"apa aku bisa melanjutkannya" bisik Alex
"Hm" sahut Vania sambil menganggukkan kepala
Alex perlahan menggegerkan pinggulnya maju mundur dengan lembut, agar Vania tidak merasa kesakit. Ia juga meremas kedua gunung kembar milik Vania untuk memberikan rangsangan pada wanita cantik itu.
"AW...AW..." Desah itu tidak berhenti ke luar dari mulut Vania saat Alex semakin melajukan pinggulnya maju mundur. Rasa sakit dan pedih yang ia rasakan tadi, kini digantikan rasa nikmat yang luar bisa yang belum pernah ia rasakan selama hidupnya.
"Sebut namaku sayang" erang Alex
"Om Alex" desah Vania yang membuat Alex semakin bergairah dan mendekati kenikmatannya
"Om, stop. Aku mau kencing" ucap Vania saat merasakan sesuatu yang aneh
"Keluarkan saja sayang" sahut Alex sambil melanjutkan gerakan pinggulnya
"Ow...." Jerit kenikmatan Vania setelah mencapai surga dunia yang sesungguhnya. Begitu juga dengan Alex. Keduanya sama-sama mencapai k
Satu hari penuh, Alex dan Vania hanya berdiam diri di apartemen. Tubuh Vania yang terasa lelah karena melakukan pertandingan bola hingga tiga kali gol, membuat ia tida ingin melakukan apapun, ia hanya berbaring di atas tempat tidur, sedangkan Alex berbaring di sampingnya sambil memainkan laptop untuk menyelesaikan tugasnya yang terbengkalai tadi malam."Apa rasanya sakit sekali ?" Tanya Alex."Hm...." Sahut singkat Vania. Ia benar-benar merasa pedih dan sakit di bagian pangkal kedua pahanya. Tentu saja ia merasa seperti itu, karena ini pertama kalinya ia melakukan hubungan suami istri dan yang parahnya lagi, ia langsung melakukannya sampai tiga kali dalam waktu enam jam."Maafkan Abang ya ?" Suara Alex terdengar berat, wajahnya menunjukkan merasa bersalah dan menyesal. Ia tidak bermaksud untuk melakukan sampai sebabnya itu, tetapi ia tidak sanggup menahan godaan Vania, sehingga ia menurutinya dan melakukannya sampai berkali-kali."Enggak apa-apa Aba
Sepanjang malam, Alex hanya bisa menelan salivanya melihat paha mulus Vania yang terpampang sempurna di hadapannya. Wanita cantik itu sedang tertidur pulas di atas tempat tidur di samping Alex.Hal yang harus Alex lakukan adalah masuk ke dalam kamar mandi untuk menjinakkan ular kopra miliknya dengan sabun. Alex tidak tega untuk menyentuh Vania karena ucapan adiknya Ririn.Sebelum memejamkan mata untuk menjemput mimpi indah, Alex terlebih dahulu mengecup kening Vania dengan lembut. Saat ia membuka mata di pagi hari, Vania sudah tidak ada lagi di sampingnya. Alex bergegas ke luar dari kamar untuk mencari Vania, tetapi saat ia menjulurkan kepalanya dari pintu, Indra penciumannya merasakan aroma yang dulu sering ia cium sewaktu bersama istrinya."Abang sudah bangun" ucap Vania yang baru muncul dari dapur sambil membawa dua piring berisi nasi goreng yang di hiasi dengan sayur selada, timun, dan tomat."Sudah, Abang tadi mau mencari kamu" jawab Alex sambi
"enggak Abang, Vania ingat kok. Hanya saja Vania berpikir, kita akan pergi setelah Abang pulang dari kantor" jawab Vania."Terlalu lama, Abang sudah enggak sabar lagi" ucap Alex "sekarang kamu siap-siap. Setelah itu kita berangkat" lanjutnya."Oke Abang" Vania melangkah masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap. Saat pintu kamar terbuka, Vania mengerutkan kening melihat sebuah gaun berwarna biru terletak di atas tempat tidur. Vania melangkah mendekati ranjang dan meraih gaun itu."Ini baju siapa ? Apa ini untuk aku ?" Tanya Vania kepada dirinya sendiri"Ah, lebih baik tanya Abang dulu" lanjutnya sambil melangkah ke luar dari kamar untuk bertanya kepada Alex"Abang, ini gaun siapa ?" Tanya Vania"Oh iya, Abang lupa memberitahu kamu. Itu gaun untuk kamu, Abang mau kamu pakai gaun itu" jawab Alex. Ia sengaja membeli gaun untuk Vania. Karena Alex ingin Vania terlihat cantik dan anggun."Ow... Abang kenapa harus beli gaun lagi ?
Alex, Vania dan Felicia berbincang-bincang di ruang tamu sambil menikmati minuman dingin dan cemilan kering. Sebelum Felicia banyak bertanya kepada Vania, Alex sudah terlebih dahulu membuka mulut. Ia mengatakan kepada Felicia bahwa mereka baru 6 bulan menjalin hubungan. Pria tampan itu juga, berkata jujur tentang status Vania, ia mengatakan kalau Vania berasal dari desa dan saat ini tinggal di apartemen yang di belinya dua tahun yang lalu. Alex juga mengatakan kalau Vania saat ini masih kuliah."Kapan kalian rencananya kalian akan menikah ?" Ucap FeliciaHehehe Vania terkekeh "Vania masih kuliah Tante" jawab Vania sambil tersenyum malu-malu."Jika kamu menikah dengan Alex, kamu tidak perlu bekerja Vania. Alex sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup kamu" protes Felicia. Tentu saja Alex bisa memenuhi kebutuhan Vania, sebab Alex bergelimang harta, bahkan tujuh keturunan tidak akan habis."Iya Tante. Tapi aku harus menyelesaikan kuliahku dulu Tante" ucap Vani
Satu minggu telah berlalu, di mana satu minggu ini Alex jarang menemui Vania, ia merasa bersalah karena telah memberikan harapan palsu kepada wanita cantik itu. Jauh di dalam lubuk hatinya yang paling terdalam, ia benar-benar ingin menjadikan Vania sebagai teman hidupnya.”apa yang harus aku lakukan ?” ucap Alex kepada dirinya sendiri. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju kantor. Sebenarnya ia ingin menemui Vania terlebih dahulu, tetapi Alex mengurungkan niaatnya karena binggung harus mengatakan apa kepada Vania. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, kalau putrinya tidak mengizinkannya untuk menikah. Tentu hal itu akan membuat Vania sedih dan kecewa.Ting-nong ting-nong suara nyaring ponsel Alex. Ia baru saja memikirkan Vania dan sekarang nama wanita cantik itu muncul di layar ponselnya“hallo sayang” ucap Alex setelah mengusap layar ponselnya“abang di
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, tetapi Alex belum bisa memejamkan mata. Pria tampan itu sedang asik melihat wajah wanita cantik yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Ia menyisikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah mulus Vania. Sentuhan lembut tangannya membuat wanita cantik itu terbangun dari tidurnya."Abang belum tidur" ucap Vania sambil membuka mata dengan malas"Ini abang mau tidur. Kamu kenapa bangun sayang ?" Sahut Alex sambil balik bertanya kepada Vania"Vania mau ke kamar mandi abang" jawabnya sambil menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi.Hanya butuh waktu 5 menit, Vania sudah ke luar dari kamar mandi. Ia melihat Alex sedang duduk di sofa sambil memandang kolam renang yang berada tepat di bawah apartemennya. Vania melangkah menghampiri pria tampan itu sambil berkata "Abang kenapa belum tidur ?""Hm...kamu sudah selesai dari kamar mandinya ?" Bukannya menjawab p
Tepat pukul lima sore, Alex sudah tiba di apartemen milik Vania. Saat ia tiba di sana, ruangan yang cukup luas itu terasa sepi karena Vania belum kembali dari kampus. Alex meraih ponsel dari saku celana, lalu menghubungi Vania.Tu....tu....tu.... Suara telepon terhubung"Iya abang" suara lembut dari seberang sana"Kamu sudah di mana sayang ?" Tanya Alex"Ini sudah di depan pintu"Alex memutar kepala untuk melihat ke arah pintu, dan benar saja wanita cantik itu sudah berdiri di bibir pintu sambil tersenyum manis kepadanya. Alex melangkah mendekati Vania, lalu mengangkat tangan untuk menjepit hidung mancung sugar baby-nya itu "dasar nakal" ucapnya"AW..." Jerit Vania "sakit abang" lanjutnya sambil menyentuh hidungnya"Lagian sih, sudah di depan pintu telepon abang masih saja diangkat" ucap Alex. Ia melingkarkan tangan kanannya di pinggang Vania, lalu menuntunnya melangkah hingga ke sofa.Hehehe Vania terkekeh mendengar ucap
Dengan terpaksa Vania melangkah mengikuti Alex masuk ke dalam rumah. Ia melangkah sambil menundukkan kepala. Jantungnya tidak berhenti memompa apa lagi saat telinganya mendengar suara Felicia menyambut kedatangan mereka.Vania menegakkan kepala dan tersenyum kepada orang yang ada di sana, sambil menjabat tangan Felicia "apa kabar Tante ?" sapa Vania"Baik sayang" jawab Felicia "kamu bagaimana ?" Lanjutnya"Saya baik Tante" jawab Vania sambil melepas jabat tangannya dari Felicia. Setelah itu ia beralih untuk menjabat tangan wanita yang duduk di samping Felicia."Saya Vania Tante" ucapnya untuk memperkenalkan dirinya"Ya, saya sudah tahu" jawab Donna "kita kan sudah pernah bertemu waktu itu" lanjutnya sambil tersenyum seribu artiVania memperhatikan wajah Donna dan berusaha mengingat, di mana dan kapan mereka bertemu. Hanya butuh 1 satu menit untuk ia mengingatnya "oh iya Tante. Vania ingat" ucapnya sambil tersenyum"Baguslah" sah