Share

Bab 12

"Nika ... ibu kangen, Nduk ...." Suara itu terdengar begitu lirih. Lirih sekali.

Cepat aku menolehkan kepala ke arah Ibu yang terbaring lemah di atas brankar, terlihat Ibu tengah membuka matanya yang begitu sayup nan lemah.

"Ibu ...." Suaraku terdengar serak. Bergegas aku mendekat ke arah Ibu lalu mencium tangannya berkali-kali, meluapkan rasa rindu yang sudah tak bisa dibendung lagi.

"Ibu, Nika kangen Ibu ...."

Air mata tak bisa kutahan lagi. Buliran bening itu meluncur begitu saja tanpa bisa dikendalikan lagi.

Pun juga dengan Ibu, lelehan air mata terlihat dengan jelas keluar dari kedua sudut matanya.

Sorot kerinduan terpancar dari kedua iris hitam itu. Aku mengusap pelan jejak-jejak air mata sembari tersenyum ke arah ibu, meskipun dengan air mata yang mengalir.

"Nika rindu sekali sama Ibu ...."

"Ibu jauh lebih rindu dengan kamu, Nduk ...."

Air mata semakin mengucur dengan begitu derasnya seiring rasa sesak yang terasa begitu menyeruak. Aku terus menghapus jejak air mata di wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mq243550Tini
heran saya, kenapa sih gak mau kasih judul setiap cepternya, agar mudah mengingat para pembaca sampai cepter berapa ,?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status