Share

Rencana Yang Dimulai

"Siapa kamu?"

Nick terkejut saat ada seorang wanita cantik berdiri di dekat tempat tidur yang sempit itu.

"Hay Nick, mulai hari ini aku akan tinggal di sini, dan kamu tidak akan sendiri lagi," jawabnya dengan tersenyum.

"Iya, tapi dari mana kamu berasal? Kenapa tiba-tiba ada di rumahku? Apa kamu penyihir?"

Nick memastikan lagi kalau wanita yang ada di depannya bukanlah penyihir jahat.

"Bukan, aku manusia. Aku sudah menyiapkan makanan untuk kamu, pasti kamu belum sarapan, di meja makan sudah tersedia, makanlah."

"Hah? Kamu menyiapkan makanan untuk aku? Jangan bercanda kamu!"

"Aku serius, kenapa juga harus bercanda, rasanya kamu harus pergi ke ruang sebelah."

"Baiklah, tapi jangan dekat-dekat."

Nick masih ketakutan dan curiga kepada wanita itu, dia tidak mengerti kenapa wanita itu ada di rumahnya.

Dia melihat banyak sekali makanan yang telah disajikan dimeja makan, terlihat banyak sekali daging dan ikan, apalagi roti di atas sana.

"Ya, ampun. Siapa dia sebenarnya? Kenapa bisa menyediakan banyak makanan? Baru sekarang aku bisa menikmati makanan seenak ini, aku langsung sikat saja."

Nick tidak peduli lagi dari mana wanita itu berasal, yang pasti dia ingin makan semuanya, terlihat jika Quesha telah ada di sana menyaksikan Nick makan dengan lahap.

"Makan yang banyak Nick, kamu akan menjadi tunduk dengan sihir yang ada di dalamnya, tenang saja Nick, hanya ada efek jatuh hati di dalam makanan itu, kamu akan sangat jatuh dalam pelukanku," batinnya.

Nick makan semuanya, dan efek sihir yang diberikan Quesha telah dimulai, kepalanya penuh dengan wajah Quesha.

"Haduh, kenapa kepala aku sangat memikirkan satu wanita? Apa aku baik-baik saja?"

Quesha datang dengan senyumnya yang duduk di sebelah Nick membawakan lauk yang lain.

"Nick, aku Quesha, mulai hari ini. Kamu harus tunduk terhadap aku, jangan pikirkan orang lain kecuali aku, dan kamu harus menuruti segala yang aku perintahkan," ucapnya.

"Baiklah Quesha, aku akan selalu mendengarkan yang kamu perintahkan," jawabnya sudah terpengaruh sihir Quesha.

Quesha terlihat senang, dengan begitu, dia tidak susah payah lagi membunuh dengan tangannya. Karena perintahnya akan membuat Nick bunuh diri, sehingga ayahnya tidak akan curiga.

"Bagus Nick, sekarang aku mau pergi bersamamu di dekat pantai, apa kamu mau pergi bersamaku?"

"Tentu, aku akan mengajak kamu, kita harus pergi sebelum gelap, karena ombak akan tinggi jika malam hari," balasnya.

Quesha merasakan ada yang berbeda dari pemuda ini, ada suatu kekuatan dari dalam tubuh pemuda yang membawanya pergi ke dekat pantai, namun kekuatan itu tertahan di dalam tubuh, mungkin terkunci atau tersegel.

'Apakah dia tidak menyadari kalau memiliki darah penyihir? Apa dia akan sadar setelah nanti aku beritahu? Tidak, dia tidak boleh tau sampai aku berhasil membuatnya terbunuh, mungkin kedua orang tuanya yang menyegel kekuatan itu agar bisa menjadi seorang manusia.'

Quesha tidak mau membebaskannya, walaupun sebenarnya dia bisa, namun jika dia bisa membebaskan segel tersebut, maka pemuda itu akan menjadi penyihir.

"Quesha, aku sangat memikirkan kamu, apakah kamu mau menjadi kekasihku?"

Nick berani mengutarakan perasaannya sendiri terhadap wanita yang ada dalam pikirannya itu, tentu tidak mau berlama-lama menahan diri.

"Beraninya dia menjadikan aku kekasih! Pada pangeran matahari saja aku tolak! Tapi, ini kesempatan aku untuk dekat dengannya," batinnya.

"Jawab Quesha, kalau kamu mau menjadi kekasihku, aku mau kamu menemaniku sepanjang hari."

"Iya, aku mau."

Jawaban singkat dari Quesha membuat statusnya berganti menjadi seorang kekasih dari manusia biasa, dan ada cahaya putih yang bersinar pada tangan Nick saat memegang tangan Quesha.

"Cahaya apa itu?"

Hanya mata seorang penyihir yang bisa melihat cahaya itu, dengan mata yang tajam menahan cahaya tersebut untuk tidak menyakitinya.

"Nick, ombak itu sangat cepat sekali membawa manusia, apakah kamu akan rela demi aku pergi ke atas ombak itu jika aku tenggelam?"

Quesha sedang duduk berdua di dekat pantai dengan melihat matahari tenggelam.

"Tentu, aku akan melakukan apa saja untuk wanita yang ada dalam pikiran aku, kita akan pergi bersama-sama di lautan bebas, kalaupun kamu tidak selamat, maka tubuhku juga akan tenggelam."

Quesha tidak menyangka dengan jawaban Nick tadi, dia terpesona dengan wajah Nick yang semakin bercahaya.

"Pemuda ini luar biasa, andaikan saja aku manusia, pasti aku akan mencintainya. Eh, kenapa juga aku memikirkan laki-laki ini? Aku sudah tidak konsisten dengan tujuan awal ku untuk membunuhnya. Tidak boleh seperti ini!"

Quesha menghilangkan semua yang dipikirkan tentang Nick, dia menolak perasaan kagum itu perlahan hingga kepalanya bersandar di bahu Nick. Tangan Nick masih membelai rambut Quesha dengan lembut.

"Beruntungnya aku memiliki kekasih seperti Quesha, mungkin aku sedang bermimpi," batin Nick.

Saat itu juga, cahaya rembulan sedang mengawasi mereka berdua, seolah mengerti sihir Quesha telah dikirimkan ke tubuh pemuda itu.

"Nick, pulanglah. Aku harus kerjakan pekerjaan lagi setelah ini. Kamu pulanglah lebih dulu!"

"Baiklah, aku akan tunggu kamu di rumah."

Entah kenapa isi kepala Nick tidak pernah lepas dari wanita ini, dia harus pergi dari sana sebelum ombak akan semakin besar.

"Aku rasa ada yang mengawasi aku, tapi siapa? Apakah Ayah?"

Quesha pergi ke kerajaannya, tentu untuk membuatnya aman dari kecurigaan sang ayah, namun saat dirinya baru sampai di sana. Terlihat jika kerajaan itu sepi.

"Tidak ada siapa-siapa, berarti aman, aku harus segera masuk ke dalam kamar, singgsana Ayah juga kosong, mungkin Ayah sudah tertidur."

Quesha mengira hal itu sudah biasa, dia tidak mau berpikir macam-macam, namun ada senyuman yang tersembunyi saat mengingat kebersamaannya dengan pemuda itu.

"Dia memang keren, apalagi wajahnya lebih tampan daripada pangeran matahari, apa manusia itu memang membuat penyihir tergoda? Buktinya Ibu juga jatuh cinta sama manusia seperti Ayah, kalau saja Ayah itu tidak menggunakan kekuatan Ibu, pastinya dia tidak akan bisa masuk di dunia penyihir ini."

Quesha hanya memandangi kembali foto Ibunya, mungkin rasa rindu yang belum tersampaikan membuat dirinya tetap ingin memberikan pemuda itu pelajaran.

"Fokus Quesha, kamu jangan baper dengan pemuda sialan itu, tidakkah kamu ingat jika dia tidak akan memberikan kamu kebahagiaan? Apalagi dunia kita berbeda, mungkin aku harus menggunakan pasir waktu untuk memberi tanda, kapan aku harus kembali ke kerajaan rembulan."

Quesha mengeluarkan pasir waktu itu, dia akan membawanya saat turun ke dunia manusia, terlihat pasir itu peninggalan sang ibu yang pada akhirnya akan membawanya ke dunia manusia persis ibunya dulu.

Malam ini terlihat Quesha susah tidur, begitu juga Nick yang masih mencemaskan Quesha yang tidak pulang juga.

"Kenapa dia tidak kembali? Ini sudah sangat larut!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status