Share

Chapter 34. Melumpuhkan dalam tiga kali gerakan

"Kang??" ucap Hendrik mengetuk pintu rumah kakangnya.

"Kang???" panggilnya sekali lagi, namun tak ada kabar burung yang menjawab panggilannya dari dalam rumah.

"Akangmu di rumah?" tanya Fani mulai sedikit merasakan cemas melekat di pundaknya.

"Tadi sore sih di rumah,"

"Apa dia, ada urusan diluar ya?" gumam Hendrik cukup keras didengar oleh wanita yang berdiri di sampingnya itu.

"Kita, pulang aja deh. Keliatannya kakangmu nggak di rumah!" serunya dengan nada gemetar, karena bulu romanya meremang tanpa sadar.

Brakkk...

Pintu rumah Ki Daweh yang full terbuat dari kayu, menabrakkan diri ke tembok. Yang aneh dan membuat Fani semakin panik kengerian karena tak ada seseorang pun yang menyentuh pintu itu, baik dari dalam rumah.

"Ayo masuk," ucap Hendrik memasang wajah dingin, dengan tatapan datar.

"Bentar," balas Fani menggaet len

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status