Davee mengendurkan simpul dasinya, lehernya terasa tercekik dan tengkuknya sangat berat. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan akhir-akhir ini. Bukan hanya mengenai pekerjaan, tapi juga tentang Ammy.
Ia tiba di parkiran kantor. Melepas jasnya lalu menyampirkannya di lengan kirinya. Ia memasuki mobil, mengemudikannya menuju apartemen Ammy.
"Hai, bagaimana kabarmu hari ini?" sapanya ketika Ammy membuka pintu. Ia masih berdiri di ambang pintu sampai Ammy mempersilakannya masuk.
Ammy mengambil sebotol air putih dari kulkas sementara Davee menunggu di ruang tamu penthousenya.
"Minum dulu, sepertinya kau baru selesai jam kantor," kata Ammy seraya menuangkan air ke dalam gelas. Davee meraih segelas air putih yang diangsurkan Ammy, meneguknya hingga tandas.
"Kenapa dengan wajahmu?" Ammy memperhatikan wajah Davee yang lebam, "apa itu ulahnya?" imbuh A
Melewati hari demi hari tanpa Ammy terasa begitu hampa bagi Jack. Peristiwa yang sudah lewat dari seminggu yang lalu itu terus berputar di otaknya layaknya kaset kusut, dia merasa seperti kembali ke masa itu.Guncangan hebat yang menghantam dunianya, terasa lebih hebat dari asteroid yang menabrak bumi. Rasanya semuanya telah lebih dari hancur. Kini dirinya hanya seperti raga kosong tanpa jiwa, tidak berarti apa-apa. Kembali terngiang di telinganya saat Ammy memperjelas semuanya dan mengatakan; aku tidak mencintaimu lagi.Jack berjalan keluar dari ruangannya dan menutup pintu ketika jam makan siang. Ia berbalik ketika di hadapannya terlihat sosok wanita yang ia puja. Merasa sedikit mendapatkan kemenangan kecil saat mengira gadis itu datang untuknya lalu mengucapkan kata maaf dan semuanya akan kembali baik-baik saja.Namun harapannya kembali dihancurkan satu entakan saja, saat gadis itu melewatinya menuju pintu D
Melihat kedekatan Ammy dan Davee setiap hari mudah saja membuat hidup Jack kacau. Apalagi saat ia tahu, hubungan mereka telah terekspose media. Dan tentu hal itu bukan sesuatu yang baik. Jack tahu, jika mereka tidak serius dalam hubungan mereka, mereka tidak akan melibatkan media. Davee sang Chief Operating Officier (Coo) ternyata dialah pemenangnya.Sesaat Jack menatap Ammy saat gadis itu sedang menunggu Davee. Ammy hanya menunduk lesu. Terlihat ia semakin kurus, ia tahu Ammy tidak bahagia. Tapi kenapa ia bertahan jika tidak bahagia? Jika dia mencintai Davee kenapa harus tidak bahagia? Jack tahu, ada yang tidak beres."Ammy ..." Jack mencoba lagi untuk bicara, pasti ada yang salah. Ammy mencintainya. Ia tahu itu.Ammy bergeming, bahkan tidak menatap Jack sama sekali. Pria itu sudah membunuh seluruh ego demi gadisnya, tapi yang dia dapatkan hanya sikap apatis gadis itu."Lihatlah ak
Kabar rencana pernikahan sang Direktur Operasi atau Chief Operating Officier perisahaan besar National Company, Davee Alejandro Graham dengan seorang gadis cantik bernama Ammy Lawrence Martin begitu menyita perhatian publik minggu ini. Setelah sekian lama melajang, sang excecutive vice president akhirnya memutuskan untuk menikahi kekasihnya, siapa sebenarnya Ammy Lawrence Martin? hingga berita ini diterbitkan belum ada klarifikasi baik dari pihak Davius maupun dari ...."Suara televisi itu membuat telinga Jack berdengung nyeri. Mematikan televisi di ruang tengahnya, ia lemparkan remote tv sembarangan hingga benda itu remuk tak berbentuk. Ia menangkup wajahnya dengan kedua belah tangan. Berita sampah itu akhir-akhir ini menyeruak ke media, membuat hatinya tak tenang. Tangan Jack mengepal kuat. Rahangnya mengokoh dan menggertakkan giginya. Guratan kemarahan dan kesedihan tergambar dengan sangat jelas
Pria itu memeluk tubuh Ammy, mulai melepaskan satu demi satu pakaian yang melekat di tubuhnya. Bersembunyi di balik selimut tebalnya dan mulai menjamah wanitanya. Ya, setidaknya wanita itu akan jadi wanitanya malam ini. Wanita yang selama ini telah mengubahnya menjadi seorang impoten yang tidak bisa apa-apa dihadapan lawan jenis selain dia. Sebegitu hebatkah wanita itu?Kita lihat saja, apakah aku selemah itu di hadapanmu, Ammy...Jack melakukannya dengan lembut, menikmati pergerakannya sangat hati-hati. Ia tak ingin tergesa-gesa dalam ritme yang ia ciptakan. Yang ia lakukan adalah menikamnya dengan penuh penghayatan. Tak peduli jika seluruh dunia tak terima, ia ingin menghentikan waktu sampai saat itu saja. Jangan berlalu, jangan berakhir.Bibir Jack mulai liar menikmati setiap inci tubuh Ammy,sesaat kemudian matanya mengabur oleh kenikmatan. Tubuhnya terasa panas seolah ada arus listri
Wanita cantik dengan rambut lurus sebahu itu membelalakkan mata saat beberapa pria memasuki gedung tua kosong itu, satunya mengenakan jaket kulit tebal dengan tubuh tambun, dan yang satu lagi kurus dengan tatto hampir penuh di seluruh lengannya.Pupil mata gadis itu melebar saat melihat seorang pria yang berada di tengah-tengah mereka, good looking, luar biasa. Pria itu memakai setelan warna soft grey motif kotak-kotak. Perawakannya tinggi, kulit putih pucat, badannya sebagus manekin. Satu kata yang terlintas di pikirannya, sempurna."Caroline Lenka D'lyncoln. Itu namamu?" ucap pria tampan berjas kotak-kotak itu."Namaku, Gabrilea Olathe Rosamaria," jawab wanita itu santai.Davee merasa tertarik, wanita yang tangan dan kakinya terikat menatapnya sesantai itu? Ini gila."Putri semata wayang Miguel Keiv D'lyncoln?" Davee mengusap pelipisnya, mengulum senyu
Pagi itu udara terasa begitu segar, seorang wanita dengan surai tebal lurus sebahu itu bangun dari tidurnya.Ia bergegas mandi, membersihkan diri seperti hari-hari biasanya. Tidak ada yang berubah sekalipun ia berada di tempat baru yang asing.merapikan kamar sebelum kemudian membuka gorden jendela dan menuruni undakan tangga menuju dapur.Ia tidak mendapati siapa-siapa di apartemen itu kecuali pria tampan yang menculiknya. Menculik? Pria itu bahkan memberi fasilitas kamar yang layak dan pakaian yang cukup baginya.Ia membuka kulkas, mencari bahan apa yang mungkin bisa diolah. Setelah mendapatkan beberapa bahan untuk di masak, dengan cekatan ia memasak pancake kesukaannya."Siapa Anda, Nona?" Seorang wanita paruh baya berambut ikal mengagetkannya."Oh ... aku ... aku ... temannya ..." wanita itu tidak melanjutkan kalimatnya karena tidak tahu nama pria yang membawanya ke rumah itu.
Emely begitu panik saat menemukan Jack tergeletak di kamarnya dengan menggenggam botol kaca dan beberapa butir obat berceceran. Ia hanya sempat mendengar suara berdenting beberapa menit yang lalu, mungkin suara itu berasal dari botol obat yang jatuh. Ia mengetuk pintu, tidak ada jawaban. Namun pintu tidak di kunci sehingga memudahkannya masuk. Wajar ia merasa khawatir pada Jack, beberapa hari terakhir Jack tidak pernah menyentuh makanan yang ia antar ke kamarnya.Ia menggucang-guncangkan tubuh Jack, sesekali pria itu masih sanggup membuka mata, dengan gugup Emely menelpon dokter."Tunggu, Elly! aku akan segera tiba dalam lima menit. Bantu Jack, usahakan dia tetap terjaga. Lakukan apa pun asal dia tetap terjaga."Diam sejenak."Ada persediaan sirup ipecac yang kutinggalkan dalam kotak obat darurat, berikanobat itu dua sendok untuknya, itu akan merangsangnya agar dapat muntah
Davee mengantarkan Lenka memasuki kamarnya setelah ia pulang dari pemakaman."Jangan banyak melamun, ingat kau tidak sendiri di sini. Jika kau butuh sesuatu,i ngatlah, aku ada di samping kamarmu." Putus Davee sebelum Lenka menghilang ditelan pintu.Davee memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, mengambil ponselnya lalu mendekatkannya ke telinga."Dr. Miguel, kau pasti mengenal suaraku, kan?" ucapnya memulai."Kau sedang mencari putrimu?" Imbuhnya."Apa kau lelah menjadi pion, dr. Miguel? Jika kau lelah aku akan siap menjadikanmu sebuah benteng yang akan melindungi raja dalam permainan catur kita.""....""Kau tidak merasa curang? Berapa orang yang telah kau bunuh? Apa kau juga menginginkan putrimu berakhir dalam keadaan tragis seperti orang- orang yang kau curangi? Dr. Miguel, aku tahu kau. Aku punya kartu As untuk menumbangkanmu kapan pun aku menging