Alice terus menangis, hatinya terasa sakit ketika melihat sisa-sisa air mata di sudut mata sang buah hati. Ia merasa gagal sebagai seorang ibu karena tidak bisa memberikan asi kepada putranya, dan ia juga merasa gagal sebagai seorang istri karena tidak bisa menjaga suaminya sampai bisa kembali terjerumus dalam perselingkuhan.Begitu banyak masalah yang sedang dihadapinya saat ini hingga kepalanya hampir meledak, emosi perempuan cantik yang kini telah menjadi ibu muda itu terus naik turun tanpa bisa ia kendalikan. Sebenarnya di saat seperti ini yang bisa membantu Alice hanyalah dukungan dari Daniel hanya saja untuk sekarang ini semuanya tidak lagi memungkinkan baginya karena masalah perselingkuhan Daniel saja masih belum terselesaikan."Alice, kita harus bicara sekarang juga." Daniel duduk di kursi yang ia tempatkan di sisi ranjang tempat istrinya sedang berbaring."Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan, keputusanku sudah final dan kita akan bercerai," tegas Alice."Aku sudah menyur
"Alice ...."Sebuah tangan halus mencengkeram bahu Alice dari belakang yang membuat ibu muda tersebut tampak terkejut, suaranya terdengar lembut di telinga dan wajahnya tidak asing lagi bagi Alice."Ja ... Jane? Kamu? Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku ada di sini?" Alice terlihat sangat ketakutan, ia takut kalau Jane akan memberitahu posisinya saat ini kepada Daniel atau Mark."Aku tadi terbangun saat kau membawa Andrew, Alice ... apa yang sedang kau pikirkan? Andrew masih bayi dan kau membawanya pergi di pagi buta saat angin berhembus kencang seperti ini, Andrew bisa sakit, Alice.""Jane, aku tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya kepadamu tapi aku mohon kepadamu. Tolong biarkan aku pergi dengan Andrew, aku benar-benar bisa gila kalau tetap bersama dengan Daniel. Aku mohon biarkan aku pergi," pinta Alice, memelas.Jane hanya menghela napas panjang lalu ia berkata. "Aku akan ikut bersamamu, lagipula aku sudah tidak mempunyai alasan untuk tetap tinggal di rumah keluarga Myers.
Di pagi hari Helena tiba-tiba merasakan mual yang teramat sangat dan ia juga muntah padahal ia tidak pernah mengalami hal semacam ini, entah kenapa ia merasakan ada hal ganjil yang sedang terjadi. Setelah bersih-bersih Helena mencari satu benda yang seingatnya pernah ia beli saat telat datang bulan ketika ia masih bersama dengan Marco, Helena mengobrak-abrik kotak P3K yang ada dikamarnya sampai ia menemukan barang dicari.Helena membawa test pack ke dalam kamar mandi, setelah mencelupnya ke dalam urin ia terus menatap test pack dan tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun."Semoga saja kecurigaanku salah," gumam Helena.Garis di test pack perlahan-lahan menunjukkan dua garis merah, lutut dan kaki Helena seketika lemas sehingga tubuhnya perlahan merosot ke lantai. Manik biru wanita bertubuh seksi bak gitar Spanyol itu menatap nanar dua garis yang ditunjukkan test pack di tangannya."Tidak mungkin!! Aku tidak mungkin hamil, test pack ini pasti salah dan tidak akurat. Tespeck ini pasti
Sebuah helikopter berputar-putar di atas atap bangunan klinik berlantai 3, tampaknya sang pilot sedang mencari tempat mendarat yang memiliki space luas. Pintu helikopter dengan logo huruf inisial DM terbuka dan kepala sang CEO menyembul keluar, Daniel tampaknya sudah tidak sabaran lagi dan ia terus memarahi sang pilot karena dinilai terlalu lamban."FUCK!! Rob, cepat daratkan helikopternya!! Aku akan membunuhmu kalau istriku berhasil kabur karena kau terlalu lamban," maki Daniel, emosi."Tunggu, Tuan Myers. Saya akan daratkan di tanah lapang seberang jalan," ujar sang pilot."KELAMAAN!! Rob, turunkan helikopternya!! Frank, turunkan tangga!! Aku akan turun sekarang juga," titah Daniel dengan nada suara yang menggelegar bagai petir mengalahkan bisingnya suara helikopter."Tapi ... itu sangat berbahaya, Tuan Myers."Daniel mendengkus kesal lalu ia berteriak. "LAKUKAN SAJA PERINTAHKU DAN JANGAN BANYAK PROTES!!""Ba ... baik, Tuan."Rob terpaksa mengikuti perintah sang CEO, dengan hati-hat
"Mommyyy!!" Andrew berteriak sambil berteriak memanggil ibunya ketika mobil Bugatti melaju kencang ke arahnya. "HEI, AWAAASS!!" Mark melempar kopi cup yang sedang diminumnya ke jalanan, ia berlari kencang mendekati Andrew yang masih berjongkok di jalanan sambil memeluk anak anjing. Mark memeluk Andrew erat-erat kemudian menarik anak itu ke pinggir jalan tepat pada waktunya, sang polisi tampan itu berguling ke jalanan beraspal sambil terus melindungi Andrew agar tidak tertindih tubuhnya. "Hei, anak kecil. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Mark sambil duduk Andrew hanya diam dengan mata yang masih tertutup rapat, tubuhnya gemetaran karena masih kaget dan takut akan tetapi ia sama sekali tidak menangis. "Keadaan sudah aman jadi kau bisa membuka matamu," ucap Mark. Andrew membuka matanya perlahan-lahan, melihat wajah Mark dengan mata menyipit kemudian matanya melebar setelah memastikan pria yang berada di depannya itu nyata. "Uncle siapa?" tanya Andrew. "Aku adalah malaikat tampan yan
"Da ... Daniel?!"Manik biru Alice membulat sempurna ketika ia melihat sang suami sudah berdiri tepat di hadapannya, perempuan itu tampak sangat terkejut dan tidak menyangka kalau Daniel bisa menemukannya setelah 5 tahun lamanya ia bersembunyi dari kejaran anak buah sang suami."Ya, ini aku. Sekarang kau harus ikut denganku," ucap Daniel.Daniel merampas kunci mobil Alice lalu melemparnya ke Will, lelaki bertubuh kekar itu menarik tangan sang istri dan memaksanya masuk ke dalam mobilnya."Kau mau bawa aku kemana? Lepaskan aku!! Aku tidak mau ikut denganmu," protes Alice yang terus memberontak saat Daniel mendorongnya masuk ke dalam mobil.Daniel memegangi pinggiran mobil untuk melindungi kepala Alice agar tidak terbentur, ia segera masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Alice. Tangan Daniel terus menggenggam erat tangan Alice dan ia tidak ingin melepaskannya barang sejenak."Kita mau kemana? Aku harus kembali bekerja atau aku akan dipecat," ujar Alice."Ada aku di sini dan aku tida
Daniel kini ditempatkan pada situasi sulit, ia baru saja menemukan Alice dan sebentar lagi akan bertemu dengan putranya akan tetapi sebuah masalah lagi-lagi menerpa. Di Amerika sendiri sekarang sedang marak aksi penembakan massal di sekolah-sekolah yang banyak memakan korban siswa serta guru yang tidak berdosaTerdapat 380 kasus penembakan di sekolah di AS sejak insiden Columbine High pada 1999 di Columbine, Colorado, yang menyebabkan 12 siswa dan satu guru tewas. Dan kini kasus itu kembali terulang di sekolah tempat Andrew belajar, jantung Alice dan Daniel seakan ingin mencelos keluar setelah mengetahui kalau putra kesayangan mereka kini berada dalam bahaya."WHAT THE FUCK!! Akan kupecahkan kepala keparat-keparat itu jika mereka berani menyentuh putraku," maki Daniel, emosi."Tuan Daniel, saya akan siapkan mobil sekarang," ucap Math."Math!! Suruh Steve dan yang lainnya untuk segera ke lokasi sekarang juga, dan tunggu perintahku selanjutnya," titah Daniel."Baik, Tuan." Math mengambi
Daniel dan beberapa anak buah terbaiknya terpergok saat sedang menyusup ke dalam gedung, sang CEO terlihat mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan kalau dirinya dalam posisi tidak membahayakan."Kalian siapa?! Berani sekali kalian menyusup ke dalam, apa kalian ingin anak-anak itu mati, huh?!" Bentak sang pria yang menodong kepala Daniel dengan senapan M416."Aku adalah malaikat pencabut nyawamu," ketus Daniel.Kepala Daniel diketuk berkali-kali dengan ujung senapan yang membuat amarah dan emosinya seketika membuncah, darah sang CEO gagah mendidih dan tangannya sudah gatal ingin menghancurkan kepala penjahat yang kini berada di hadapannya."FUCK!!" Umpat Daniel, tangannya bergerak perlahan mengambil pisau mematikan Gerber Mark II yang biasa digunakan oleh tentara militer."Hei, disini ada penyu--"Leher pria bertubuh kekar sudah tersayat lebar sebelum ia sempat menuntaskan ucapannya, darah segar mengucur dari leher dekil sang penjahat meski tangan kokohnya berusaha untuk menekan l