"Ih, apaan sih? Tidak ada dalam kamusku untuk kembali pada Alex. Lagi pula, kami akan segera bercerai," bisik Freya pada sahabatnya yang masih tersenyum menggodanya.
Renata masih saja tersenyum pada Freya. "Ya, coba saja kamu lihat. Alex selalu menatapmu," ucap Renata sambil melirik pada pria yang dari tadi menatap Freya intens.Freya menengadahkan kepalanya melihat Alex yang menatapnya. Mata mereka bertemu, tetapi Freya segera mengalihkan pandangan. Alex mengamati wajah istrinya dengan cukup lama, ada setitik kerinduan dalam hatinya. Beberapa hari yang dia rasakan tanpa Freya, membuatnya sadar arti keberadaan istrinya."Ehm, bisa kita mulai rapatnya?" tanya Alex pada semua orang yang berada di ruangan rapat. Dia harus bersikap profesional walaupun ada Freya dalam ruangan yang sama dengannya.Ketegangan mulai terjadi, tim Freya melakukan presentasinya. Kini, giliran Freya menjelaskan tentang rancangan desain yang telah dia buat untuk pembangunan resort Perusahaan Kingston. Terlihat kegugupan di wajah Freya."Ayo cepat, langsung dimulai presentasinya. Aku tidak punya banyak waktu!" ujar Alex karena Freya tidak kunjung memulai presentasinyaFreya menjelaskan desain resort dengan baik, tetapi Alex terus saja menanyakan detail desain yang Freya buat. Hingga sampai di titik Freya menampilkan wajah kesalnya, Pak Leo langsung maju ingin mengantikan bawahannya itu. "Maaf, Pak Alex. Biarkan saya yang menjelaskan." pinta Pak Leo."Tidak, aku ingin Freya yang menerangkan desain yang kalian buat!" tukas Alex dengan mantap. Netranya menatap Freya yang wajahnya telah memerah menahan kesal."Biar saya saja yang menjelaskannya, Pak. Pria itu memang sepertinya ingin menyiksaku," gerutu Freya.Pak Leo melebarkan matanya saat mendengar ucapan Freya. Dia takut hal itu mengganggu proses kerja sama dengan Perusahaan Kingston. "Sudah Freya! Kamu duduk saja, saya yang akan meneruskan presentasinya!" tukas Pak Leo dengan tegas. Freya langsung menuruti atasannya, dia berjalan menuju tempat duduknya dengan wajah sedih."Jangan membentak istriku seperti itu! Aku tidak suka dengan caramu memperlakukan istriku!" bentak Alex pada Pak Leo."Siapa, Pak? Istri Pak Alex? Di mana istri bapak? Maafkan saya! Saya tidak pernah melihatnya, jadi, saya tidak mengenalinya!" ucap Leo kebingungan dengan bentakan Alex.Leo baru memulai kerja sama dengan Perusahaan Kingston, tentu saja dia belum pernah bertemu dengan istri dari Alex. Dulu, Freya hanya sering ke Perusahaan Kingston dan jarang mengikuti pertemuan yang diadakan antar perusahaan.Sebenarnya, beberapa karyawan Perusahaan Kingston yang mengikuti rapat, menahan rasa heran dalam diri mereka. Mereka melihat Freya yang merupakan istri Alex sebagai karyawan Perusahaan Howard. Apalagi, ketika melihat interaksi antara Alex dan Freya yang sedang berdebat.Menurut karyawan Alex, hal tersebut adalah tontonan seru ketika Alex terus mencecar istrinya sendiri. Di benak para karyawan sebenarnya terbersit pertanyaan. 'Mengapa istri bos mereka bekerja?' Namun, Alex yang bersikap profesional membuat mereka tetap menahan pertanyaan tersebut."Freya! Karyawanmu itu adalah istriku, jadi perlakukan dia dengan baik! Aku tidak ingin dia dibentak seperti itu!" tegas Alex dengan nada cukup tinggi."Fre ... ya? Istri Pak Alex?" ucap Leo dengan gagap. Dia tidak menyangka kalau Freya adalah istri dari Alex."Iya, dia istriku, jadi perlakukan Freya dengan baik! Sepertinya rapat kita cukup sampai di sini. Istri saya telah menjelaskan desain resort yang kalian buat dengan sempurnya. Saya setuju bekerja sama dengan perusahaan Anda," jelas Alex pada Leo yang masih terkejut dengan kenyataan bahwa Freya adalah istri Alex.Ketika Alex ingin pergi dari ruangan, dia berbalik menghadap semua orang. "Aku ingin semua yang ada di sini harus ikut peninjauan ke lokasi pembangunan resort! Tanpa terkecuali!" tegas Alex yang menatap Freya.Alex melihat mata Freya sudah memerah, Freya kesal dengan sikap Alex yang seenaknya. Seharusnya, Alex tidak perlu mengungkapkan identitasnya sebagai istrinya di depan semua rekan kerjanya. Walau pada kenyataannya mereka memang suami istri. Sekarang, semua orang memandangnya berbeda, beberapa rekan kerjanya tersenyum penuh arti pada Freya.Tiba-tiba Freya melakukan suatu tindakan implusif. Tanpa memperdulikan orang yang ada di ruangan, Freya berdiri dan pergi terlebih dahulu dari ruangan. "Frey, kamu mau ke mana?" tanya Renata yang tidak dipedulikan Freya.Freya melintasi Alex dengan wajah yang terangkat, dia menatap pria itu dengan ekspresi marah di wajahnya. Alex tercengang mendapati kepergian Freya. Pria itu menyusul Freya dengan tergesa-gesa. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan istrinya.Alex mengejar Freya, langkahnya yang lebih cepat dan panjang dapat mengikuti Freya dengan mudah. Setelah berhasil mendahului Freya, Alex berdiri di depan Freya. Freya menyingkir dari hadapan Alex, tetapi pria itu menahannya dengan memegang kedua lengan Freya. "Freya, apa yang terjadi padamu?" tanya Alex ingin menatap wajah Freya."Minggir, aku mau lewat! Kamu menghalangi jalanku!" tukas Freya sambil mendorong tubuh Alex.Dorongan dari Freya tidak berarti bagi tubuh Alex yang tegap, bukannya terdorong Alex malah merengkuh tubuh istrinya. Pria itu memegang dagu Freya dan melihat wajahnya dengan jelas. Dia menatapnya dengan penuh kerinduan. Dahinya mengernyit melihat jejak air mata di pipi Freya. "Kamu menangis?" tanya Alex lembut."Apa pedulimu? Puas kamu membuatku malu di depan rekan kerjaku! Dengan angkuhnya kamu menunjukkan kekuasanmu!" Freya menutup wajahnya. Wanita itu menangis dan terisak.Beberapa hari dia telah hidup tenang tanpa memikirkan Alex. Takdir seperti mencemooh dirinya ketika dia dipertemukan kembali dengan suaminya dengan cara yang mengejutkan. "Aku benci padamu! Kenapa kamu selalu ada di sekelilingku?" sesal Freya masih diiringi tangisannya.Berbeda dengan sikap Alex yang dulu tidak memperdulikan Freya. Saat ini, Alex memeluk Freya dengan erat. Dia membelai lembut rambut Freya. Wangi tubuh istri yang dirindukannya tercium sangat manis.'Ya, aku yakin! Aku telah jatuh cinta pada istriku sendiri!' batin Alex yang mengecup singkat kepala Freya.Alex merenggangkan pelukannya pada Freya, pria itu menghapus jejak tangisan yang ada di pipi Freya. "Aku ingin berbicara padamu, Freya. Kita harus berbicara tentang pernikahan kita!""Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan!" Freya mendorong tubuh Alex dengan sekuat tenaganya. dia berlari sekuat tenaganya menjauhi Alex.Alex hendak mengejar Freya, tetapi langkahnya dihentikan oleh Renata yang sudah keluar dari ruang rapat. "Hentikan, Pak! Aku mohon jangan mengejarnya lagi! Tolong biarkan Freya menata hatinya kembali!" pinta Renata menatap Alex dengan tajam. Renata tidak ingin mendapati sahabatnya kembali sedih karena dibayangi oleh Alex. Freya pasti terkejut karena perusahaan tempatnya bekerja sama dengan perusahaan Alex. Ternyata, langkah Freya bekerja kembali dapat menjadi bumerang baginya. "Jangan ikut campur masalah rumah tanggaku! Kamu tidak tahu apa pun tentang hubungan kami!" tegas Alex pada Renata yang mendengus mendengar pernyataan Alex. Alex segera mengejar Freya, tetapi wanita itu telah lebih dulu pergi menggunakan mobilnya. "Sial! Seharusnya aku mengejarnya lebih cepat!" gerutu Alex mengepalkan tangannya. Sekretaris Alex yang bernama Felix mengham
"Bagaimana keadaan Kakek? Mengapa bisa hal ini terjadi padanya?" tanya Freya pada Alex yang sedang berdiri di luar ruangan ICU dengan cemas. Alex menolehkan kepalanya menatap Freya. "Aku tidak tahu, dokter mengatakan sakit jantungnya kambuh. Pelayan menemukannya di dalam kamarnya," jawab pria yang masih memandangi wajah Freya dengan intens. Freya melirik Alex yang terus menatapnya. "Ada apa? Apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Freya melihat pandangan mata Alex tertuju padanya. "Kamu habis menangis? Apa ini semua karenaku, Frey?" Alex mengatakannya dengan penuh percaya diri. Dia yakin kejadian di ruang rapat menjadi alasan Freya menangis. Alex menyadari kalau perbuatannya mencecar Freya dengan berbagai pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu. Tindakannya sangat kekanakan karena melihat Freya ada dihadapannya. Bahkan, bekerja di perusahaan kecil. Alex tidak menyukai Freya bekerja, dia terlihat begitu cantik dan mandiri sehingga membuat beberapa pria tertarik pada istrinya. "Ja
"Apa yang tadi kamu ucapkan?" tanya Freya tiba-tiba menghadap ke arah Alex yang berada di sampingnya. Alis wanita itu naik ke atas, sekilas Freya mendengar perkataan suaminya. Alex yang ditanyai Freya sedikit gelagapan, tetapi dengan cepat dia menetralkan raut wajahnya. "Aku tidak mengatakan apa pun, Sayang. Mungkin kamu salah mendengarnya," kilah Alex menjawab pertanyaan Freya. Alex mengalihkan pandangannya menuju Kakek Brian, dia mendekat pada Kakeknya. Alex mengucapkan perkataan yang membuat Brian dipenuhi harapan. "Aku akan terus berusaha untuk membuat cicit untuk. Oleh karena itu, Kakek harus sembuh dari penyakitmu dan melakukan operasi pemasangan ring di jantungmu. Aku berjanji padamu, Kek. Kami akan memberikan cicit yang lucu untukmu," janji Alex pada Kakek Brian.Freya tersenyum kecut mendengar perkataan Alex. Dia ingin menolak permintaan Brian, tetapi tidak tega karena kondisinya. Hatinya dipenuhi oleh kegundahan tentang cara memenuhi permintaan Brian. "Baiklah, terima kas
"Aku melakukan sesuatu yang mungkin tidak dapat kamu terima dengan baik," ucap Freya menatap Alex dengan pandangan yang berbeda. Alex terdiam mendengar perkataan Freya, hatinya berdebar takut dengan hal yang akan diucapkan oleh Freya. "Apa yang sudah kamu lakukan?" tanya Alex yang isi otaknya sudah dipenuhi dengan pikiran liarnya. Alex membayangkan kalau Freya ternyata tidak lagi mencintainya sehingga dia berselingkuh di belakangnya. Bila istrinya melakukan hal yang sama dengan mantan kekasihnya dulu, entah harus siapa lagi yang dia percayai. "Selama ini aku meminum pil pencegah kehamilan, sehingga selama dua tahun pernikahan kita aku belum kunjung hamil. Maafkan aku, yang melakukan hal tersebut tanpa izin darimu, aku memiliki alasan sendiri hingga tidak dapat mengatakannya padamu," ungkap Freya pada suaminya. Tubuh Alex seketika membeku, dia tidak menyangka Freya melakukan hal tersebut. Dulu, Freya beberapa kali mengatakan ingin memiliki anak, tetapi Alex tidak menggubris pernyat
"Aku ... aku jelas merindukanmu. Kehilanganmu beberapa hari saja sudah membuatku merasa resah," ungkap Alex dengan jujur. Freya melepaskan pelukannya pada pria yang masih mengisi hatinya. Alex tetap memaksa Freya dan memeluknya, dia sangat rindu dengan wangi manis yang tercium dari badan Freya.Freya menyejajarkan badan mereka, dia ingin melihat dengan jelas wajah Alex saat mengatakan rindu padanya. "Katakan sekali lagi kalau kamu merindukanku!" pinta Freya dengan wajah yang sumringah. Alex membuang mukanya dan menatap pada Brian yang tertidur lelap. Dia malu untuk menatap Freya yang masih menunggunya mengucapkan perkataan rindu. "Sudahlah, Frey. Aku hanya akan mengatakannya sekali saja dan tidak mengulanginya lagi. Kau pun sudah mendengar perkataanku, bukan?" ucap Alex dengan mata yang tidak tertuju pada wanita yang masih berada dalam dekapannya. Freya memanyunkan bibirnya, wanita itu ingin melepaskan dekapan Alex yang hampir membuatnya terbuai. "Aku ingin beristirahat, kamu tidur
"Alex, kalau begitu aku pergi dulu dan bekerja hari ini. Aku tidak mungkin izin karena belum satu bulan aku bekerja di perusahaan," ucap Freya pada Alex setelah mereka selesai berbincang dengan kakek mereka. Asisten Alex, Felix sudah mengantarkan baju baru untuk dipakai oleh Alex dan Freya. Saat ini, mereka sedang sarapan di cafe yang berada seberang rumah sakit.Alex menatap tidak suka pada ucapan Freya, dia tidak ingin wanitanya bekerja pada orang lain. Pria itu masih dapat menafkahinya, dia ingin Freya seperti biasa di rumah dan menunggunya. "Sebaiknya kamu berhenti saja dari pekerjaanmu dan kembali fokus pada keluarga saja, Sayang," saran Alex dengan lembut. Alex tidak ingin Freya merasa terkekang, tetapi tidak menampik dia tidak suka kalau Freya bekerja. Freya tersipu saat Alex mengatakan kata 'Sayang'. Dia tidak fokus pada perkataan Alex yang memintanya untuk berhenti dari pekerjaan. "Bisa kau ulangi perkataanmu?" tanya Freya. "Aku ingin kamu resign saja dari pekerjaanmu. Jad
"Untuk apa aku mengatakan statusku secara jelas padamu? Bukankah kamu sudah tahu selama ini aku selalu menghindarimu?" tanya Freya keheranan. Freya berusaha tidak mengatakan hal yang menyakitkan pada Luis, tetapi sepertinya pria di hadapannya tidak mengerti. Pria itu menatap Freya dengan pandangan nanar, dia telah berharap dapat mendekati Freya. "Harusnya kamu mengatakan kalau kamu telah memiliki suami! Jadi, aku tidak berharap padamu!" seru Luis pada Freya yang sudah tidak sabar untuk pergi dari hadapan pria di hadapannya.Freya menggigit bibirnya, dia kesal berada di situasi yang serba sulit seperti ini. Matanya melihat jari manisnya sendiri, terdapat cincin kawin melingkar cantik di jarinya. "Kamu lihat ini? Aku memakainya dari awal aku bekerja di perusahaan, seharusnya kamu mengerti dengan statusku tanpa aku menjelaskannya secara gamblang," ucap Freya menunjukkan jari yang bertengger cincin di jarinya. Raut wajah Luis langsung berubah, dia tidak memperharikan tangan Freya sebel
"Apa sih? Aku kan belum setuju untuk tinggal bersama denganmu," kilah Freya pada Alex yang tersenyum menggoda. Tidak dapat dipungkiri, dada Freya bergetar karena perilaku Alex yang lain dari biasanya. Ingin sekali dia mengakui kalau dia masih mencintai pria di sampingnya, tetapi egonya melarang karena ingin memberikan suatu balasan pada Alex agar lebih menghargainya sebagai istri. "Kamu telah menerima perjanjian yang sudah kita sepakati bersama, Sayang. Tidak mungkin aku membuat anak seorang diri, tentunya aku membutuhkanmu untuk mewujudkan keinginan Kakek," ucap Alex diiringi dengan tawanya. Freya tidak membalas ucapan Alex. Dirinya teringat pada percintaan mereka yang terakhir. Alex menyebut nama Claudia di tengah kehangatan yang diciptakan oleh Alex untuknya. Freya menghela napasnya, dia takut tidak dapat membuat utuh hatinya yang telah hancur berserakan. Alex memperhatikan diamnya Freya. Dia menatap wanita itu sekitar lewat sudut matanya. "Ada apa, Sayang? Apa ada yang menggang