Persis seperti apa yang sudah diduga oleh Nasya, didalam kamar mandi mereka menghabiskan waktu hingga kurang lebih satu jam. Arga seperti tidak merasa puas jika berurusan dengan istrinya itu. Arga keluar kamar dengan senyum sumringah dan badan yang terasa lebih segar. Berbeda dengan Nasya yang merasa badannya seperti diremukkan hingga rasanya hanya ingin berbaring diatas ranjang saja. Tapi sebagai seorang istri dia tetap melakukan kewajibannya melayani suami dan mempersiapkan semua keperluannya. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan yang bisa juga disebut dengan makan siang. "Sayang, nanti main kekebun teh ya" ajak Arga. "Iya nanti kesana. Sepertinya papa sama mama juga kesana" jawab Nasya yang mendapat anggukan dari Arga. Arga menjelaskan apa yang dia dapat setelah melihat data yang diberikan oleh pengelola kebun teh, Nasya menyimak dengan seksama penjelasan dari suaminya dan tidak menyangka bahwa pengelola yang notabene keluarga sendiri bisa melakukan hal seperti itu. Apalagi
Setelah api pada mobil itu berhasil dipadamkan, polisi dan tim inafis segera melakukan pengecekan secara menyeluruh. Tapi mereka tercengang karena tidak mendapati satupun korban jiwa yang ada disana. Salah satu polisi itu kemudian memberi kabar pada Saka seraya terus melakukan pemeriksaan cctv juga saksi yang kebetulan berada disekitar kejadian. Saka selalu mengupdate semua informasi yang dia dapat ke keluarga besar Arga dan Nasya. Dia yang pada awalnya mengantuk justru semakin merasa kantuknya hilang padahal dia sama sekali tidak tidur hampir dua hari ini. Saka menyuruh salah satu informannya untuk melacak keberadaan Arga dan Nasya. Sekarang dia hanya bisa berharap bahwa mereka dalam keadaan baik-baik saja. Sembari menunggu kabar, dia berusaha menghubungi pengacara dan pihak terkait perihal pengunduran jadwal konferensi pers. Hingga tak lama dia mendapat info dari informannya bahwa ditemukan jejak telapak kaki yang mengarah ke hutan. Saka menyuruh mereka untuk menyusuri seluruh hut
Saka yang sudah sampai dilokasi segera mendapat hasil pantauan orang suruhannya. Sedangkan tim medis stand by didalam mobil yang diparkir lumayan jauh dari tempat mereka berada. Setelah mendapat hasil pantauan, Saka segera memberikan instruksi pada orang-orangnya menenai strategi untuk mendekat gubuk itu. Saat Saka sedang memberikan instruksi tiba-tiba muncul mobil jeep hitam mendekat kearah gubuk dan seorang pria dengan topi, kacamata hitam dan masker turun dari mobil itu. Dia disambut oleh penjaga yang ada disana kemudian dipersilahkan masuk. "Sepertinya dia bosnya" ucap salah satu orang suruhannya."Iya sedari tadi tidak ada yang diperlakukan berbeda seperti itu" imbuh yang lainnya dengan suara lirih tapi masih bisa terdengar oleh yang lain. Dari postur tubuhnya, Saka mengenalnya dengan sangat baik. Orang yang sama dengan yang menyebarkan berita hoax mengenai Arga. Semua itu tidak luput dari bidikan kamera Saka sebagai salah satu bukti untuk menguatkan di pengadilan. Bahkan kaca
Dua jari berselang, Arga baru mendapat kabar dari pengacaranya bahwa berkas dinyatakan lengkap dan akan bergulir dipengadilan. "Selangkah lagi, tunggu kehancuranmu" ucapnya pada diri sendiri dengan mengembangkan senyum lebarnya. "Ada apa sayang?" tanya Nasya pada suaminya yang terlihat sumringah. Tanpa menjawab Arga langsung memeluk Nasya dari belakang dan menghirup aroma sabun yang menguar dari kulit halus istrinya yanf baru selesai mandi. "Kamu kenapa? Tiba-tiba senyum-senyum sendiri" tanya Nasya yang masih membiarkan suaminya terus menempel padanya bahkan setelah dia sampai dimeja rias. Arga menceritakan pada Nasya mengenai apa yang terjadi dengan berkas-berkas yang dia bawa dua hari yang lalu ke kantor polisi dan juga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi saat di persidangan. Nasya hanya mengangguk dan berharap semua yang dilakukan oleh suami beserta timnya tidak sia-sia dan hasilnya sesuai dengan yang mereka harapkan. Saat ini Arga dan Saka masih mendiskusikan hal-hal ya
Pagi harinya, dokter Philip datang dengan didampingi seorang dokter wanita membawa hasil lab darah Nasya. Setelah Nasya selesai diperiksa oleh Dokter Philip, dia diperkenalkan dengan dokter wanita yang ada disamping dokter Philip. "Perkenalkan, saya dokter Anita. Saya yang mulai sekarang akan memantau kesehatan Nyonya. Saya yang akan membacakan hasil lab darah Nyonya yang sudah dilakukan kemarin" ucapnya sambil membuka map. "Hasilnya adalah Selamat Nyonya anda sedang mengandung dengan usia kehamilan yang masih 2minggu" imbuhnya. Arga yang sedang memegang tangan Nasya langsung memeluk istrinya yang tidak bisa berkata-kata dan hanya menangis dipelukan suaminya. "Kamu hamil sayang. Kita berhasil" ucap Arga dengan sangat bahagia. Nasya hanya menangis, dia tidak menyangka akan hamil secepat ini ditengah masalah yang menimpa mereka. "Tolong dijaga ya Nyonya. Sementara ini, Nyonya jangan beraktifitas dulu, bedrest dulu, makan makanan yang sehat, sayuran hijau dan buah jangan lupa" dokte
"Bagaimana perasaan istri Bapak setelah mengetahui berita tentang mantan kekasih yang Bapak tinggalkan?" "Apakah Bapak berniat menikahinya segera dan menceraikan istri Bapak? atau Bapak mau menjadikannya istri kedua?" "Bukankah dulu Bapak pernah berjuang dihadapan keluarga memperjuangkan cinta kalian kenapa Bapak menyerah?" "Apakah istri Bapak adalah orang ketiga dalam hubungan Bapak dan mantan kekasih?" "Saat berada ditaman, bukankah Bapak dulu pernah meyakinkan mantan kekasih Bapak dengan berlutut bahwa akan menikahinya walau sudah tau dia hamil. Kenapa Bapak justru menelantarkannya?" Saka yang sudah geram berdiri kemudian berjalan kearah podium dan mengambil microphone dari depan Arga. "Sudah cukup. Sekarang saatnya mendengar penjelasan dari Bapak Arga. Terima kasih" ucapnya kemudian kembali kekursinya. Walau orang berpikir tidak sopan, dia tidak peduli. Dia sudah cukup geram dengan para wartawan ini karena mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan tema konferensi pers.
"Kurang ajar kamu Arga. Kamu sudah membuatku bangkrut dan sekarang kehilangan anakku Wiliam. KAMU SEMBUNYIKAN DIMANA DIA?" ucap Tuan Smith sesaat setelab telfonnya dijawab oleh Arga. "Bukan saya yang membuat anda bangkrut tapi anda sendirilah yang berulah dan untuk masalah Wiliam, tenang saja dia berada di tempat yang aman dan dalam keadaan sehat" ucap Arga kemudian menutup panggilan itu. "Bre***** kamu Arga" umpat Tuan Smith sambil memecahkan vas bunga yang ada dimeja kerjanya."ARGG" teriaknya nafasnyapun memburu. Dia tidak habis pikir, kenapa Wiliam nekat menyerang Arga tanpa persiapan apapun, entah apa yang sedang terjadi padanya. "BODOH" teriaknya lagi. Sementara Arga menghubungi Saka dan menanyakan keadaan Wiliam. Walau dalam penyekapan, Arga masih sedikit berbaik hati memberinya pengobatan juga makanan yang bisa dibilang sangat layak untuk seorang sandra. Pada jamuan makan malam bersama pengacara dan yang lainnya, Arga datang bersama Saka. Setelah memberi sambutan juga ucap
"Bos, bagaimana dengan Wiliam? Dia sudah sembuh dan beberapa kali mencoba untuk kabur" tanya Saka pada Arga yang sedang mengecek laporan dari bagian marketing. Arga meletakkan berkas dan kacamata yang bertengger dihidungnya kemudian berkata, "Ok. Nanti kita kesana. Kosongkan jadwalku setelah makan siang". "Siap. Aku akan menghubungi Max untuk mempersiapkan semuanya" ucap Saka kemudian meninggalkan ruangan Arga. Arga segera membereskan pekerjaannya hari itu agar bisa mengajak makan siang istrinya. "Baru dua jam kenapa aku sudah rindu pada istriku? Apa ini bawaan bayi?" gumamnya sambil mengutak-atik ponselnya untuk melakukan video call dengan istrinya. "Halo,sayang" ucapnya setelah panggilannya dijawab. "Ada apa sayang? Tumben jam segini udah telfon? Video call lagi" tanya Nasya yang sedang sibuk memakai skincare karena baru saja mandi. Entah kenapa semenjak hamil dia jadi merasa gampang berkeringat. "Pengen deket kamu terus" ucap Arga dengan nada mendayu yang dibuat-buat. "Hala