“Paman, kirim kami ke hotel terdekat saja,” ucap Juanxi yang mendadak berubah pikiran. Dia merasa membawa Shushu ke apartemennya bukanlah hal yang etis. Dia memilih untuk menidurkan Shushu di sana, dan pulang ke apartemennya. Dia pikir tak boleh memanfaatkan orang yang mabuk. Lagipula dirinya sudah cukup banyak menyentuh Shushu. Jadi, mimpi malam ini akan berbeda kan?Saat sampai hotel terdekat, Juanxi kembali menggendong Shuhsu yang masih mengoceh tak penting. Orang-orang di lantai resepsionis sana melihat keduanya.“So Sweet banget ya pacarannya,” bisik seseorang. Juanxi mendengarnya. Namun ia tak bisa membenarkan situasinya sekarang. Terlebih Shushu menjadi amat sangat terobsesi dengan tangannya dan selalu ingin berada dekat dengan Juanxi.Saat sampai di kamar, Juanxi membaringkan tubuh Shushu. Walaupun dia sadar betul bahwa wanita di depannya itu sudah kehilangan akalnya karena mabuk. Namun ia
Shushu terbangun di atas kasur empuk yang berbeda dengan miliknya di rumah. Dia yakin betul dirinya berada di klub Binbin malam itu. Ingatannya sedikit berantakan. Namun satu hal yang pasti tentang mentalnya saat itu, yaitu panik.“Kenapa bisa aku di kamar hotel?” tanyanya. Namun tak ada seorangpun yang bisa menjawabnya. Hal yang pertama ia cek adalah tubuhya. Tidak ada tanda gigitan, pegal, atau sakit di area kewanitaannya. Dia aman. Maka dia harus kabur.Setiap kali Shushu mengingat kejadian di hari itu. Dia masih tidak mengerti kenapa bisa ada Juanxi di sana. Bukankah ia bersama pria bernama Guqin itu?Sudah tujuh jam berlalu semenjak Shushu menandatangani surat perjanjian pra-nikah itu. Setelah kepergian Juanxi dari kontrakan yang kecil itu. Shushu merasa mengantuk dan memilih untuk tidur. Kini sudah sekitar jam lima sore.“Aku lapar,” tuturnya. Kemudian kedapur dan memakan empat buah pisang secara langsung. Itu semua dia lakukan sembari memasak mie instan, dan juga dua butir telu
Makan malam di rumah pasangan itu lebih ramai dari hari-hari biasanya, sebab ada Shushu yang menemani mereka. Mereka semua bercanda gurau satu sama lain. Makanan yang hangat itu tidak hanya mengenyangkan perut mereka, namun juga hati dan jiwa mereka. Paman Zinbei dan Ibu Yanyan adalah pasangan yang rasa kasih sayangnya sangat besar satu sama lain. Keduanya tak bisa hidup dan saling bergantung satu sama lain, dalam artian yang baik. Semenjak pasangan itu kehilangan putri mereka, dan dirudung kesedihan tiada tara. Siapa sangka, Shushu dan ayahnya datang ke kehidupan mereka. Mereka ada saksi atas kehidupan Shushu. Mereka bahagia ketika Shushu berhasil meraih peringkat satu di kelas. Mereka kesal ketika ada yang mengolok-olok Shushu yang tak memiliki Ibu. Mereka khawatir ketika Shushu sakit. Mereka sakit ketika melihat Shushu sedih ditinggal ayahnya untuk selamanya. Shushu juga tahu itu semua. Bahkan dia bisa menerka kenapa dirinya diajak makan malam bersama. Mereka bertiga duduk di rua
Juanxi merasa bersalah harus membayangkan kliennya untuk mansturbasi. Namun euforia tebakannya benar, dan itu semua ada kaitannya dengan Shushu membuatnya semakin bersemangat. Bahkan dirinya kerap membayangkan soal tersebut.Setelah mimpi dia berbincang dengan rekannya bernama Rony. Dia terbangun di kamar hotel yang kosong. Wanita itu sudah pergi. Sungguh. Dia yang awalnya berniat membawa Shushu ke apartemennya untuk tidur bersama. Hanya untuk memastikan mimpi tentang masa depan itu. Berakhir ia urungkan. Siapa sangka Shushu begitu sulit untuk ditangani, dan ia secara tidak sengaja tidur bersamanya.Seharian Juanxi bekerja dengan memikirkan mimpinya itu. Dia yakin sekali adegan itu akan terjadi di masa depannya. Namun ia tak tahu kapan itu terjadi. Seharian itu juga ia selalu menggangu Mei Hui, asistennya, hanya untuk menanyakan keberadaan Rony, yang rupanya ada turnamen e-sport di luar kota.Juanxi memeriksa lokasi turnamen itu Weibo, dan ternyata memang ada kegiatan itu di sana. Han
Siapa sangka waktu bersih-bersih semua barangnya hanya memakan waktu sehari saja. Shushu kini berada di sebuah komplek bangunan apartemen elit yang terletak di Pusat Kota B. Dia mengawasi langsung para pekerja jasa pindahan bersama Ibu Yanyan di sampingnya.“Ini tempat yang mahal sekali, Nak,” bisik Ibu Yanyan untuk kelima kalinya. Shushu hanya bisa tertawa kecil untuk menanggapinya.Keduanya tengah berada di lobi lantai satu, dan duduk di sofa setelah berkeliling di taman. Sedangkan Paman Zinbei aktif membantu para pekerja jasa itu. Dia takut mereka menjatuhkan barang-barang Shushu. Sangat tidak nyaman diawasi seperti itu, Shushu menyadarinya. Namun dia sudah memberi pesan sebelum menyewa jasa mereka, kemungkinan sikap Paman Zinbei yang seperti ini. Jadi Shushu meminta untuk dimaklumi dan akan memberikan tip tambahan.Oleh sebab itu, mereka tidak terlalu peduli dengan sikap Paman Zinbei yang sebenarnya cukup mengesalkan. Bagaimanapun pria tua itu bersuara keras dan memerintah para pe
“Dimana Kakak?” tanya Lin Yi pada ibunya yang sedang mencuci piring bersama tante-tante yang lainnya.“Tadi, sama Yenni di halaman belakang,” jawab Lili—Nyonya Huang. Adapun Yenni yang dimaksud ialah Penyidik Huang. Jadi, ketika Lin Yi mendengarnya, dia langsung mengurungkan niat untuk bertanya lebih dalam soal sosok wanita yang disukai kakaknya ituDi belakang sana, hanya ada Penyidik Huang dan Juanxi yang mengobrol di bawah gajebo dekat kolam buatan. Lampu kuning di taman itu tidak terlalu terang dan membuat suasana keduanya sangat serius. Sehingga tidak ada yang berani mendekatinya. Di lihat dari jauh, ekspresi keduanya sangat serius, dan sudah pasti itu berkaitan dengan kasus.Juanxi membeberkan fakta Shushu mencari bukti untuk ketidakterlibatannya dengan situs judi online itu. Apalagi caranya yang begitu nekad. Juanxi masih belum tahu apa hubungan Binbin Club dengan kasus judi itu. Namu
Juanxi dan adiknya dibawa paksa menjadi tamu Shushu oleh Ibu Yanyan dan Paman Zinbei. Mereka bertiga di sana telah memasak hidangan makan siang terlalu banyak. Juanxi menolak. Namun adiknya yang penasaran dengan cepat menerima ajakan untuk bertamu di rumah tetangga kakanya itu.Shushu dan Juanxi saling bertatap-tatapan saat melihat Dongxi masuk ke tempat Shushu. Paman Zinbei dengan cepat mengobrol bersama Dongxi seperti keduanya teman yang sudah mengenal satu sama lain sejak lama. Padahal keduanya memiliki selisih umur yang rentang tahunnya terlalu jauh.“Jadi Paman Zinbei, ayahnya Ka Shushu ya?” tanya Dongxi yang langsung memulai sesi interograsinya.“Dongxi!” Pekik Juanxi yang mencoba mengingatkan adiknya.Paman Zinbei tertawa dan menggibaskan tangannya tanda tak mempermasalahkan hal tersebut. Dia menatap wajah Shushu yang datar seperti biasa. Itu tanda tidak ada masalah. &l
“Terima kasih banyak Kakak Ipar! Ibu Yanyan, dan Paman Zinbei,” ucap Dongxi untuk kesekian kalinya sebelum menutup pintunya.“Kakak-beradik itu sangat sopan ya,” bisik Ibu Yanyan pada Shushu. Dia menyetujui Juanxi untuk meminang putri angkatnya ini. Walaupun belum pernah diangkat secara langsung. Namun mereka sudah menganggap Shushu sebagai anak mereka.“Hum. Benar. Kalian harus lebih banyak mengobrol semenjak rumah kalian berdekatan,” ucap Paman Zinbei juga. Sebenarnya dia merasa sedih haru melepas Shushu sejauh ini. Namun mereka sudah mendapatkan izin dari Shushu untuk berkunjung kemari jika kangen. Itu tandanya hubungan mereka tidak akan terputus.Shushu dan kedua orang tua asuhnya itu mengobrol lebih lama lagi sampai sore. Kemudian mereka berdua memilih untuk kembali ke rumahnya. Hal ini membuat Shushu teringat ia belum tahu kapan orang Juanxi akan pindah di dekat mereka berdua. Di