ding Shu bisa berbahasa jerman, rusia, dan inggris dengan baik. Riwayat ini ditemukan setelah menganalisa unggahan gambar yang ada di
“Ketua, Pengacara Jung tidak bisa dihubungi. Saya sudah mencoba pihak HRD untuk menghubungi dua staf lainnya. Namun kata Pak Qin, salah satu stafnya sudah mengundurkan diri sejak sebulan lebih sepertinya,” jelas seorang wanita yang terdengar kesal dari panggilan telpon.Adapun pria yang tengah mendengarkan itu semua melalui pengeras suara di dalam mobilnya hanya diam saja.“Saya akan mencari informasi lagi. Tidak, lebih baik saya saja yang turun tangan menjemput Nona Ding,” ucap wanita itu lagi. Juanxi bisa menerka dari intonasinya. Pernyataan itu adalah pilihan yang sangat berat untuk diucapakan asistennya.“Tak perlu, Mei Hui. Aku dalam perjalanan ke kantor polisi,” jawab Juanxi.“Baiklah kalau begitu. Terima kasih Ketua. Saya putus telponnya,” ucap Mei Hui dengan cepat dan panggilan itu benar-benar berhenti. Kini di dalam mobil itu langsung kembali terdengar senandung instrumen jazz.“Dia benar-benar tak suka diganggu malam hari ya,” ujar Juanxi. Kemudian ia melirik ke arah jam arl