Setelah sampai di rumah, Maura langsung memberikan bayi yang ia bawa kepada Mama Maya hingga membuat sang Mama terkejut. "Yaampun ampun Maura, kamu bawa anaknya Savana ke sini?" tanya Mama Maia terkejut. "Ya iyalah Ma! Lagian mama tega kalau bayi ini tinggal di penjara sama Savna," jawab Maura."Apa sebenarnya rencana kamu itu sih Maura?" tanya Mama Maia yang sudah merasa jika Maura sedang merencanakan sesuatu di belakangnya."Mama jangan banyak pikiran Mama jangan mikir yang macam-macam niat aku baik kok aku pengen jaga dan rawat ponakan aku sendiri," jawab Maura singkat.Mama Maia pun langsung menatap bayi mungil yang sangat lucu itu ia pun menggendong sambil mendekap putri cantik itu."Ya ampun, Savana anak kamu lucu banget sih," ucap Mama Maia yang langsung membuat Maura mengerutkan keningnya."Lucu apanya sih Mah?" tanya Maura. Mama Maia langsung menatap mata Maura lalu kembali tersenyum kepada bayi itu."Ini udah dikasih nama belum Maura?" tanya Mama Maia."Sudah kok Mah 'Syi
Satu Minggu kemudian, akhirnya Savana dan juga Aksa sudah resmi bercerai surat bukti perceraian mereka berdua pun sudah diterima oleh Savana. Meskipun begitu Savana akhirnya merasa lega karena akhirnya ia bisa lepas dari laki-laki yang tidak serius dalam mencintainya. Banyak hal yang harus diperbaiki lagi untuk kedepannya bagi mereka berdua. Meskipun saat ini ia sedang merasa patah hati namun Savana masih tetap bisa tersenyum ketika melihat putri kecilnya yang sangat lucu itu, ternyata ucapan Maura untuk saat ini masih bisa dipercaya karena Maura masih sering membawa Syifa bertemu dengan Savana, hal itu membuat Savana semakin yakin jika Maura benar-benar dapat dipercaya untuk merawat Syifa.Saat ini Savana sedang merenung sendirian setelah Syifa dan juga Maura mengunjungi dirinya, Maura yang datang menemui Savana tidak hanya membawa Syifa tetapi juga membawa bukti surat perceraian antara dirinya dengan Aksa, Maura juga meminta Savana untuk menandatangani beberapa berkas yang harus diu
Sekarang Mama Maia sedang menemani Papah Rangga untuk melakukan terapi. "Akhirnya pelan-pelan Papahnsudha mulai bisa jalan lagi meskipun belum sepenuhnya normal tapi aku yakin secepatnya Papah Asti bisa sembuh lagi," batin Mama Maia dalam hatinya. "Aku harus bisa jalan lagi, aku harus bisa sehat lagi kaya dulu, masih banyak hal yang harus aku perjuangkan dan masih ada keluarga yang harus aku bahagiakan terutama istri dan juga anak-anakku," batin Papah Rangga dalam hatinya ketika ia bersusah payah untuk latihan berjalan lagi agar badannya juga tidak terasa kaku."Semangat Pah, ayo!" seru Mama Maia memberikan semangat pada suami tercintanya yang langsung disambut senyuman manis yang keluar dari wajah Papah Rangga.Setelah itu tidak lama kemudian Maura datang dengan menggendong Syifa. Mama Maia pun langsung tersenyum ketika melihat kedatangan Syifa dengan Maura. "Itu mereka abis darimana ya Pah?" tanya Mama Maia yang langsung menghampiri Maura yang baru turun dari mobilnya."Kamu abis d
Sementara itu saat ini Aksa di rumahnya masih terus terngiang-ngiang dengan semua perkataan Maura yang mengatakan jika ia masih menyimpan rasa kepada dirinya. "Apakah itu jawaban mengapa selama ini aku terus merasa nyaman ketika bersama dengan Maura," batin Aksa dalam hatinya.Setelah bercerai dengan Savana bukannya merasa lebih lega memang Aksa malah menjadi semakin kehilangan arah dan iapun terus mencari kebahagiaan yang sesungguhnya termasuk ketika bersama dengan Maura. "Apakah Maura mau lagi menjalin hubungan dengan aku?" batin Aksa."Maura memang selama ini sudah sangat baik dengan aku, dia selalu ada dan selalu bisa membuat aku tenang atas semua permasalahan yang menimpaku," batin Aksa.Tidak lama kemudian Mama Devi masuk ke kamar Aksa. "Aksa boleh Mama masuk?" tanya Mama Devi dari balik pintu kamar Aksa."Boleh Mah, masuk aja!" jawab Aksa.Mama Devi langsung masuk dan langsung menghampiri serta duduk disamping Aksa, ia langsung memberikan semangat untuk anaknya. "Sayang kamu ba
Tiga tahun berlalu, sekarang tinggal kita 2 tahun lagi Savana harus menjalani masa hukumannya tapi semuanya berubah begitu saja saat Xabiru telah mencabut dan juga mengatakan kepada polisi jika ia ingin membatalkan tuntutannya pada Savana karena Xabiru sendiri telah merencanakan sesuatu, ia telah berusaha agar Savana bisa menjalankan hukumannya diluar penjara karena harus bisa mengurusi Syifa yang saat ini butuh pendamping seorang ibu. Xabiru ditemani oleh agri saat ini sedang berada di rumah mewah mulai membicarakan sebuah rencana besar ketika setelah ia memutuskan keputusan yang sangat besar yaitu mengeluarkan Savana dari dalam penjara sementara itu Savana saat ini sedang sujud syukur ia begitu merasa sangat bersyukur bisa keluar dari penjara."Akhirnya setelah sekian lama gue akhirnya bisa keluar," ucapnya."Kira-kira siapa yang udah ngeluarin gue?" tanya Savana pada Tias."Sudah lo jangan mikir apapun dulu yang terpenting sekarang lo bisa bebas dan doain gue ya supaya gue juga b
Saat ini Savana sudah menitipkan Syifa kepada Papah Rangga dan juga Mama Maia karena sekarang Maura sudah sibuk dengan Aksa dan tidak bisa lagi mengurusi Syifa yang saat ini sedang masa aktif-aktifnya. Tapi saat ini merasa sedih karena kesulitan mencari pekerjaan, hampir semua perusahaan menolaknya dan alasannya sama yakni Savana yang merupakan mantan napi. "Aku capek, semua perusahaan menolaku hanya karena aku mantan nara pidana," batin Savana dalam hatinya.Namun ia tidak pantang menyerah hingga terus mencari informasi tentang lowongan pekerjaan, ratusan lamaran ia berikan dan hanya tinggal satu lagi perusahaan yang ia harapkan dapat menerimanya meskipun ia rasa mustahil karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang sangat besar di Indonesia bahkan perusahaan kecil saja menolaknya apalagi ini, Savana juga tidak terlalu berharap banyak namun ia tidak pernah lelah untuk terus mencoba."Semoga aja aku bisa diterima di perusahaan ini meskipun rasanya mustahil sekali," ucap Savana.Set
"Kamu yang bener dong bersih-bersihnya!" teriak Xabiru sambil menumpahkan seember air yang Savana gunakan untuk mengepel bagian depan loby kantor, banyak para karyawan yang menyaksikan Xabiru membentak Savana dengan sangat keras hingga membuat Savana tidak bisa berkutik lagi dan hanya bisa menundukkan kepalanya."M-maaf Pak, tapi menurut saya udah bener kok saya ngepel lantainya," ucap Savana yang sedikit gugup."Berani kau menjawab!" jawab Xabiru yang semakin mengeraskan suaranya.Dalam hatinya Xabiru merasa belum puas untuk mempermalukan Savana didepan banyak karyawan di kantor.Saat menatap dan mengamati wajah Xabiru, Savana merasa tidak asing dengan orang nomor satu di kantornya itu. "Laki-laki ini kan yang pernah nolonginaku kalau enggak salah ya? Iya aku pernah ketemu dia dijalan waktu aku masih bekerja dulu," batin Savana dalam hatinya yang tidak berani menatap wajah Xabiru terlalu lama karena ia takut dengan suara Xabiru yang begitu menggelegar ketika membentak dirinya."Habis
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Akan tetapi Savana masih juga belum sampai rumah padahal Papah Rangga juga sudah beberapa kali menghubungi dirinya untuk menyuruhnya segera pulang karena hari sudah semakin malam akan tetapi Savana nampak mengabaikannya karena sibuk dengan pekerjaannya."Savana kenapa kerjanya sampe malam gini ya? Emangnya dia lembur tapi kan ini hari pertama dia kerja masa udah langsung lembur aja? Aku takut dia sakit," batin Papah Rangga dalam hatinya.Sementara itu Mama Maia yang sudah mencuci muka dan memakai berbagai macam skincare malam untuk segera tidur tidak lupa untuk mengajak suaminya tidur. "Pah, ini udah malam loh, ayo kita tidur aja Pah lagian mungkin Savana pulang telat karena banyak kerjaan di kantor," ucap Mama Maia."Itu Syifa juga sepertinya juga udah ngantuk banget," lanjut Mama Maia sambil menatap mata Syifa yang berada dalam pangkuan Papah Rangga."Mama kemana sih Oma? Opa?" tanya Syifa pada Mama Maia dan juga Papah Rangga sementara itu Mama M