Share

Surat dari Mama

Tapi yang mengganjal pikiran kami kenapa mama sampai hati ingin mengakhiri hidupnya? Padahal selama ini aku dan mas Umair tulus merawat mama. Sebaik mungkin kami berusaha memberikan fasilitas yang bagus untuk proses pemulihannya. Bahkan sampai kami menyewa seorang suster untuk merawatnya 24 jam agar kondisi mama benar-benar terpantau dengan baik.

‌Tiba-tiba ponselku berdering. Mengagetkanku dan mas Umair yang masih bergeming memandang tumpahan cairan pembersih lantai di kamar mandi.

"Suster Mita," kataku pada mas Umair saat ia tanya siapa yang meneleponku.

Gegas ku angkat telepon dari suster Mita dan tak lupa mengeraskan suaranya.

"Mbak, ibu kritis Mbak!" ucap suster Mita cepat yang membuatku melebarkan lagi mataku.

"Kita kesana!" tandas mas Umair lalu mematikan ponsel ditanganku dan menarikku segera keluar rumah.

Jarak rumah mama dan rumah sakit sebetulnya kurang dari setengah jam bisa kami tempuh. Tetapi dalam keadaan genting seperti ini mendadak perjalanan terasa amat lama.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status