"Astagaaaa." Tukijo menjauhkan wajahnya dari Tuti. "Aku harus cari cara untuk kabur," gumamnya berpikir.
Suara bel masuk berbunyi, tapi karena tidak dilaksanakan upacara bendera, maka satu jam pelajaran kosong.
Tukijo merasa kesulitan menghadapi Tuti. Kebetulan bunyi bel bisa dijadikan alasan olehnya. Dia melihat di sebelah kanan Tuti ada celah.
"Maaf, udah bel masuk. Aku mau ke kelas." Dengan cekatan Tukijo mundur selangkah lalu bergerak ke sisi kanan Tuti, menghindari Ipul yang berada di belakang Tuti.
Tukijo berhasil melewati Udin dan gengnya lalu dia berlari di karidor depan ruang guru menuju jalan beraspal. Kemudian dia berbelok ke timur bermaksud ke kelas dengan jalur memutar melewati jalan beraspal yang terletak di sepanjang kelas XII IPS.
"Asep! Hadang dia dari belakang ruang musik!" perintah Udin. Asep adalah yang tercepat diantara mereka. Dengan gesit dia berlari diikuti oleh Udin, Ipul dan Tuti.
Tukijo samar-samar mend
5 menit sebelum Tukijo masuk kelas."TUKIJO!!! Bangsat! Kemana aja sih, tu anak. Masa jam segini belum dateng!" teriak Cecep ngomel-ngomel sendiri di depan papan tulis."Tenang Bro ... tenang ... gue yakin bentar lagi dia bakalan dateng kok. Kita bisa kasih pelajaran pas jam istirahat nanti," ujar Sugeng.Sugeng adalah teman satu gengnya Cecep dan juga Tiyem. Anak ini berperawakan kurus, tapi kekar seperti Chris John sang petinju, wajahnya pun sangat mirip dengannya.Di samping itu Markonah sedang duduk melamun. Dia meletakan sikunya di meja dan menompang dagunya dengan telapak tangan."Mana sih, Tukijo. Lama banget ... nggak mungkin dia nyasar, kan." gumamnya.Kemudian Markonah melirik ke tempat duduk Udin hanya terdapat tas hitam yang menyantol di sandaran kursinya. Dia juga tidak melihatnya sejak kembali ke kelas."Ni anak juga, tumben banget udah bel masuk masih keluyuran," bisik Markonah.Tidak lama kemudian, Udin datang d
Kebetulan tali sepatu Tukijo lepas, sehingga tanpa sengaja dia menghindari pukulan tersebut dengan berjongkok. Padahal dia berniat untuk memperbaiki tali sepatunya. Siapa sangka keberuntungan berpihak padanya.Orang yang hendak menghantam Tukijo, hilang keseimbangan. Awalnya dia mengumpulkan semua energinya di kepalan tangan agar pukulannya bisa langsung menjatuhkan Tukijo. Sayangnya pukulannya tidak mengenai sasaran, mengakibatkan dia tergelincir menabrak tiang depan kelas XII IPA 1. Dia merasa pusing, badannya sempoyongan seperti orang mabuk. Sialnya saat dia mau terjatuh, tanpa disadari kakinya menendang tempat sampah plastik yang berada di bawah tiang.Wuuuush!Tempat sampah itu melayang jauh sampai ke depan kelas XII IPA 2. Tepat pada waktu yang sama, saat itu Udin baru saja keluar dari kelasnya. Dia tidak melihat ada tempat sampah yang terbang di atasnya. Tiba-tiba ...Bruuuk!Tempat sampah itu hinggap di kepala Udin dalam keadaan terbalik. S
"Beliin gue minum SE-KA-RANG!" teriak Cecep.Tukijo merasa merinding mendengar teriakannya. Dia segera pergi ke kantin untuk membeli minuman.Ketika berada di ambang pintu kelas, Tukijo bertabrakan dengan Udin. Keduanya pun terjatuh. Udin langsung bangkit, matanya melotot ingin menyergap Tukijo dalam keadaan dirinya basah kuyup, akan tetapi dia malah terpeleset jatuh tersungkur tepat di depan kaki Tukijo."Buahahahaha ...," tawa teman sekelas yang menyaksikan atraksi Udin."Pffft, ngenes banget hidupmu, Din," ejek Tukijo.Kalimat yang dilontarkan Udin ke Tukijo beberapa hari yang lalu, kini telah dikembalikan kepadanya.Kemudian Tukijo pergi ke kantin tanpa memperdulikan Udin. Bajunya sedikit basah karena terkena baju Udin yang basah kuyup.__________Bel berbunyi, semua siswa siswi masuk kelas untuk pelajaran selanjutnya."Yang piket, tolong ambil buku paket di perpus ya ...," perintah Bu Maria (guru biologi)."Cep
"Tunggu Mar!" Tukijo terburu-buru membereskan bukunya. "Maaf ya untuk hari ini, pokoknya maaf banget," pinta Tukijo kepada Maemunah. Kemudian dia berlari mengejar Markonah sampai di depan kelas XII IPA 4, akhirnya dia berhasil mengejarnya. "Dia cantik banget ya, sampe kamu nggak bisa lepas memandangnya," sindir Markonah bermuka masam. "Dia siapa?" tanya Tukijo. "Si Maemunah. Masa kamu nggak tau sih. Dia kan populer," jelas Markonah. "Oh, jadi namanya Maemunah. Iya sih ... cantik, tapi cantikan kamu kok," celetuk Tukijo dengan wajah polosnya. "Hah? Kamu bilang apa?" tanya Markonah meyakinkan. "Aku bilang cantikan kamu, Markonah," bisik Tukijo di telinga Markonah. "Ish ... gombal!" Markonah masuk ke kelas dengan langkah cepat menuju tempat duduknya. Dia membawa tumpukan buku paket bersamanya. Dag dig dug deeer! Debaran jantungnya membuat Markonah gugup dan salah tingkah. Tukijo memiringkan kepala s
Mohon maaf, saya baru saja mendapat kritik dan saran dari seseorang. Saya akan merevisi beberapa plot agar lebih menarik. Saya usahakan akan kembali update tanggal 28 Okt. Sekian dan terimakasih. ^^ ___________ Mohon maaf, saya baru saja mendapat kritik dan saran dari seseorang. Saya akan merevisi beberapa plot agar lebih menarik. Saya usahakan akan kembali update tanggal 28 Okt. Sekian dan terimakasih. ^^ Mohon maaf, saya baru saja mendapat kritik dan saran dari seseorang. Saya akan merevisi beberapa plot agar lebih menarik. Saya usahakan akan kembali update tanggal 28 Okt. Sekian dan terimakasih. ^^ Mohon maaf, saya baru saja mendapat kritik dan saran dari seseorang. Saya akan merevisi beberapa plot agar lebih menarik. Saya usahakan akan kembali update tanggal 28 Okt. Sekian dan terimakasih. ^^
"Pffft ... kalo gitu, aku ke belakang ruang guru dulu. Nanti kamu nyusul ya ...," pinta Tukijo."Iya, nanti aku nyusul. Cepat sana pergi!" usir Markonah._________Pada Istirahat kedua, Tukijo dibebaskan tugas oleh Cecep karena si biang kerok itu kabarnya akan mengadakan konferensi pers antar geng becak kelas XII IPA 2, XII IPA 4, XII IPS 2 dan XII IPS 1.Geng becak yaitu sekelompok anak muda yang berkumpul di suatu tempat dengan mengendarai becak. Pakerjaan mereka adalah mengelilingi komplek untuk mencari mangsa, terutama anak-anak yang lemah.Cecep sebagai pentolan geng becak, sangat disegani oleh anggotanya. Dia mengadakan konferensi pers di kelas XII IPS 1."Hari minggu depan, kita akan mengadakan pemalakan besar-besaran di Pasar Sampang. Siapa yang nggak hadir, akan ..." Cecep menggerakan tangannya di leher, dari kiri ke kanan dengan jari-jari yang dirapatkan."Aku ada pertandingan Futsal, mungkin agak telat, Cep," ungkap Trisno.
"Berhenti tolol!" teriak Udin. "Dua ...." Tukijo lanjut berhitung. "Berhenti budeg! Curek! Gawe nek!" murka Udin. "Tiga ...." "Tidaaaaaaaaaaaaaaaaak!" jerit Udin tidak kuasa menghentikan Tukijo. Buaaak! Markonah memukul pantat Udin dengan gagang sapu, sedangkan Tukijo menarik tangannya. Udin terlempar oleh tarikan Tukijo hingga wajahnya menabrak dinding. "Aaaaaaaaargh! Wajahkuuuuuuu! Bokongkuuuu!" Dia lari terbirit-birit keluar kelas sambil memegang wajah dan pantatnya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan kembali masuk ke kelas. "Tukijo sialan! Tunggu pembalasanku!" gertak Udin mengacungkan telunjuknya ke arah Tukijo. Kemudian dia keluar kelas lagi menuju UKS. Di kelas, Tukijo dan Markonah beserta anak-anak kelas XII IPA 2 yang melihat kehebohan Udin, tertawa sampai terpingkal-pingkal. Kegaduhan itu berakhir setelah mereka mendengar bunyi bel masuk. Semua kembali ke tempat duduk masing-masing.__
30 menit sebelum Tukijo pulang. Ningsih dan Muhiroh sedang dalam perjalanan pulang. Mereka baru saja berbelanja di warung untuk membuat menu makan siang. Di tengah perjalanan, mereka di bertemu Budi, Ucup dan Soib. "Eh, ini kan ... Mbahnya Tukijo!" tunjuk Budi. "Wah ... wah, siapa nih? Tipe gue banget." Ucup berputar memandangi Ningsih. Ningsih hanya diam menyipitkan mata dengan mengatupkan bibirnya. "Hey cantik, gimana kalau kamu ikut bermain dengan kami. Kami akan membiarkan simbah tua ini pergi tanpa terluka," ajak Soib. "Dasar bocah geblek! Ora duwe sopan santun acan-acan maring wong tua! (Dasar anak bego! Tidak punya sopan santun sama sekali ke orang tua!)" sembur Muhiroh memukul Soib dengan terong ungu yang dibawanya. "Idih! Mbah bau menyan, minggir!" Soib mendorong Muhiroh. Untungnya, Ningsih cekatan, dengan sigap dia menangkap nenek Tukijo yang hendak terjatuh. Ningsih pikir, keselamatan Simbah lebih pe