Share

Bab 18 Mati Kutu

"Iya Mbah, saya Hani."

"Saya dengar.."

"Udah Mbah, ngomongnya nanti aja," ujarku memotong ucapan Mbah dukun dan menariknya ke dalam.

______

Sesampainya di dalam rumah

"Ini Mbah suami saya," ujarku menunjuk pada Mas Raka yang masih anteng duduk di sofa.

Bersamaaan dengan itu muncul si pelakor yang sumpah ingin ku lenyek-lenyek dan ku cabaiin mukanya itu. Di tanganya menenteng plastik bertuliskan nama sebuah klinik.

'Syukurin, pasti mules tu perutnya,' batinku dan tak lupa tertawa jahat.

"Lo siapa?" tanya Widya. Benar- benar tak ada aklak ni bocah.

Mbah Dukun yang mirip Pak Raden itu memandang sekilas ke arahku," dia itu adik suami saya Mbah," ujarku.

"Ouh, cantik wajahnya tapi tak cantik hatinya," ujar Mbah Raden yang membuat mata Widya melotot seperti hendak lepas.

"Hati- hati dia Dukun, nanti di kutuk kamu jadi kodok," bisikku yang membuat Widya terdiam.

"Jadi apa yang bisa saya bantu?" tanya Mbah Dukun itu pada Mas Raka.

"Mm anu Mbah, twiter saya..," kata Mas Raka menjeda ucapann
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status