Tertipu Slogan Selamat Tinggal kemiskinan
Suatu siang, minggu keempat masa penyidikan. Seorang tahanan baru memasuki sel tahanan pria. Kedatangannya disambut riuh berisik para penghuni di sana yang mencapai 30 orang. Tahanan kiriman dari lapas pria di kota kembang, dikirim ke tempat itu. Untuk apa? Utuk sebuah kasus baru. Seorang pria tidak tinggi, hanya 160-an cm, kulit kuning nyaris putih, tubuh ramping tapi sekel, rambut lurus dan berkumis, masuk ke sel.
‘’Kijang baru. Kijang baru....,”teriak para tahanan pria.
‘’Woi...itu MAP-an (baca: istilah jerat kasus baru untuk napi yang telah lama mendekam di penjara). Itu sih bukan kijang baru, Bro. Itu mah, barang baru stok lama,’’Kata para tahanan saling sahut-sahutan.
‘’Hukuman SH masih main narkoba lagi, katanya, sih,”sahut yang lain.
Erwin dan Niman yang turut memperhatikan masuknya tahanan baru itu, jadi ikut kepo dan antusias melihat siapa anggota
Awal Celaka Lantaran Besar Nafsu, Otak Nggak Ada Membedah pembelaan Refan. Sudah hampir seminggu ini kepala Irawan dibuat penat menyiapkan skenario penyelamatan kliennya, Refan Mananta berikut asetnya yang dikangkangi polisi, tabungan deposito Rp 3 miliar dan mobil Toyota Alphard seharga Rp 2,5 miliar. Harus ada dalil hukum yang kuat. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ada panggilan masuk dari istri kliennya. ‘’Iya, Bu Olive. Gimana Bu?” ‘’Kami sudah siap dengan data perbankan yang Bapak minta. Rekam medik penyakit kejiwaan dan stroke suami saya, bukti transaksi penjualan nikel dan bijih besi, surat keterangan dari perusahaan Kuasa Penambangan Nikel dan Bijih besi tentang profit sharing yang diterima suami saya. Surat keterangan resmi dari kedua perusahaan pertambangan itu tentang posisi suami saya di struktur managerial perusahaan, juga kartu karyawan kami di perusahaan migas dan surat nikah kami. Apalagi yang kurang, Bapak
Aku Pelacur Berintegritas Suatu sore, minggu keempat, pasca penangkapan. Di gedung utama BNN lantai loby, digelar jumpa pers untuk hasil penangkapan polisi BNN dari sejumlah jaringan. Jaringan penangkapan kasus RA (Reita Anastasia Cs) dan jaringan lainnya juga dihadirkan dalam jumpa pers itu. "Background saya dulu pekerja malam, LC (ladys companion) sebuah night club, " Jawab Rita spontan membahasakan bahwa pekerjaan terakhirnya sebelum terjun di dunia narkoba adalah pelacur bertitel. Titelnya LC. Di dalam benaknya ia bertutur, lebih dari jawaban yang ia ungkapkan ke awak media. Dulu memang aku pelacur. Tapi mau digauli oleh aneka kalangan, nilaiku takkan hancur, meski penghasilanku tak selaris berjualan kue cucur. Hari ini aku ditiduri pejabat pegawai negeri, besok aku digauli pengusaha berdasi, dan keesokannya pelangganku seorang polisi. Semalam, satu tamu. Kalau ditiduri pegawai negeri, tarifku ‘menyesuaikan’. Namun me
Rengkuhan Gairahmu Membuatku Tenang Nama Rita Anastasia kembali di panggil pagi ini karena menerima kunjungan keluarga. Ia bergegas menuju ruang kunjungan, dan raut wajahnya tiba-tiba memerah, matanya berkca-kaca. Ia menerima kunjungan dari keluarga besarnya dari Cirebon, enam orang plus satu bayi, tamu istimewa yang sangat ia rindukan, balita perempuan berumur 3,5 tahun, Fanta Anastasia. Rita segera mengambil bayinya dari gendongan iparnya. ‘’Kumaha, Damang, Nok? Kumaha Damang, Teteh? (Apa kabar, Nak? Apa kabar, Kakak?’’Sapa ortu Rita, dan adik-adik juga iparnya berurai isak tangis. Mereka ikut meratapi keadaan Rita yang selama ini sangat baik memperhatikan membantu ekonomi mereka. Dari muda belia, Rita adalah tulang punggung keluarga. Adik-adiknya bisa lulus kuliah, sampai bekerja di kelurahan jadi Kaur Kesra dan PNS guru SD juga karena Rita. Kedua orang tua Rita naik haji berkat kebaikan Rita. Mereka tak sampai hati meli
Ciuman Yang Meredakan Kegelisahan Pedro mendudukkan istrinya di pinggiran spring bed. Lalu Merebahkan tubuh dengan perut mulai besar itu, mengangkat selangkangannya di kedua pundaknya. Ia mengambil posisi jongkok di hadapan liang kenikmatan istrinya dan mulai memanjakannya, melambungkan perempuan yang sempat gelisah dan resah akibat tekanan emosional bisnisnya itu dengan lumatan lembut nan menggelitik. Melanie serasa melambung ke puncak gunung tertinggi. ‘’Ohhhh....Honey my sweet heart...,” ‘’Kenapa baby?” Melanie mulai merasakan jilatan nikmat Pedro melumat putik dan kelopak bibir bawahnya. Makin memerah dan merekah. Melanie dibuat menjerit dan menggelinjang resah. ‘’My Honey.....ahh.....uhhm” Jika beberapa menit lalu ia gelisah karena tekanan pekerjaan, kini ia benar-benar gelisah karena jilatan Pedro makin membuatnya geli dan vaginanya basah. Terlebih saat Pedro memasukkan telunjuk, jari tengah
Ditelikung di bawah pengaruh Minuman Beralkohol Oplosan Ekstasi Perbincangan di atas ranjang kamar tidur berlangsung seru malam itu. Usai menemui pengacara bernama Irawan, Olive dan Refan melanjutkan perbincangan di meja restoran Jepang itu ke atas ranjang mereka. Olive yang rebahan di samping suaminya, berusaha mendengar dan menyimak dengan seksama setiap perkataan curhatan suaminya. Ia memiringkan badannya menghadap suaminya yang rebah telentang. Sebuah pemandangan aneh tak biasanya, sebuah perubahan baru, perilaku suami Olive berubah 180 derajat. Darimembangun benteng privasi keangkuhan perselingkuhan, lalu robohlah benteng itu bersama-sama dengan hancurnya kualitas kesehatannya, juga ancaman hancur masa depannya oleh jerat hukum. Sambil memandangi langit-langit plafon kamarnya, dengan nada lemah dan gemetar, Refan berusaha keras mengingat kembali kisah buku depositonya sebesar Rp 3 miliar, tertanggal 15 Mei tahun lalu, kenapa
Obrolan Bedah Kasus Pencurian Asset Membahas topik keretakan rumah tangga, memang tidak akan ada habisnya. Ibarat cerbung yang tak jelas mana ujung pangkalnya. Apalagi itu digelar secara bisik-bisik di kalangan ibu-ibu kompleks tukang ngrumpi biang gosip. Namun Olive tidak ada maksud membahas bekas-bekas keretakan rumah tangganya itu ke sahabatnya. Apalagi rumah tangganya saat ini sedang dalam masa rekonsiliasi alias pemulihan. Sadar atau tidak sadar, Olive –Refan yang sudah pisah ranjang kini mereka akur alias rujuk kembali. Buat Olive, membahas rumah tangganya sesungguhnya sama dengan menguliti dan menelanjangi dirinya sendiri. Sebuah aib. Siang itu,di jam makan siang di ruang kerja Tubagus. Olive membawa upeti yang lebih pas disebut sogokan. Bebek hitam madura, menu makan siang favorit, pria lajang yg perhatian nya aje gile terhadap Olive. "Menu makan siang ini, pasti kamu suka, kan, Gus? " Tubagus melongok ke
Sebuah Pencapaian Hutang Budi Pagi itu, Kamis. Tubagus dengan semangat 45 menyongsong pagi dengan membawa kabar baik untuk sahabatnya, Olive. Ia mengetuk ruang kerja Olive dan menyapanya dengan wajah cerah membagikan optimisme kekuatan. Bahwa kasus suami Olive sangat mudah diselesaikan. Semalam ia telah menemui teman sekampungnya yang kini menjadi orang berpangkat di Polda Metro Jaya, Kanit IV 4 Subdirektorat 5, Direktorat Reserse kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kompol Romi. Laporan Tubagus yang membawa rekannya setahun setengah lalu telah melambungkan polisi ini meraih promosi kenaikan pangkat. Maka tak heran kedatangan Tubagus semalam ke ruang kerjanya di sambut sangat antusias. ‘’Bawa aja teman kamu lagi ke sini,’’Jelas Kanit Romi sebagaimana dikenang oleh Tubagus. ‘’Berarti suaminya dibawa saja, ya Ndan?” ‘’Oh itu harus dibawa. Karena pelapornya yang bersangkutan. Nanti istrinya mendampingi,’’
Kedok Lowongan Kerja di Akun F******k Memasuki bulan ketiga masa penahanan tersangka Rita Anastasia. Pukul 00.00, malam itu di ruang penyidik BNN Cawang, di gedung belakang. Rita Anastasia telah melalui 8 jam pemeriksaan, sejak pukul 16.00 sore tadi. Namun hingga selarut itu, ia belum kunjung dikembalikan ke sel tahanan. Ia mulai terbiasa menjalani interogasi 12 jam -20 jam sehari, setiap hari. Berangkat pagi, pulang esok dini hari. Kali ini ia dicecar tentang asal usul dan duduk perkara 10 paspor baru atas nama orang-orang berbeda-beda, berjenis kelamin perempuan. Kepada polisi Rita mengaku paspor itu ia terima dalam keadaan jadi, diantarkan oleh tukang ojek. Namun polisi telah mengantongi rekaman CCTV kantor imigrasi Jakarta Selatan di tanggal 7 hari mudur sebelum tanggal diterbitkanya paspor itu. Rita ke kantor itu mengantar 10 orang perempuan mengajukan paspor. Polisi penyidik mengulang-ulang pertanyaan yang sama kepada Rita, ada k