Ketika Ampy Ang kembali dari benua Yu ke wilayah kekuasaan Keluarga Ang bersama keluarganya, dia menjumpai sesuatu yang janggal saat melewati lautan pelangi. Sebuah perisai dengan pusaran yang mengagumkan mengelilinginya. Tampaknya pusaran itu berasal dari trisula sakti yang ditancapkan di terumbu karang. Gadis itu mengetahui bahwa trisula itu mutlak milik sang penguasa laut pelangi."Di mana Tuan Tu Lung Dong?" gumamnya.Saat itu, pertarungan di laut pelangi telah usai. Seekor monster ular putih bersama pasukannya menjarah seluruh wilayah laut pelangi, kecuali laut pelangi bagian utara. Karena di sana ada sebuah pembatas yang tidak bisa dilewati oleh siapapun kecuali para mermaid.Sesampainya di wilayah kekuasaan Keluarga Ang, gadis itu mengabarkan kepada sang kakak. Bahwa sebelumnya, dia datang bersama Tu Lung Dong ke Benua Yu. Namun, tiba-tiba Laut Pelangi mendapat serangan."Saat kita melewati lautan, aku melihat sebuah pusaran air laut membentuk lingkaran. Tidak hanya itu, bahkan
"Pegangan yang erat, Nona. Kita akan terbang," ucap Sina Hun membopong Jie An Xing. Dia memanggil sang naga biru dan menungganginya."Ke mana aku harus berpegangan, Tuan," tanya Jie An Xing merasa segan.Kemudian, Sina Hun meraih kedua tangan Jie An Xing dan mengalungkan ke lehernya. "Seperti ini lah Anda harus berpegangan. Karena naga biru akan menggunakan kecepatan tinggi untuk terbang, aku khawatir kau akan lepas dari tanganku dan terjatuh."Jie An Xing berpaling. Dia tidak berani menunjukkan wajahnya yang saat ini sedang merah merona kepada pria yang membopongnya. Sesekali Jie An Xing mencuri-curi pandang melirik wajah pria berkulit sawo matang itu.Namun, karena Sina Hun tidak melihat ke arahnya dan justru terlihat serius dengan tujuan, hal ini membuat Jie An Xing memberanikan diri untuk menatapnya lebih lama. Meskipun Sina Hun berkulit gelap, tapi wajah manis dengan sedikit lesung pipi dan rambut yang tertiup angin, membuat pesona lelaki itu meningkat."Ke mana kau akan membawak
"Astaga, apakah kau begitu menantikan kedatanganku, Yang Zu?" ucap Jie An Xing kepada adik tercintanya."Tentu. Aku menunggumu setiap saat, Kakak." Lalu, Yang Zu mengalihkan pandangannya kepada seorang pria yang berada di samping Jie An Xing. "Siapakah Kakak ini? Apakah dia kekasih Kakak?" ujar anak itu menunjuk Sina Hun."Hah?" Sina Hun dan Jie An Xing saling berpandangan. Kemudian, Jie An Xing segera mengalihkan pandangannya dan berkata kepada Yang Zu."Hust! Jaga bicaramu! Dia orang yang telah menyelamatkanku dari orang-orang Kerajaan Ye.""Kerajaan Ye?" Raja Zu melangkah lebih dekat hingga ke hadapan puterinya. "Apa yang baru saja terjadi padamu?""Saat aku dan Li Lin berada di Akademi Jianshu, tiba-tiba terjadi tsunami besar. Ombak itu membawa kami ke pesisir pantai wilayah Kerajaan Ye. Kemudian kami bertemu siluman gorila dan dia menjadikan kami sebagai tawanan di Kerajaan Ye." Jie An Xing menceritakan semua kejadian yang dialaminya bersama Li Lin sampai datang pertolongan dari
"Ampy Ang, ikutlah bersamaku ke Benua Ku sebentar. Aku ingin memberikan sebuah hadiah kepadamu," ujar Li Lin."Hadiah? Apa?""Pohon avoka. Aku berhasil menumbuhkannya. Tapi, aku meninggalkannya di kamarku, di Perguruan Fu. Aku ingin memberikannya kepadamu dan Renggin Ang.""Pohon avoka!" Ampy Ang mengingat beberapa waktu yang lalu, melihat Li Lin membawa sekantong tanah dari puncak Hutan Bukit Awang-awang. "Mungkinkah sekantong tanah itu yang membuat pohon avokamu tumbuh.""Bukan. Ada sesuatu di dalam tanah itu. Kau bisa melihatnya setelah aku memberikannya kepadamu," ujar Li Lin tersenyum."Baiklah! Aku akan membicarakan hal ini kepada Paman."Setelah matahari mulai menpakkan wajahnya, Ampy Ang membicarakan apa yang telah ia rundingkan bersama Li Lin kepada sang paman. Sina Hun pun kembali ke Kerajaan Wong seorang diri. Sesampainya di sana, dia mendapat berita bahwa sang penguasa laut pelangi berhasil ditemukan.Di kutub utara, terdapat sebuah tempat tersembunyi yang hanya dihuni ole
"Cih!" decak Ampy Ang membuang muka.Mendengar decakan itu, seketika Li Lin menurukan tangan Yu Jin dari bahunya seraya berkata, "Aku hanya pulang sebentar untuk mengambil sesuatu dan akan langsung kembali ke Akademi Jianshu." Dia berjalan masuk ke kamarnya melewati Yu jin. Sikapnya dingin dan sama sekali tidak memandang gadis itu. Hal ini membuat Yu Jin merasa diasingkan.Setelah Li Lin mengambil pohon avoka dan keluar dari kamar, Yu Jin menghadangnya. Yu Jin tidak tahu apa yang baru saja diambil Li Lin karena Li Lin memasukkan pohon avoka ke dalam cincin ruang."Jin Li! Kau sangat berubah sejak pergi ke Akademi Jianshu. Kau tidak melupakan perjodohan kita, kan?" ketus Yu Jin dengan wajah kesal."Maaf. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dengan perjodohan itu. Aku akan membicarakan hal itu beberapa tahun lagi setelah kembali," ucap Li Lin dengan berat hati. Anak itu benar-benar tidak ada maksud hati untuk menyakiti hati Yu Jin. Hanya saja, saat ini dia sedang bersama Ampy Ang dan
Li Lin berkata, "Pohon avoka ini bisa tumbuh karena keringat-keringat para cacing hitam. Keringat itu menyuburkan tanah sepuluh kali lipat lebih subur dari tanah biasa."Mendengar perkataan Li Lin, tiba-tiba Renggin Ang mendapatkan sebuah ide. "Ampy Ang, tolong kumpulkan cacing-cacing hitam itu!" perintahnya kepada sang adik.Ampy Ang pun mengumpulkan cacing-cacing itu ke dalam sebuah wadah. Kemudian, dia memberikannya kepada Renggin Ang. "Apa yang akan kau lakukan dengan cacing-cacing itu, Renggin Ang?" tanya Li Lin penasaran."Hmm. Lihat ini!"Scraaash scraaaash!Renggin Ang melempar cacing-cacing itu ke udara. Kemudian, dia menggunakan pisau angin untuk memotong setiap cacing-cacing itu menjadi dua bagian."Arrrrgh! Apa kau gila!" erang cacing-cacing itu mengoceh."Teknik regenerasi!"Dengan cepat Renggin Ang meregenerasi cacing-cacing itu hingga setiap potongan-potongan cacing, hidup menjadi cacing baru. Kini, cacing-cacing itu pun menjadi lebih banyak dua kali lipat.Setelah cac
Sina Hun mengikuti dari belakang dan sekarang dia berganti menjaga pintu kamar Singka Wang. Dia menduga, ada mata-mata yang membuat kegundahan hati keponakannya. Oleh karena itu, Sina Hun harus benar-benar memastikan tidak ada seorang pun yang mengetahui atau mencuri dengar segala sesuatu yang berada di kamar Singka Wang. Ampy Ang membuka catatan 999 racun milik kakaknya. Dia pikir, jika itu termasuk racun, sang raja racun akan menuliskannya di dalam catatannya. Dengan kemampuan penglihatan Ampy Ang, ia dapat menemukan racun yang dimaksud dengan cepat.Racun Si Tai Kuning. Racun ini berbentuk padat dengan tekstur yang sangat lembek. Jika dicampurkan dengan olahan suatu makanan, akan langsung dikerumuni oleh bakteri-bakteri merah yang sangat ganas. Racun itu sendiri, meyebabkan tubuh mati rasa. Tubuh sang penderita akan sulit digerakkan dan seketika itu menjadi lumpuh. Kesempatan ini tentu saja tidak disia-siakan oleh para bakteri merah untuk menggerogoti seluruh tubuh sang penderita
Tiga hari kemudian.Singka Wang sudah mulai pulih dari penyakitnya. Namun, dia masih bisu. Ampy Ang mengajukan sebuah rencana kepada Ratu Sin untuk menangkap para penghianat kerajaan. Sosok gadis itu memang sangat mengagumkan hingga membuat Li Lin tak bisa berpaling darinya. Anak itu sudah mengaguminya sejak kecil hingga sekarang.“Aku memiliki pendengaran yang tajam. Kau bisa mengandalkanku dalam penyelidikan ini, Ampy Ang,” ucap anak itu.“Mari kita lihat, apakah kau benar-benar bisa diandalkan?” balas Ampy Ang tersenyum.Pada tengah malam, Ratu Sin sengaja tidak memperketat penjagaan di kamar Singka Wang atas permintaan Ampy Ang. Li Lin dan gadis itu telah bersiap menunggu di atas atap kamar. Hal ini pun telah diketahui oleh Singka Wang."Hahaha! Tak disangka penjagaan tabib istana hanya sebatas ini. Apakah karena dia sudah pulih, sehingga penjagaan merenggang? Malam ini kita tidak boleh melewatkan kesempatan.""Benar. Sudah saatnya dia untuk menyusul Jendral Muda. Kita akan segera