Hola, kakak2 reader. Harga koin per bab ditentukan dari jumlah kata, ya ... jadi misal bab harganya lebih dari 13 koin, artinya jumlah jata lebih banyak. Terima kasih🫰🏾
Ivanna’s PoV Aku sudah menunggu di tempat yang telah pria itu janjikan. Meski belum pernah bertemu dengannya secara langsung, tetapi aku merasa yakin kalau apa yang kulakukan kali ini adalah tindakan yang benar.Aku melakukannya bukan lantaran membenci Jax atau dendam karena sikap ikut campurnya yang membuatku harus bertahan dengan Damon sedikit lebih lama dan makin menyakitiku, melainkan karena memang tak boleh ada keburukan yang terjadi di sekitarku. Sebenarnya aku pun bertanya pada diri sendiri, apa yang mendasari tindakanku kali ini? Aku sudah memecat Jax, bukankah masalah selesai? Tentu saja, seharusnya memang begitu. Namun, sayangnya, tidak semudah itu jika yang ada dalam hatiku justru sebaliknya. Entah mengapa, beberapa hari terakhir tanpa Jax rasanya seperti ... aneh. Bahkan seperti malam tadi, aku terbangun karena merasa ada seseorang yang tengah memerhatikanku di dalam kamar. Ketika kubuka mata, lamat-lamat kulihat bayangan pria yang tak asing tengah duduk di bingkai jend
Jax’s PoV Siapa pria yang selalu bersama dengan Ivanna? Apakah itu kekasih barunya? Mengapa dadaku terasa sesak melihat kebersamaan mereka? Aku tidak suka pria itu terus mengekor ke mana pun Ivanna pergi. Ia pasti tidak kalah berbahaya dibanding Damon. Aku sepertinya bisa mencium gelagat tidak baik dari pria berambut legam itu. Bahkan dari bola matanya yang sewarna batang pohon oak, menyimpan sesuatu yang pastinya tidak Ivanna sadari. Aku mungkin tampak seperti berasumsi, tak bisa membuktikannya, tetapi itulah yang terlihat di mataku. Akan kubuktikan bahwa pria baru itu pasti memiliki tujuan tidak baik terhadapnya. Lagi pula, aku berencana untuk berhenti menyelidiki Damon, tidak lagi berada di sekitar Ivanna membuatku merasa gusar seharian dan apa yang sebelumnya membuatku bersemangat, kini tidak ada lagi. Untuk apa aku mencari tahu tentang Damon, kalau ia tidak lagi mengganggu Ivanna? Dan aku pun tidak lagi menjadi penjaga gadis itu? Sejak Ivanna memberhentikanku dari pekerjaan s
Ivanna’s PoV Di mana pria itu? Aku sudah menunggu hampir satu jam dan ia tidak juga menunjukkan batang hidungnya. Apakah ia tidak tahu masih banyak hal yang harus kuurus? Aku dan Kay harus menyiapkan beberapa hal untuk pernikahan kami. Ia telah melamarku dan kurasa tak ada salahnya menerimanya setelah kebersamaan kami sebagai teman dekat selama beberapa lama. Sejujurnya aku lebih mengenal Kay ketimbang Damon, itu sebabnya, wajar jika Damon masih bisa membohongiku sementara selama aku bersama Kay, ia tak pernah sekali pun berdusta. Atau mungkin pernah, hanya saja aku tidak tahu. Entahlah. Aku tak bisa menunggu lagi. Aku bangkit dari kursiku dan hendak pergi, tetapi tangan kokoh mencekal lenganku dan membuat niatku terhenti. Aku menoleh sejenak demi memastikan siapa yang telah berani menghalangi langkahku kali ini. Mungkin pria jam karet yang sudah membuatku menunggu begini lama. Jika benar, kupastikan ia tidak akan pernah lupa bahwa aku tidak suka menunggu. “Kay? Apa yang kau lakuka
Jax’s PoVAku menghempaskan tubuh yang sudah penat ke atas sofa dan memijit kening. Aku seharusnya tak akan merasakan apa yang manusia lain rasakan, karena aku berbeda.Mungkin aku belum mengatakan secara gamblang bahwa diriku memang bukan manusia, seperti yang mungkin dipikirkan oleh Ivanna. Namun, aku tak ingin ia tahu kenyataan ini. Terlebih mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi.Seperti yang Ayden katakan, ia mungkin sudah sangat membenciku dengan berbagai alasan yang ia miliki.Salah seorang pelayan datang dan menyerahkan peralatan suntik serta serum yang memang menjadi kebiasaan kami melakukannya. Aku, juga seluruh anggota klan. Ayden adalah salah satunya.Kami memang tidak melakukan apa yang biasa dilakukan ras kami pada umumnya, karena itu akan merusak tatanan kehidupan dan menjadikan kami layaknya monster atau penyakit. Aku tidak ingin hal semacam itu terjadi meski sudah terjadi.Masih banyak di antara kami yang melakukan hal itu karena kepuasan yang mereka ing
Ivanna’s PoV Jax membawaku menuju ke sebuah bangunan megah yang tidak kuketahui tempat apa itu sebenarnya. Aku tak banyak tahu dan tidak pernah ikut dengan Damon ke mana pun ia pergi. Sangat jarang, jika boleh kukatakan. Dan saat mendengar jawabannya bahwa tempat itu adalah kantor Damon, aku ingin sekali melarikan diri. Tidak seperti ini yang kubayangkan mengenai perkataannya. Memberi pelajaran yang Jax maksudkan kupikir dengan mengempiskan ban mobilnya dan mobil Tatiana yang kini terparkir bersebelahan. Namun, ternyata tidak.Ia masih terus melangkah melewati dua mobil yang berbaris mesra di tempatnya. Saat aku mendekat, tampak jelas debu yang cukup tebal pada mobil milik Tatiana. “Dasar pelacur!” DUAGH! Kutendang ban mobil milik perempuan itu sebelum kemudian kulakukan apa yang ada di kepalaku. Aku merogoh saku celanaku, benda itu masih berada di sana. Sebuah pisau lipat yang selalu kubawa ke mana pun untuk melindungi diri, kini kutancapkan pada masing-masing ban mobil yang ad
Jax’s PoV Aku masih memandangi seraut wajah cantik di hadapanku tanpa terpejam sesaat pun. Aku memang tak pernah tidur dan itu menjadi kesempatanku untuk menikmati kecantikan gadis ini, meski hampir setiap hari aku selalu melakukannya—menyelinap masuk ke rumahnya dan memandanginya saat ia terlelap di kamarnya. Seperti saat ini, Ivanna masih pulas setelah apa yang kami lakukan semalam. Akhirnya aku—yang entah terpengaruh setan apa—melakukan apa yang menjadi fantasiku sejak lama; aku bercinta dengannya.Meski aku tak tahu apakah ia melakukannya atas dasar sukarela dan dengan penuh perasaan sepertiku, ataukah hanya sekadar meluapkan nafsu yang tak pernah tersalurkan selama ini, yang pasti aku menikmatinya. Aku membelai wajah cantiknya. Tanpa polesan make-up dan wajah teler karena alkohol pun ia sangat menawan. Ada banyak hal yang ia tidak ketahui, dan aku belum siap untuk mengatakan padanya. Namun, setidaknya setelah hari ini, aku bisa mengungkapkan segalanya secara perlahan. Salah sa
Ivanna’s PoVAku tak tahu berapa lama berada di tempat yang tak kukenal. Saat terbangun, Kay dan Bri ada di sampingku dan menghambur seolah telah terjadi sesuatu padaku. Aku hanya tidur, kan? Tidak terjadi apa pun dan aku pun tak merasa seperti telah terjadi sesuatu, kecuali kepala yang berdenyut dan kali ini lebih menyakitkan dibanding biasanya.Aku juga tak bisa menggerakkan tubuhku. Ada nyeri di lengan dan kakiku yang membuatku memilih untuk menyerah dan hanya mampu menarik napas dalam.“Jax ...” Aku tak mengerti mengapa nama itu yang justru keluar dari mulutku. Mungkin karena aku tahu pria itu tak ada di ruangan ini, sementara hal terakhir yang terekam oleh memoriku adalah aku tengah bersama Jax. Aku bercinta dengannya. Lalu di mana pria itu? Apakah ia sedang berada di suatu tempat?Aku kembali memanggil nama pria itu. “Di mana Jax?”Aku baru sadar kalau ada selang oksigen dan jarum infus yang menancap di tanganku.“Tak perlu menanyakan pria brengsek itu, aku sudah mengusirnya! Di
Ivanna’s PoVPagi ini kabarnya dokter akan memberikan hasil tes dan biopsi. Entah mengapa aku harus menjalani serangkaian tes. Bukankah aku hanya mengalami kecelakaan dan tak ada hubungannya dengan kesehatanku atau lainnya?Aku merasa baik-baik saja selama ini dan tak mengeluhkan apa pun selain nyeri di kepala yang kerap terjadi. Namun, ya, aku baik-baik saja.Sayangnya, Bri dan Kay tidak sependapat denganku. Mereka tampak cemas saat dokter masuk ke ruanganku dan membacakan hasil dari tes apa pun itu. Dan kenyataan yang kudengar membuat duniaku seakan runtuh di bawah kakiku.Aku tak menyangka bahwa penyakit yang ibu derita ternyata juga harus kualami sekarang. Kanker darah dan harus menjalani kemoterapi satu hingga dua kali dalam sepekan rasanya melelahkan. Aku pernah mendampingi ibu pada masa itu dan aku tahu bagaimana ibu yang begitu lelah dan pada akhirnya menyerah.“Kami bisa menjadwalkan kemoterapi mulai sekarang, agar sel-sel kanker tidak makin menyebar,” ucap dokter yang baru b