Indra menyunggingkan senyum lebar di wajahnya saat dia melihat istrinya yang cantik dan berperut buncit bergegas menyeret koper menuju ke arahnya. Dia segera menghampiri Thalita untuk menyambutnya dengan pelukan hangat. "Wah, tambah gede perut kamu, Cayangku! Apa kangen sama Daddy?" ujar Indra dengan jenaka seraya mengambil alih koper Thalita."Sugar Daddy, I miss you bingits!" sahut Thalita terkikik yang sontak mendapat cubitan di hidungnya. Dia lalu berjalan di sebelah suaminya yang berbodi kekar bak beruang kutub."Sama dong. Penerbangannya bikin capek nggak, Tha? Mendingan kamu istirahat dulu di hotel ya. Keluargaku sudah dateng sedari kemarin sih, tapi santai aja. Mereka lagi keliling Bali diantar sama sopirku kok!" jawab Indra lalu membukakan pintu mobil Honda Jazz merah miliknya.Mereka pun berkendara ke salah satu hotel bintang 5 yang ada di daerah Uluwatu, tak jauh dari komplek proyek resort yang sedang dikerjakan perusahaan Indra. "Mas Indra lebih seneng tinggal di Bali ap
"Baby, jangan grogi ya? Biasa aja nanti, mereka aman kok nggak gigit!" canda Indra untuk menenangkan Thalita yang nampak tegang turun ke lantai 1 dengan lift berdua bersamanya."Hu-um, Mas. Huft!" Thalita menarik napas dalam-dalam seraya melingkarkan tangannya di lengan Indra."TING." Pintu lift pun membuka dan mereka bergegas keluar karena ada tamu hotel yang ingin menggunakan lift juga.Di restoran hotel, keluarga Gustavo duduk sambil berbincang akrab di sebuah meja bundar dengan 10 kursi. Nyonya Theresa Gustavo yang pertama kali melihat kedatangan putera keduanya dengan Thalita. "Nah ... itu mereka, ayo kita sambut anggota baru keluarga Gustavo," ujarnya sembari bangkit dari kursi.Kakak Indra yaitu Adam dan adik perempuan bungsu mereka, Alesya menyambut Thalita dengan memeluknya bergantian sambil menyebut nama mereka. Diikuti papa mama Indra yang tak kalah ramah, mereka lalu mempersilakan pasangan suami istri muda itu duduk bersama.Waiter restoran hotel segera membawa menu makan
"Selamat datang di resort kami, Om dan Tante beserta keluarga!" sambut Brian dengan ramah serta sopan di restoran Terrace Paradiso Resort, Candi Dasa.Mama Indra yang memang berdarah Indonesia menjawab dengan simpatik, "Terima kasih, Brian. Dan salam kenal dari keluarga Gustavo. Resort yang kamu kerjakan sangat indah. Amazing!""Tante Theresa terlalu memuji, tapi terima kasih. Memang kru kami mengerjakannya dengan sepenuh hati agar para tamu terkesan ketika pertama kali melihat resort ini. Mari semuanya duduk di meja makan saja biar lebih nyaman ngobrolnya!" Brian mengantar rombongan keluarga besannya ke sebuah meja bundar berkursi 10 di restoran.Para staf restoran segera menghidangkan menu makan siang spesial yang telah dipesan oleh bos mereka sejak pagi tadi. Belasan piring keramik lebar berisi berbagai signature dish dari executive chef diletakkan di tengah meja makan. Semuanya nampak menggugah selera."Wah, kok repot-repot begini sih, Bang Brian!" ujar Indra tak enak hati. Dia ta
"Jadi kita akan menggelar soft opening bersama Mister Rodrigo tanggal dua puluh September. Tolong Hendrawan pastikan ke event organizer persiapan acara itu!" ujar Brian yang memimpin meeting managemen perusahaannya cabang Bali.Hendrawan menanggapi dengan siap sedia seperti biasanya. Namun, sebelum Brian melanjutkan membagi tugas ke anak buahnya yang lain, ponselnya di meja mendadak berbunyi nyaring. Dia pun melihat ID caller dan menghentikan rapat kerja tersebut. Ternyata Suzy yang meneleponnya."Halo, Suzy Sayang. Ada apa? Aku lagi rapat nih." Brian menanyakan kepentingan istrinya yang menelepon tiba-tiba.Suzy dengan sabar menjawab suaminya, "Halo, Mas Brian. Maaf ya kalau ngeganggu, tapi aku cuma mau ngingetin buat jemput aku di bandara siang ini. Nggak lupa 'kan?" "Astaga! Suz, sori banget ... aku sibuk banget sampai lupa sama sekali. Ini kamu ada di mana?" tanya Brian panik seraya menyugar rambut tebalnya."Apa aku naik taksi bandara aja ya, Mas?" tawar Suzy tak ingin manja dan
Brian membaca pesan terakhir dari Suzy yang mengatakan bahwa dia berada di daerah Sukowati. Perasaannya entah kenapa mendadak tidak nyaman, jantungnya berdebar tak menentu. Maka dia pun langsung menelepon nomor HP istrinya. Akan tetapi, ponsel Suzy tidak lagi aktif dan panggilan itu pun tidak tersambung."Hendrawan! Kamu ikut aku berangkat ke daerah Sukowati. Suzy tadi kirim posisi dia di map aplikasi taksi online. HP dia sudah nggak aktif sekarang!" Brian bertitah sembari naik lift untuk turun dari ruang meeting mess karyawan dengab asisten pribadinya.Bella yang mendengar sekilas perbincangan Brian dengan Hendrawan tersenyum sinis. Dia malah berharap Suzy dibawa kabur sopir taksi online. Di daerah pusat pariwisata hal seperti itu lumrah terjadi karena penumpang buta arah dan jalan.Sesampainya di parkiran mobil depan mess, Brian menyerahkan kunci Pajero Sport baru miliknya ke Hendrawan. "Kamu aja yang nyetir, Hen!" ucapnya lalu naik ke bangku samping sopir.Kedua pria tersebut berke
"TOK TOK TOK!" Ketokan jamak di pintu kamar tidur Robby yang terkunci dari dalam itu terdengar keras."Bli, buka pintunya cepat! Jangan perkosa wanita itu!" teriak Aris cemas di depan pintu ditemani oleh Brian dan Hendrawan.Sementara itu Robby yang sudah kesal karena hasratnya gagal tersalurkan. Suzy melawan terus hingga celana jins yang coba dia lucuti masih terpasang pada tempatnya. Akibatnya dia melakukan kekerasan fisik dengan menempeleng wanita cantik nan sexy itu beberapa kali."Tolong ... tolong!" jerit Suzy dengan suara parau akibat banyak menangis."Diam kamu! Bikin kesel aja sedari tadi, ngelawan melulu sih!" gerutu Robby masih berusaha membuka pakaian Suzy dengan menepis tangan wanita itu yang menghalanginya."Buka pintunya atau kudobrak sekarang juga!" ancam Brian dengan suara menggelegar terbakar emosi sembari menggedor-gedor pintu.Hendrawan yang ikut cemas dengan kondisi Suzy di dalam bersama penjahat kelamin pun berkata, "Pak, kita dobrak saja bertiga pasti bisa kebuk
"Wah, kamu cantik sekali, Suzy Sayang!" puji Brian saat dia masuk ke kamar mandi. Istrinya sedang menyelesaikan riasan wajahnya di depan cermin wastafel yang lebar.Gaun mermaid dress off shoulder warna hitam dengan aksen pita besar warna silver di bagian dada itu membalut tubuh berlekuk sexy itu dengan sempurna hingga menutupi mata kaki Suzy Malika. Sedangkan, rambut bergelombang sepunggung itu tergerai rapi dengan hiasan kristal Swarovski berkilauan di sisi kanan kepalanya yang menambah elegan tampilan suami Brian Teja Kusuma malam itu.Setelah selesai membubuhkan liptint merah coral di bibirnya, Suzy membalik badannya menghadap ke Brian dengan senyum manis berlesung pipit di pipinya. "Mas Brian juga ganteng banget pake tuxedo hitam ini. Dasinya kurapiin ya, Mas!" jawab Suzy lalu mulai mengetatkan simpul dasi warna silver yang memang senada dengan kostumnya. Outfit yang terkesan berpasangan itu memang sengaja dipilih oleh Brian dengan memesan khusus ke desainer lamgganannya yang te
"Ada apa kok keliatan panik begitu, Pak Brian?" tanya Hendrawan yang duduk di deretan bangku tamu paling belakang. "Hen, bantu aku cari si Suzy. Dia sudah hampir sejam nggak balik dari toilet. Btw, di mana aja toilet yang dibuka buat tamu?" ujar Brian berdiri berdekatan dengan Hendrawan. Mereka berdua pun berpencar mencari Suzy ke beberapa toilet yang dibuka untuk fasilitas tamu grand opening. Dengan handytalkie-nya Hendrawan menghubungi rekan-rekan panitia yang lain agar membantu mencari istri bosnya yang menghilang tiba-tiba.Sekalipun ada tulisan 'TOILET RUSAK!' di depan pintu toilet wanita, Brian tetap bersikeras memeriksa ke dalamnya. Dia berpikir jangan-jangan Suzy tidak membaca peringatan tersebut dan jadi terkunci di dalam salah satu bilik di situ."Suz ... Suzy, kamu di mana?!" teriak Brian saat memasuki salah satu toilet wanita yang ada di sisi sepi lantai lobi. "Mas Brian, apa itu kamu, Mas? Aku kekunci di dalam toilet sedari tadi. Mungkin pintunya rusak, coba deh Mas bu