Azura menatap dirinya di depan cermin memastikan penampilannya. Lipstik berwarna nude dioleskan di bibirnya yang tipis tidak lupa pula sapuan bedak tipis di wajahnya. Hari ini dia janjian bertemu dengan Selvia setelah pertemuan mereka secara tidak sengaja di rumah sakit. Berkat suster Hani, dia mendapatkan nomor ponsel Selvia. Ada rasa deg-deg kan saat dia menghubungi Selvia dan untungnya Selvia tidak keberatan untuk bertemu dengannya.
Waktu sudah menunjukan 13.30 Azura tiba di salah satu restoran tempat mereka janjian. Dia datang terlebih dahulu memastikan semuanya bisa berjalan dengan semestinya. Sambil memegang perutnya secara perlahan Azura merasa hidupnya begitu menyedihkan. Usia kandungannya yang baru saja 7 bulan seharusnya tidak seperti ini, tapi entah mengapa begitu menyedihkan. Daripada berlarut-larut lebih baik dia bertemu dengan Selvia untuk menyelesaikan masalah yang ada di antara mereka
Reno menemui Selvia. Dia harus mengatakan pada Selvia bahwa dia sudah menikah dengan Azura. Dia sudah tidak ragu lagi, baginya Azura yang lebih penting daripada Selvia. Kejadian di mall kemarin menyadarkannya bahwa dia memang mencintai Azura bukan Selvia lagi.Selvia sangat bahagia setelah kejadian di mall kemarin Reno sulit dihubungi akhirnya akan datang ke apartemennya. Dia menyiapkan dirinya sendiri agar tampil seksi untuk menyambut Reno. Malam ini rencananya untuk bercinta dengan Reno lagi harus terlaksana dari pada tertunda-tunda terus malah membuat segalanya menjadi lebih lama.Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam. Selvia terus tersenyum menatap jam dinding yang seakan lama berjalan lambat menuju pukul 9 malam. Reno berjanji akan datang jam 9 malam. Tak lama suara bel apartemennya pun berbunyi, pria yang dinantikannya akhirnya datang juga.
Di dalam mobil Azura dan Reno hanya saling diam. Reno bingung harus bagaimana menjelaskan tentang kejadian di restoran dengan Azura. Lebih baik dia diam dulu daripada mereka semakin bertengkar.Begitu tiba di rumah Azura langsung keluar dan membanting pintu mobil dengan keras. Reno hanya bisa menghela napasnya, dia harus mengerti tentang Azura yang sedang hamil dan salah paham dengan dirinya dan Selvia. Reno mengikuti Azura dari belakang."Azu..." panggil Reno dengan lembut."Apa?"“Tolong maafkan aku. Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Selvia.”“Ooh jadi begitu.Azura tidak mau mendengarkan lagi penjelasan Reno. Dia pun menuju lantai dua, lelah hanya itu yang dia rasakan sekarang.
Rasa marah dan cemburu mendera hari Reno. Dia memang salah meminta Richie untuk menggantikannya. Pada saat itu dia masih dalam perasaannya yang tidak bisa tegas pada satu wanita, tapi bukan berarti Richie bisa memegang-megang istrinya bahkan anaknya.Richie yang sedang dalam keadaan tidak baik juga hanya bisa memendam semuanya sendiri. Kabar yang dari Hans yang memberitahukannya bahwa Selvia gagal mendapatkan cinta Reno kembali membuatnya sangat marah. Dia harus bisa mendapatkan Azura dan anaknya. Reno tidak pantas bersama wanita yang sangat dicintainya.Suara bell apartemennya berbunyi berkali-kali. Richie menjadi sangat kesal mendengar hal tersebut dengan kasar dia membuka pintu dan heran ada Reno di depannya.“Ada perlu apa Ren? Aku sedang tidak mood. Kamu pulang saja sana,” usir Richie.&ldquo
Menerima kenyataan hidup yang kadang tak sesuai dengan ekspektasi tersebut merupakan ujian dari Tuhan untuk membuat kita belajar ikhlas dan sabar dalam menghadapi permasalahan hidup. Walau terkadang menerima kenyataan itu berat tapi lebih baik jujur daripada hidup dengan kebohongan.Itulah yang dilakukan Richie sekarang. Dia berkata dengan sejujur-jujur peristiwa malam itu pada Reno. Walau Reno kecewa pada adik kembarnya tapi dia menghargai kejujuran Richie. Richie dengan berani mengatakan hal yang tersulit dalam hidupnya.“Maafkan aku, Reno telah menyakiti perasaanmu,” ucap Richie memohon maaf pada Reno.Sakit sekali hati Reno dengan semua kenyataan ini, tapi dia berusaha untuk menerimanya dengan kelegaan hati dan berusaha untuk tetap sabar. Richie juga mengatakan tentang semua yang dilakukannya menyuruh dan membayar Selvia untuk
Pagi harinyaReno terbangun dari tidurnya dan menatap istrinya yang masih terlelap dalam dekapannya. Tubuh Azura dengan perut membuncit membuatnya tampak seksi di matanya. Dia jadi bergairah sekarang dan ingin mendapatkan kenikmatan.Secara perlahan dia menarik tubuh Azura mendekati dirinya. Secara pelan-pelan dari belakang dia mengangkat sebelah kaki istrinya lalu memasukkan juniornya ke dalam bagian kewanitaan Azura. Baginya tidak ada yang lebih memuaskan selain milik istrinya. Dia menggerakkan pinggulnya, gesekan-gesekan dinding kewanitaan Azura bagaikan mencengkram juniornya.Azura yang masih tertidur merasakan sesuatu yang berbeda di bagian kewanitaannya. Nikmat yang menjalar keseluruh aliran darah yang membuatnya secara perlahan membuka matanya. Dia tersenyum ternyata Reno sedang melakukan hal yang
Beberapa hari kemudianAkhirnya hari yang dinantikan Reno dan Azura tiba juga, Azura akan melahirkan anak pertama mereka. Reno menemani Azura di ruangan bersalin, tak tega melihat wajah kesakitan istrinya."Abang sakiiit." Azura mengeluh pada Reno."Tarik napas lalu buang sayang, ingat saat kamu senam hamil. Ayo sayang aku ada disini selalu menemanimu," kata Reno memberi semangat pada Azura."Sakiiit Bang.. ini semua gara-gara kamu" teriak Azura."Iya sayang ini semua gara-gara aku, ayoo sayang ambil nafasnya dorong lagi.""Bang sakiit… coba Abang ga bercinta ini ga mungkin sakit.”"Iya Sayang semua salah
Keberadaan Selvia tidak diketahui. Selvia tidak ada di apartemen atau di tempat biasa wanita itu berada. Hal tersebut membuat Richie menjadi semakin yakin kalau Selvia lah yang menculik anaknya.Richie mondar-mandir di dalam kantor dengan gelisah. Dia sangat khawatir dengan keadaan putranya apalagi baru saja beberapa jam dilahirkan di dunia ini seharusnya dia menyuruh orang untuk menjaga Azura dan Gilbert. Dia juga kesal pada Reno, Reno tidak bisa menjaga Azura dengan semestinya.Dering telepon Richie pun berbunyi."Hallo bagaimana?" tanya Richie."Saya masih melakukan pencarian Tuan, alamat yang kamu berikan sudah kosong sejak seminggu yang lalu sepertinya wanita itu sudah merencanakan ini semua dan wanita di cctv itu memang Selvia," ujar Hans.
Selvia sangat kesal terus mendengar suara tangisan anak Azura. Ingin sekali dia membungkam anak tersebut.“Woi diam ga? Kalau ga diam ku bunuh kamu," teriak Selvia.Suara teriakan Selvia terdengar sampai luar rumah yang hanya berdinding kayu tersebut. Richie sudah sangat emosional dia akan keluar mobil tapi ditahan oleh Reno.“Kamu jangan gegabah Richie,” ujar Reno.“Tapi anakku dalam bahaya,” protes Richie.Reno terdiam. Dia menatap Richie yang sangat khawatir pada Gilbert. Rasa jiwa seorang ayah seakan keluar dari di