Mark memberhentikan mobilnya di depan sebuah gerbang kampus.
Ia baru saja sampai di tempat Clara hendak kuliah. Setelah pemikiran yang begitu panjang, Clara akhirnya memutuskan untuk memasuki perkuliahan jurusan memasak.
Ia ingin menjadi seorang koki handal dan membangun sebuah restoran. Apalagi Mark yang menawarkan beasiswa padanya. Tentu saja dengan senang hati ia menerimanya.
Dan sekarang, Clara sudah berhasil masuk ke sebuah sekolah khusus memasak. Satu tekatnya, ia tak akan sia-siakan kesempatan tersebut.
Satu langkah lagi mimpinya akan menjadi kenyataan.
Dan untuk cari aman, ia harus menuruti apa yang daddy nya ini katakan. Setidaknya pria ini tak akan melapor pada maminya dan memaksanya untuk kembali ke Indonesia.
Ia cinta negara kelahirannya. Ia suka negara Indonesia, namun ada hal yang harus ia kejar di sini. Bukannya di negaranya sendiri tak ada sekolah khusus me
"Da...daddy..?" Clara menghampiri Mark dengan sedikit gugup."Kau kenapa? Apa yang terjadi? Kenapa ini berserakan?"Clara menatap Harry cemas."Clara tak sengaja menabrak temanku yang sedang membawa itu.." Harry memberikan keterangan sambil menunjuk pecahan di lantai serta beberapa bahan yang ikut berserakan.Mark menatap Clara dengan tatapan yang sulit orang pahami namun Clara mengerti arti tatapan itu.Mati lo Clara. Ucap Clara dalam hati."Da..daddy, aku tak sengaja. Aku..""Nicole, aku minta maaf atas kekacauan ini.." Mark menatap Nicole yang juga menatapnya.Nicole lalu menatap Clara yang ketakutan."Tak apa Mark. Biar aku atasi.." jawab Nicole.Mark mengangguk. Ia lalu menatap Clara, "kita pulang. Dua hari lagi kau baru bisa masuk di sini.." ucap Mark.Clara hanya menunduk lalu menga
Malam Ini Suasana di apartemen Mark belum stabil seperti biasanya. Karena sejak pulang dari kampus tadi, baik Clara maupun Mark sama-sama memilih untuk masuk ke dalam kamar masing-masing.Kalian tahu? betapa kesalnya Clara karena sifat Mark yang terlalu diktator padanya.Mungkin sebenarnya maksud Daddy pada dirinya itu baik, yaitu untuk menjaganya. tapi jangan terlalu berlebihan karena Ia tak pernah menyukai orang yang melarang dirinya untuk berteman dengan siapapun.Ditambah lagi maminya sendiri juga mendukung dirinya untuk mencari teman sebanyak-banyaknya di sini.setidaknya jika nanti ia tersesat di sini, teman-temannya bisa membantunya.Ya walaupun sebenarnya Mark juga bisa melakukan itu. Dan tentu saja jika ia menelepon dalam keadaan tersesat sudah pasti Ayah tirinya itu akan mencarinya.secara Ia tahu Mark banyak memiliki anak buah yang bisa ia perintah.Namun Entah kenapa, kejadian tadi Berhasil membuatn
Pagi yang cerah di ibukota Jakarta.*****"Lauren!!" suara teriakan seseorang berhasil mengagetkan Lauren yang saat itu sedang bermenung.Wanita itu langsung melirik ke arah si pemilik suara.Tika lah pemiliknya. Wanita super lajang bersuara cempreng namun cantik. Tika bukannya tak ada yang mau, wanita itu hanya malas menjalin hubungan terikat, alhasil ia lebih memilih berkencan satu malam jika ia sedang ingin memuaskan diri.Murahan memang. Tapi Tika tak pernah kesal jika Lauren mengatainya murahan. Karena ia sendiri juga seperti itu.Lihat saja contohnya...Belum sah Mark menjadi suaminya, ia sudah bercinta panas dengan Mark.Karena itu, kata 'murahan' tak terlalu tabu lagi untuk mereka.Tika sampai di hadapan Lauren. Ia menatap wajah Lauren yang nampak sedikit tak terawat."Lo kenapa?" tanya Tika khawatir.Lauren menghela nafas panjang, "Gue kangen mereka.." gumam Lauren.Tika ta
Musim dingin belum mencapai puncaknya, namun hawa dingin menusuk tulang sudah sangat terasa oleh Clara.Ia merapatkan jaket tebalnya semakin erat. Walaupun ia sudah mengenakan hot pack di tubuhnya, semua tetap terasa dingin.Mungkin karena ia belum terlalu banyak bergerak. Pasalnya ia baru saja keluar rumah.Hot pack akan terasa panas apa bila pemakainya sudah banyak bergerak. Karena itu hot pack miliknya belum terasa panas karena memang ia baru saja mengenakannya dan ia belum terlalu lama bergerak.Clara menatap ke belakang. Mark belum juga keluar dari pintu utama Apartemen. padahal ini hari pertamanya masuk kuliah.Ia meraih ponselnya lalu mencoba menghubungi Mark.Tak terlalu lama nada dering menemani, suara Mark langsung terdengar."Aku terlambat!" ucap Clara cepat dan kembali mematikan ponselnya."Kau bisa menelpon dengan baik?" suara tebal Mark mengintrupsi di belakang Clara.Clara terkejut
Clara sampai di kampusnya. Ia masih merasa linglung dengan kejadian yang baru saja ia alami. Bagian bawahnya masih terasa ngilu dan basah. Dan tentu saja ini semua karena ulah daddy tirinya itu.Secara perlahan Clara memutar tubuhnya ke belakang dan menatap Mobil Mark yang masih ada di sana. Tak selang berapa lama, Mark turun dari mobil dengan penampilan yang begitu sempurna.Seketika otak Clara kembali mengingat apa yang terjadi dengannya tadi di mobil.******"Mendesahlah Kitty.." bisik Mark lembut.Clara menutup mulutnya kewalahan menahan desahan saat jemari Mark menggelitik bagian bawahnya. Bahkan Mark dengan gampangnya menurunkan sedikit celana jeans yang Clara kenakan untuk akses tangannya masuk."Kau sudah sangat basah.."Clara menggeleng kuat. Tubuhnya berkhianat padanya. Harusnya ia berontak karena Mark adalah daddynya. Suami dari maminya, tapi... Tapi kenapa tubuhnya jadi penghianat seperti ini.Mark kembali pad
"Clara.. Akhirnya aku bertemu denganmu lagi.."Clara menatap Harry yang duduk di sebelahnya. Siang ini Clara baru saja mendapatkan tugas dari salah satu dosen bernama Lucia. Ia diminta untuk membuat salah satu makanan terkenal di Indonesia.Sebenarnya bukan dirinya saja yang mendapatkan tugas tersebut, melainkan semua mahasiswa di kelas yang berjumlah lima belas orang.Jangan tanyakan kenapa jumlahnya sangat sedikit. Kampus tempat ia belajar sekarang memang tak menerima banyak mahasiswa. Pasalnya mereka ingin melahirkan chef chef terhandal bukan orang yang ahli dalam teori.Dan untuk kelasnya, ada sekitar dua belas orang yang berasal dari luar Amerika.Ada Jepang, Korea, Singapura, LA dan lain-lainnya. Bahkan dari Afrika juga ada. Karena itu Lucia memutuskan untuk memberi mereka tugas yaitu membuat makanan ternama atau makanan khas dari masing-masing negara.Dan Clara masi
Clara kini sudah berdiri di depan jurusan Seni. Ia baru saja diantar oleh Harry dan kini pria itu sudah menghilang dari hadapannya."Clara Aku ada urusan, dan mungkin akan makan waktu cukup lama. Tugasku sampai di sini mengantarkanmu dan kau harus berjuang sendiri mencari Jun.."itulah pesan Harry pada Clara saat Gadis itu ditinggalkan di depan gedung seni rupa.Pantas saja Clara tak tahu jika kampus tersebut mempunyai bidang lain, ternyata alasannya adalah karena bidang masak-memasak terletak cukup jauh dari gedung jurusan yang lain.Entah apa alasan arsitekturnya memposisikan seperti ini, yang jelas ini terlihat cukup aneh di mata Clara.Tapi ya sudahlah. Ia juga tak mau ambil pusing.Lagian kehadirannya di sini juga hanya untuk meminta maaf secara langsung pada Jun. Ia merasa bersalah pada pria tersebut.Dengan mer
"Ha...hai..kau masih ingat aku?" Clara berjongkok di samping Jun.Dengas serius Jun menatap Clara. Ia mencoba mengingat siapa gadis yang saat ini sedang ada bersamanya.Namun saat Jun sudah ingat, ia seketika berdecak malas."Kau lagi.." ucapnya dan kembali tidur.Melihat respon Jun padanya, Clara hanya bisa tersenyum."Aku kesini hanya untuk minta maaf soal kejadian beberapa hari yang lalu. Aku tak sengaja menabrakmu. Dan aku juga menyesal."Jun membuka matanya kembali. Namun masih belum mau melihat Clara."Dari mana kau tahu aku di sini?" tanya Jun dingin.Clara menggigit bibir bawahnya, "Aku... Aku tahu dari...""Harry?" tebak Jun sendiri.Clara mengangguk cepat…Lagi-lagi Jun berdecak. Kali ini jenis decakannya adalah decakan kesal. Ia tak menyangka Harry dalang dari semua