Share

Lipstik

"Mas kotaknya!" teriakku pada mas Umair yang akan masuk ke rumah.

"Ntar aja, ini lebih penting!" balasnya sambil berlalu begitu saja.

Lagi-lagi aku dibuat heran dengan sikap suamiku itu. Apa pemikirannya berubah begitu cepat, yang tadinya menganggap kotak ini penting, dan sekarang dengan entengnya ia meninggalkannya begitu saja seperti tak takut jika diambil orang.

Dengan terpaksa aku pun membawa kotak tersebut masuk ke dalam rumah menyusul mas Umair. Namun, sesampainya aku di dalam tak ku temui sosok lelaki berstatus suamiku itu. Dimana mas Umair?

"Mas?" teriakku memanggil mas Umair guna memastikan keberadaannya.

"Mas Umair!" ku ulangi lagi karena belum terdengar respon dari si pemilik nama.

"Astagfirullah, kemana, sih, mas Umair!" gerutuku yang tak kunjung mendapat petunjuk. Secepat itukah suamiku itu menghilang, tapi kenapa harus menghilang? Sekalipun ia cerdas, ku pikir jika menghadapi penjahat pasti ia mampu menaklukkannya.

Tiba-tiba terdengar suara kran yang menyala dari a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status